Pengertian Instrumen Penelitian, Bentuk, dan Contohnya

Diposting pada

Instrumen Penelitian

Dalam melakukan arti penelitian membuat instrumen merupakan hal yang penting bagi seseorang guna untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan, khususnya menjawab pertanyaan berdasarkan topik penelitian. Oleh karena itulah terdapat berbagai macam instrumen mengacu pada berbagai metode penelitian yang digunakan seorang peneliti guna untuk pengumpulkan data dari responden penelitian.

Tanpa materi instrumen penelitian maka jenis data penelitian tidak akan mungkin bisa didapatkan dan dilakukan analisis dengan mudah. Istilah data ini sendiri mengacu pada semua bentuk informasi yang peneliti peroleh dari partisipan penelitian. Oleh karena itulah hal ini menegaskan bahwa data merujuk pada fakta, pengamatan atau fakta apa pun yang berkaitan dengan subjek penelitian.

Intrumen Penelitian

Instrumen menjadi istilah umum yang digunakan peneliti untuk perangkat pengukuran dalam penelitian berupa survei, tes, kuesioner, dan lain-lain. Adapun untuk membantu membedakan antara instrumen penilain, penelitian, dan instrumentasi, maka usahakan pertimbangkan bahwa instrumen adalah perangkat dan instrumentasi adalah tindakan yang berupa proses pengembangan, pengujian, dan penggunaan perangkat.

Instrumen penelitian dibedakan ke dalam dua kategori besar, yaitu instrumen yang dilengkapi oleh peneliti (researcher completed instruments) dan instrumen yang dilengkapi oleh subjek penelitian (subject completed instruments). Peneliti memilih jenis instrumen, atau instrumen apa, untuk digunakan berdasarkan pertanyaan penelitian.

Tabel berikut ini menunjukkan perbedaan antara kedua kategori tersebut:

Pengertian Instrumen Penelitian

Pengertian Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah serangkaian alat pengukuran yang berbentuk kuesioner atau skala dibuat dan dirancang dalam mendapatkan data-data tentang topik yang menarik dari subjek sebuah penelitian yang dilakukan oleh si peneliti.

Pengertian Instrumen Penelitian Menurut Para Ahli

Adapun definisi instrumen penelitian menurut para ahli, antara lain:

  1. Suharsimi Arikunto

Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat bantu yang dipilih serta dipakai oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan penelitian menjadi sistematis (tersencana) dan akan dipermudah olehnya.

  1. Ibnu Hajar

Instrumen penelitian ialah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variabel penelitian yang berkarakter dan objektif. Adapun untuk jenis data yang dimaksud antara lain:

  1. Data Kuantitatif, yaitu jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas yang dapat dihitung atau disimbolkan dengan ukuran-ukuran kuantitas.
  2. Data Kualitatif, yaitu jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas seperti sangat baik, baik, sedang, cukup, kurang dan lain-lain.
  3. Data nominaldata ordinaldata interval , dan data rasio.
  4. Data primer atau data sekunder.
  1. Suryabrata (2008)

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam dalam proses melakukan riset, sehingga pada umumnya secara penelitian kuantitatif alat ini menjadi aktivitas atribut-atribut psikologis.

Atibut-atribut psikologis tersebut secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Lebih jauh, dikatakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya ialah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya ialah pernyataan.

  1. Notoatmodjo (2010)

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk teknik pengumpulan data. Sehingga instrumen penelitian bisa berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.

Bentuk Instrumen Penelitian

Berikut ini bermacam-macam bentuk instrumen penelitian, diantaranya:

  1. Kuesioner

Kuisioner adalah instrumen berbentuk daftar pertanyaan yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dari responden. Kuesioner terdiri dari serangkaian pertanyaan baik yang terstruktur dan tidak terstruktur.

Kuesioner yang salah akan menyebabkan hasil penelitian juga salah. Oleh karena itu, kuesioner yang dirancang harus valid, reliabel, dan tidak boleh palsu sehingga data yang dikumpulkan nantinya dapat memvalidasi penelitian.

Setidaknya terdapat beberapa karakteristik kuesioner yang baik, yaitu;

  1. Pertanyaan tidak boleh ambigu. Hal ini setidaknya menyiratkan bahwa harus mampu hanya satu interpretasi.
  2. Pertanyaan harus mudah dipahami.
  3. Pertanyaan harus mampu memiliki jawaban yang tepat.
  4. Pertanyaan tidak boleh mengandung kata-kata yang tidak jelas artinya.
  5. Pertanyaan seharusnya tidak memerlukan perhitungan yang ketat.
  6. Pertanyaan seharusnya tidak mengharuskan responden untuk memutuskan klasifikasi.
  7. Pertanyaan tidak boleh dalam bentuk sedemikian rupa sehingga jawaban akan bias.
  8. Kuisioner tidak boleh terlalu panjang.
  9. Seharusnya tidak terlalu bertele-tele.
  10. Kuesioner harus mencakup objek penelitian yang tepat dari penyelidikan.

Disisi lain, penggunaan kuisioner memiliki banyak kelebihan yang dijamin anonimitas respondennya. Alasannya karena mampu memfasilitasi pengumpulan sejumlah besar data dalam periode yang relatif singkat dan murah untuk dikelola.

Akan tetapi, kelemahan utama dari metode ini adalah bahwa beberapa pertanyaan yang membingungkan dan menyesatkan tidak dapat diklarifikasi karena peneliti mungkin tidak ada di sana untuk menjelaskan pertanyaan, dan juga, kadang-kadang, pertanyaan tersebut mungkin tidak mudah dipahami oleh individu yang buta huruf, dengan demikian, metode ini terbatas hanya untuk responden yang berpendidikan.

  1. Wawancara

Wawancara adalah instrumen pengukuran atau yang dikenal sebagai kuesioner lisan. Alasannya karena alat penelitian melibatkan proses di mana peneliti mengumpulkan informasi dari responden melalui interaksi verbal. Sehingga seorang peneliti sebelumnya akan menyiapkan daftar tabel pertanyaan terstruktur yang berkaitan dengan penelitian sebelum bertemu responden untuk pendapat mereka tentang suatu hal.

Peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden dan jawabannya dicatat oleh peneliti. Bahan-bahan yang dapat digunakan selama melakukan berbagai jenis wawancara termasuk tape recorder, kertas dan lain-lain. Wawancara dapat dilakukan secara pribadi atau melalui telepon atau sistem surat elektronik.

Keuntungan utama dari metode ini adalah menghasilkan tingkat respons yang tinggi. Selain itu, cenderung mewakili seluruh populasi penelitian, dan kontak pribadi antara peneliti dan responden memungkinkan peneliti untuk menjelaskan pertanyaan membingungkan dan ambigu secara detail.

Namun, kelemahannya  termasuk biasnya pewawancara sehingga tidak dapat diaksesnya responden dalam jumlah yang banyak dan jumlah data yang dapat dikumpulkan melalui metode ini biasanya terbatas dibandingkan dengan metode kuesioner meskipun permasalahan ini bisa diatasi dengan membuat pandoman wawancara.

  1. Observasi

Observasi adalah instrumen yang digunakan oleh seorang peneliti di mana perilaku atau situasi individu diamati dan dicatat. Ada dua jenis observasi. Yaitu berupa observasi partisipan dan observasi non partisipan. Dalam pengamatan partisipan, peneliti adalah anggota kelompok yang akan diamati. Di sini, hasil yang akurat dan tepat waktu akan diperoleh oleh peneliti tetapi memiliki masalah bias.

Sedangkan untuk pengamatan non partisipan di sisi lain, peneliti bukan anggota kelompok yang akan diamati. Di sini, hasilnya akan layak karena bebas dari bias tetapi memiliki masalah ketidaktepatan dan hasil yang tertunda.

Metode observasi lebih fleksibel dan lebih murah untuk dijalankan, menuntut kerjasama yang kurang aktif dari yang diamati dan hasilnya dapat diandalkan untuk kegiatan penelitian. Namun, menurut Akinade dan Owolabi (2009) menegaskan bahwa metode observasi adalah alat yang populer dalam penelitian terutama dalam ilmu perilaku dan sosial karena memerlukan keterampilan khusus untuk membuat dan menilai pengamatan perilaku dalam penelitian.

Oleh karena itulah dalam melakukan pengamatan perilaku, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengembangkan kategori perilaku (skema pengkodean) dengan melibatkan pengidentifikasian atribut spesifik yang akan memberikan petunjuk untuk masalah yang dihadapi.

  1. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discusion)

Instrumen pengumpulan data ini mengacu pada suatu proses di mana para peneliti mendapatkan data dari sekelompok besar orang pada saat yang sama. Metode ini berbeda dari metode wawancara. Dimana dalam metode wawancara, peneliti berfokus pada satu orang pada satu waktu tetapi dalam metode diskusi kelompok terarah, peneliti memperoleh data dari sejumlah besar (kelompok) orang untuk kegiatan penelitiannya.

Metode diskusi kelompok terarah sangat populer ketika melakukan penelitian yang berkaitan dengan behavioral (perilaku), perpustakaan dan ilmu informasi, ilmu kearsipan, catatan dan teknologi informasi.

Dapat dicatat di sini bahwa suatu kebutuhan mungkin timbul bagi seorang peneliti untuk menggunakan lebih dari 2 atau 3 pendekatan untuk mendapatkan data untuk kegiatan penelitiannya. Ini tergantung pada penyelia (supervisor), sifat penelitian atau masalah yang akan diselidiki.

Namun, dalam FGD  seorang peneliti harus mengidentifikasi informan penelitian kunci yang dapat dihubungi untuk memperoleh informasi yang layak tentang variabel yang dikaji dalam penelitian. Pendekatan ini digunakan untuk menghasilkan data penelitian kualitatif dalam menjelaskan suatu fenomena yang sedang diteliti atau diselidiki.

Disisi lain, yang perlu setidaknya dipahami bahwa keanggotaan FDG tidak boleh lebih dari 10 orang dalam satu waktu. Itu seperti konferensi mini di mana anggota kelompok dapat berkumpul di lokasi yang kondusif. Sebelum pelaksaan FGD, terlebih dahulu peneliti harus mendapatkan persetujuan dari  mereka untuk mengambil bagian dalam penelitian tersebut.

Selain itu, peneliti harus merancang panduan FGD, yang berisi garis besar untuk menangkap variabel yang menarik dalam penelitian ini.

Setelah pelaksanaan FGD, peneliti harus menuliskan data menjadi informasi kualitatif. Misalnya saja tentang sifat layanan referensi yang tersedia di perpustakaan, dimana dalam grup yang melibatkan 10 anggota, jika 7 anggota menegaskan bahwa mereka memiliki layanan referensi yang baik di perpustakaan mereka sementara respons anggota lainnya negatif.

Maka dapat dihitung / dihitung sebagai: 7/10 * 100 = 70%; ini adalah sosok yang akan dilaporkan peneliti dalam karyanya.

Selain itu, keuntungan utama dari metode ini adalah menambah kredibilitas dan orisinalitas pada kegiatan penelitian sementara tantangannya meliputi: terlalu banyak biaya untuk dilakukan, terlalu banyak waktu untuk melakukan dan beberapa responden mungkin tidak bebas untuk berkontribusi secara luas, misalnya karena atasan/bos dalam suatu perusahaan diundang bersama para bawahannya dalam pertemuan tersebut.

  1. Eksperimen/Percobaan

Jenis instrumen pengumpulan data ini berlangsung dalam penelitian murni dan penelitian terapan. Di sini para peneliti melakukan beberapa percobaan dalam pengaturan laboratorium untuk menguji beberapa reaksi yang mungkin terjadi pada objek penelitian.

Kelebihan dari metode ini adalah menghasilkan hasil langsung, hasilnya dapat bertahan dan bebas dari kesalahan jika dijalankan dengan baik dalam kondisi/keadaan normal. Sementara, kelemahannya yaitu terlalu mahal untuk melakukan dan bahan kimia yang digunakan dapat menyebabkan kerusakan permanen bagi peneliti jika mereka ditangani dengan ceroboh.

Contoh Instrumen Penelitian

Berikut ini contoh instrumen penelitian yang bisa dipergunakan untuk metode kualitatif ataupun kuantitatif. Yaitu;

  1. Wawancara

Instrumen penelitian dengan menggunakan metode wawancara ini berkaitan dengan kajian objek wisata, misalnya sebagai berikut;

Contoh Instrumen Penelitian Wawancara

Contoh Instrumen Penelitian Wawancara

2. Bagaimana upaya perluasan konservasi yang dilakukan Mangrove Center Tuban?

3. Bagaimana keterkaitan antara pembentukan komunitas-komunitas lokal dengan upaya perluasan areal konservasi?

4. Bagaimana pendapat pengelola Mangrove Center Tuban tentang potensi wisata di Kecamtan Jenu?

Atraksi wisata

  1. Bagaimana keindahan panorama?
  2. Bagaimana kondisi kebersihan obyek wisata?
  3. Ragam kegiatan apa saja yang dapat dilakukan?
  4. Bagaimana kondisi ketersediaan dan kemudahan memperoleh air, serta berapa jarak sumber air?
  5. Bagaimana penggunaan lahan yang tersedia untuk rekreasi?

Aktivitas wisata

  1. Bagaimana pelaksanaan aktivitas yang berkaitan dengan ritual/budaya?
  2. Bagaimana pelaksanaan aktivitas yang berkaitan dengan konservasi dan edukasi lingkungan?

Aksesbilitas

  1. Berapa jarak antara obyek wisata dengan kota kabupaten?
  2. Bagaimana kondisi jalan menuju obyek wisata?
  3. Sarana angkutan apa saja yang dapat digunakan untuk menuju obyek wisata?

Amenitas

  1. Bagaimana ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana yang ada di kawasan wisata?
  2. Bagaimana peran Mangrove Center Tuban dalam mendukung pengembangan wisata di Kecamatan Jenu?
  3. Bagaimana peran pemerintah dalam mendukung upaya pengembangan pengelolaan Mangrove Center Tuban?
  4. Bagaimana peran pemerintah dalam mendukung upaya Mangrove Center Tuban dalam mengembangkan wisata di Kecamatan Jenu?
  5. Bagaimana imajinasi/harapan pengelola terhadap perkembangan Mangrove Center Tuban dan wisata di Kecamatan Jenu di masa mendatang?
  6. Bagaimana dampak positif dan negatif bagi masyarakat dengan adanya pengembangan wisata di Kecamatan Jenu?

Demikianlah serangkaian artikel yang telah dituliskan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian instrumen penelitian menurut para ahli, bentuk, dan contohnya. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan serta menambah edukasi mendalam kepada segenap pembaca sekalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *