Pengertian Penelitian Korelasional, Macam, Ciri, dan Cara Menulisnya

Diposting pada

Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional kerapkali dipergunakan untuk mengeksplorasi hubungan antar variabel penelitian yang saling terkiat. Sehingga secara umum riset ini tidak menggambarkan sifat hubungan seperti dalam penelitian deskriptif serta tidak dapat digunakan untuk menentukan penyebab sebagai penelitian eksperimental. Oleh karena itulah untuk tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan variabel mana yang berinteraksi dan jenis interaksi apa yang terjadi.

Sehingga studi korelasi sangatlah memungkinkan peneliti untuk membuat prediksi berdasarkan hubungan yang ditemukan. Misalnya, jika perubahan dalam variabel A secara konsisten menghasilkan perubahan ke variabel B, hubungan korelasional dapat dijelaskan.

Penelitian Korelasional

Penelitian korelasi sejatinya tidak ditentukan oleh di mana atau bagaimana jenis data penelitian dikumpulkan. Namun, beberapa pendekatan sangat terkait dengan penelitian korelasional, termasuk hubungannya pengamatan naturalistik (di mana peneliti mengamati perilaku orang dalam konteks di mana  itu terjadi) dan penggunaan data arsip yang sudah dikumpulkan untuk beberapa tujuan lain.

Pengertian Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional adalah jenis penelitian non eksperimental yang senantiasa dilakaukan dengan mengukur dua variabel dan menilai hubungan statistik dan statistika (yaitu, korelasi), dimana diantara kedua variabel tersebut dengan sedikit atau tidak ada upaya untuk mengendalikan variabel asing (variabel extraneous).

Pengertian Penelitian Korelasional Menurut para Ahli

Adapun definisi penelitian korelasional menurut para ahli, antara lain;

  1. Gay, Penelitian korelasional ialah merupakan salah satu bagian penelitian expostfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefesien korelasi.
  2. Suryabrata (1994)Arti penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor memiliki kaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
  3. Fraenkel dan Wallen (2008), Penelitian korelasi adalah metode penelitian deskripsi dengan sebab penelitian tersebut merupakan upaya untuk menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berupaya menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks penelitian kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
  4. Emzir (2009), Penelitian korelasional yaitu penelitian yang dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian korelasional hanya terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja, tidak sampai pada hubungan kausalitas, tapi penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen.

Macam Penelitian Korelasional

Berikut ini jenis-jenis desain penelitian korelasional, yaitu:

  1. Studi Hubungan

Studi hubungan dilakukan sebagai usaha untuk mendapatkan pemahaman faktor apa saja atau variabel yang berhubungan dengan variabel yang kompleks, misalnya seperti hasil belajar akademik, konsep diri dan motivasi.

Variabel yang diketahui tidak memiliki hubungan dapat dieliminasi dari perhatian atau pertimbangan  selanjutnya. Identifikasi variabel yang berhubungan bisa membantu beberapa tujuan utama, pertama studi kasus hubungan bisa memberikan arah untuk melanjutkan studi kausal-komparatif ataupun eksperimental.

Pada studi kausal komparatif dan eksperimental, peneliti juga berkonsentrasi pada pengontrolan variabel selain variabel bebas, yang mungkin saja berhubungan dengan variabel terikat dan menyingkirkan pengaruhnya agar tidak bercampur dengan pengaruh variabel bebas.

Kedua, studi hubungan bisa membantu peneliti mengidentifkasi variabel-variabel seperti itu, yang berguna untuk mengontrol, dan selanjutnya menyelidiki pengaruh variabel bebas yang sesungguhnya.

  1. Studi Prediksi

Bila variabel memiliki hubungan yang signifikan, skor pada satu variabel bisa digunakan untuk memprediksikan skor pada variabel yang lainnya. Misalnya, Peringkat SMA, bisa  dipakai untuk memprediksikan peringkat di perguruan tinggi. Variabel yang mendasar pembuatan diacu sebagai kriteria.

Studi prediksi digunakan untuk memudahkan dalam pengambilan suatu kesimpulan mengenai individu atau membantu dalam pemilihan individu. Studi prediksi juga digunakan untuk menguji hipotesis teoretis tentang variabel yang dipercaya menjadi pediktor pad suatu kriteria, dan untuk menentukan validitas prediktif dari instrumen pengukuran individual.

Bila beberapa variabel prediktor masing-masing memiliki hubungan dengan suatu variabel kriteria, prediksi yang didasarkan pada kombinasi dari beberapa variabel tersebut akan lebih akurat daripada didasarkan hanya pada salah satu darinya.

  1. Korelasi Multivariat

Korelasi multivariat merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih. Setidaknya untuk tahapan penentuannya terdapat beberapa teknik yang bisa digunakan, dua diantaranya;

  1. Regresi ganda atau multiple regresion

Teknik ini digunakan untuk memprediksi suatu fenomena yang kompleks, karena jika hanya dengan menggunakan satu faktor (variabel prediktor) seringkali hasilnya kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang didapatkan semakin akurat prediksi yang bisa dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010), yaitu dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor.

Penggunaan dua atau lebih variabel prediktor akan membuat prediksi terhadap variabel kriteria lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan masing-masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Sehingga, penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.

  1. Korelasi kanonik

Pada dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, yaitu dengan mengombinasikan beberapa variabel untuk memprediksi variabel kriteria. Namun, tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria.

Korelasi kanonik berguna untuk menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai variabel kriteria? Sehingga, korelasi kanonik ini bisa dianggap sebagai perluasan dari regresi ganda, dan sebaliknya, regresi berganda bisa dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin, 2010).

Korelasi ini seringkali digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel mempunyai hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda.

Ciri Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional memiliki beberapa ciri yang memnbedakannya dengan penelitian lainnya. Ciri-ciri tersebut antara lain:

  1. Penelitian korelasional cocok digunakan apabila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tidak bisa diteliti dengan metode eksperimental atau tidak bisa dimanipulasi.
  2. Penelitian korelasional memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
  3. Output dari penelitian korelasional ialah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
  4. Penelitian korelasional dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.
  5. Kelebihan penelitian korelasional diantaranya yaitu mampu untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan); bisa memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti

Hasil Desain Penelitian Korelasi

Korelasi berarti asosiasi yang lebih tepat adalah ukuran sejauh mana dua variabel terkait. Sehingga atas dasar inilah ada tiga hasil yang mungkin mucul dari desain penelitian korelasi dengan sejumlah kelemahan dan kelebihannya. Yakni;

  1. Korelasi positif

Korelasi positif antara dua variabel adalah ketika peningkatan satu variabel mengarah pada peningkatan variabel lainnya dan penurunan satu variabel akan berdampak pada penurunan variabel lainnya. Misalnya, jumlah uang yang dimiliki seseorang mungkin berkorelasi positif dengan jumlah mobil yang dimilikinya.

  1. Korelasi negatif

Korelasi negatif secara harfiah adalah kebalikan dari korelasi positif. Ini berarti, jika ada peningkatan dalam satu variabel, variabel lainnya akan menunjukkan penurunan dan sebaliknya.

Misalnya, tingkat pendidikan mungkin berkorelasi negatif dengan tingkat kejahatan ketika peningkatan satu variabel menyebabkan penurunan variabel lain dan sebaliknya. Ini berarti jika dalam beberapa hal tingkat pendidikan di suatu negara ditingkatkan, hal itu dapat menurunkan tingkat kejahatan.

Harap dicatat, bahwa ini tidak berarti bahwa kurangnya pendidikan mengarah pada kejahatan. Ini berarti kurangnya pendidikan dan kejahatan diyakini memiliki alasan yang sama: kemiskinan.

  1. Tidak ada korelasi (Korelasi nol)

Ini berarti perubahan dalam satu variabel tidak berpengaruh pada variabel lain, atau dengan kata lain tidak ada hubungan antara dua variabel. Misalnya tidak ada hubungan antara jumlah teh yang diminum dan tingkat kecerdasan.

Cara Menuliskan Penelitian Korelasional

Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan penelitian korelasi, antara lain adalah sebagai berikut;

  1. Pemilihan Masalah

Pada penelitian korelasional, rumusan masalah yang dipilih harus memiliki nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang membutuhkan pemahaman. Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus berdasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun logika, bahwa variabel tersebut memiliki hubungan tertentu. Hal ini biasanya bisa diperoleh berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. 

Tiga jenis masalah utama:

  1. Apakah variabel X terkait dengan variabel Y?
  2. seberapa baik variabel P memprediksi variabel C?
  3. Apa hubungan antara sejumlah besar variabel dan prediksi apa yang dapat dibuat?
  1. Studi kepusatakaan

Setelah permasalahan ditentukan, langkah berikutnya yaitu studi kepustakaan yang menjadi dasar untuk mendapatkan landasan teori, kerangka pikir dan penentuan dugaan sementara sehingga peneliti dapat mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya.

Beragam sumber untuk mendapatkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti bisa dari jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber.

  1. Metodologi Penelitian

Setelah melakukan studi pustaka, langkah berikutnya adalah menentukan metodologi penelitian. Pada tahap ini peneliti harus memilih subjek penelitian dan menentukan cara dalam pengolahan data. Subyek dipilih harus bisa diukur dalam variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek harus relatif homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin bisa berpengaruh terhadap variabel terikat.

Jika subyek yang dilibatkan memiliki perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi heterogenitas, peneliti bisa mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.

  1. Pengumpulan data

Terdapat beragam jenis instrumen penelitian bisa digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel. Misalnya jenis angket, tes, pedoman wawancara dan pedoman observasi, sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data yang dikumpulkan harus dalam bentuk angka.

Pada penelitian korelasional, pengukuran variabel bisadilakukan dalam waktu yang relatif sama. Sedangkan dalam penelitian prediktif, variabel prediktor harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika tidak demikian, maka menyebabkan prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada  artinya.

  1. Analisis data

Cara analisis data dalam metode penelitian korelasional yaitu dengan mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian korelasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain.

Sedangkan dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan yaitu analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Meskipun demikian, bisa juga menggunakan analisis korelasi biasa jika hanya melibatkan dua variabel.

Jika melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih bisa digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik jika digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik.

Pelaporan hasil analisis biasanya dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi beserta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Interpretasi data pada penelitian korelasional ialah jika dua variabel dihubungkan maka akan menghasil koefisen korelasi dengan simbol (r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 samapai +1.  Nilai negatif (-) menunjukan korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak belakang, sedangkan nilai positif (+) menunjukkan korelasi positif yang variabelnya saling mendekati ke arah yang sama (Syamsudin dan Vismaia, 2009:25).

  1. Simpulan

Simpulan berisi hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hal yang diteliti dengan menggunakan mudah dipahami pembaca secara ringkas.

Kesimpulan

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa penelitian korelasional tidak memiliki kontrol atas atau memanipulasi salah satu variabel. Sehingga peran peneliti adalah untuk mengumpulkan data dan menentukan apakah ada pola yang menunjukkan hubungan korelasional antar variabel.

Peran peneliti adalah untuk menganalisis dan menafsirkan data, tetapi tidak ada variabel yang dikendalikan oleh peneliti. Studi korelasional dapat dilakukan dalam lingkungan alami, lingkungan laboratorium, atau hanya dengan mengumpulkan data yang tersedia melalui berbagai cara.

Itulah tadi artikel yang telah kami selesaikan terkait dengan pengertian penelitian korelasional menurut para ahli, macam, ciri, contoh, dan cara menulisnya. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan mendalam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *