Pengertian Landasan Teori, Macam, Cara Menulis, dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian Landasan Teori, Macam, Cara Menulis, dan Contohnya

Teori sejatinya dirumuskan untuk menjelaskan, memprediksi, dan memahami fenomena kasus dalam objek penelitian yang diambil. Tentusaja hal ini dilakukan guna membantah dan memperluas pengetahuan yang ada dalam batas-batas asumsi jawaban keterkaitan dengan topik penelitian.

Adapun untuk salah satu komponen penting dalam melakukan penelitian adalah menentukan teori apakah yang akan digunakan untuk mengekplorasi rumusan masalah yang dipergunakan. Contohnya riset terkait dengan korupsi dalam dunia pendidikan sejatinya bisa memeprgunakan teori Ki Hajar Dewantara atau dalam penelaahan riset pemberdayaan masyarakat bisa mempergunakan teorinya Putnam tentang modal sosial.

Landasan Teori

Landasan teori sejatinya menjadi bagian dari penelitian yang memuat teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang berasal dari studi kepustakaan yang memiliki fungsi sebagai kerangka teori untuk menyelesaikan pekerjaan penelitian. Landasan teori juga sering disebut kerangka teori.

Dimana untuk kerangka teori terdiri dari konsep beserta definisi dan referensi untuk literatur ilmiah yang relevan, teori yang digunakan untuk studi atau penelitian. Kerangka teoritis harus menunjukkan pemahaman tentang teori dan konsep yang relevan dengan topik penelitian kita dan yang berhubungan dengan bidang pengetahuan yang lebih luas yang sedang dipertimbangkan.

Pengertian Landasan Teori

Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep, dan proposisi yang telah disusun rapi dan sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian sehingga landasan teori akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan.

Pengertian Landasan Teori Menurut Para Ahli

Adapun definisi landasan teori menurut para ahli, antara lain;

  1. Sugiyono (2012), Landasan teori adalah dasar riset yang perlu ditegakkan agar penelitian memiliki dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).

Macam Landasan Teori

Berikut ini bentuk landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Yaitu;

  1. Teori dalam Penelitian Kuantitatif

Sebelum membahas teori kuantitatif, peneliti perlu memahami variabel-variabel dan jenis-jenisnya yang akan digunakan dalam membangun teori.  Variabel penelitian merujuk pada karakteristik atau atribut seoarng individu atau suatu organisasi yang dapat diukur atau diobservasi.

Jenis-jenis variabel yang biasanya digunakan dalam penelitian antara lain sebagai berikut;

  1. Variabel bebas atau independen
  2. Variabel terikat atau dependen
  3. Variabel intervening atau mediating
  4. Variabel moderating
  5. Variabel kontrol
  6. Variabel counfounding atau spurious.

Teori dalam penelitian kuantitatif (theory in quantitative research) merupakan seperangkat gagasan konstrak (atau variabel) yang saling berhubungan, yang berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis yang memerinci hubungan antarvariabel (biasanya dalam konteks magnitude atau direction).

Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan, atau alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenoena yang muncul di dunia.

Lebovitz dan Hagedorn (1971) dalam Creswell (2016) menambahkan definsi teori dengan gagasan tentang theoretical rationale, yang dimaknai sebagai “usaha mengetahui bagaimana dan menagapa variabel-variabel dan pernyataan-pernyataan relasional saling berhubungan satu sama lain”.

Dalam proposal penelitian kuantitatif, peneliti dapat menegaskan teorinya dalam berbagai bentuk:

  1. Peneliti menegaskan teori dalam bentuk pernyataan hipotesis-hipotesisi yang saling berhubungan. Misalnya semakion tinggi pangkat seseorang, semakin kuat sentralitasnya.
  2. Peneliti menyatakan teroi dalm bentuk pernyataan “jika-maka” yang menunjukkan mengapa seseorang harus berharap variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat.
  3. Peneliti menyajikan teori dalam bentuk visual. Bentuk visual ini penting untuk menerjemahkan variabel-variabel ke dalam gambar visual.
  1. Teori dalam Penelitian Kualitatif

Para peneliti kualitatif menggunakan teori dalam penelitian untuk tujuan-tujuan yang berbeda:

  1. Dalam penelitian kualitatif, teori seringkali digunakan sebagai penjelasan atas perilaku dan sikap tertentu. Teori ini bisa jadi sempurna dengan adanya variabel, konstrak, dan hipotesis penelitian.
  2. Para peneliti kualitatif seringkali menggunakan perspektif teoritis sebagai panduan umum untuk meneliti gender, kelas, dan ras (atau masalah lain mengenai kelompok marginal).
  3. Dalam penelitian kualitatif, teori serinkali digunakan sebagai poin akhir penelitian. Dengan menjadikan teori sebagi poin kahir penelitian, berarti peneliti menerapkan proses penelitiannya secara induktif yang berlangsung dari data, lalu ke tema-tema umum, kemudian menuju teori atau model tertentu.
  4. Beberpa penelitian kualitatif tidak menggunakan teori yang terlalu eksplisit. Kasus ini bisa saja terjadi disebabkan 2 hal:1) Karena tidak ada satu pun penelitian kualitatif yang dilakukan dengan observasi yang “benar-benar umum”
    2) Karena struktur konseptual sebelumnya yang disusun dari teori dan metode tertentu telah memberikan starting point bagi keseluruhan observasi (Schwandt, 1993 dalm Creswell, 2016).
  1. Teori dalam Penelitian Metode Campuran

Teori dalam penelitian metode campuran dapat diterapkan secara deduktif, seperti dengan pengujian atau verifikasi teori kuantitatif atau secara induktif, seperti dengan pemunculan teori atau pola kuantitatif. Selain itu, ada beberapa cara unik yang memasukkan sebuah teori ke dalam penelitian metode campuran dimana peneliti mengumpulkan, menganalisis, dan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif menggunakan rancangan metode campuran yang berbeda.

Kerangka kerja ini menggunakan 2 bentuk, yang keduanya muncul dalam literatur metode campuran selama lebih dari 5 sampai dengan 10 tahun belakangan ini.

  1. Menggunakan kerangka kerja ilmu sosial

Teori ilmu sosial dapat menjadi kerangka kerja yang menyeluruh untuk penelitian metode campuran. Teori ilmu pengetahuan sosial dapat diambil dari beragam teori yang dijumpai dalm ilmu sosial seperti kepemimpinan, ekonomi, ilmu politik, pemasaran, perubahan perilaku, adopsi atau difusi teori-teori ilmu sosial apapun.

  1. Menggunakan kerangka kerja transformatif

Penggunaan dan akseptabilitas teori-teori transformatif dalam penelitian metode campuran semakin banyak berkembang dalam dekade terakhir ini.

Dorongan ini berasal dari karya Mertens (2003, 2009) dalam Creswell (2016), yang tidak hanya menyampaikan tujaun utama teori ini tapi juga bagiaman tujuan ini digunakan menjadi proses penelitian umum dan metode campuran.

Tujuan Penulisan Landasan Teori

Kerangka teori dalam penelitian memiliki tujuan. Diantaranya;

  1. Pernyataan eksplisit asumsi teoritis memungkinkan pembaca untuk mengevaluasi penelitian secara kritis.
  2. Kerangka teoritis menghubungkan peneliti dengan pengetahuan yang ada. Dipandu oleh teori yang relevan, peneliti memiliki dasar untuk menyusun hipotesis dan memilih metode penelitian.
  3. Mengartikulasikan asumsi teoritis dari studi penelitian yang memaksa peneliti untuk menjawab pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana. Ini memungkinkan peneliti untuk bertransisi secara intelektual dari hanya menggambarkan suatu fenomena yang telah diamati untuk menggeneralisasi tentang berbagai aspek dari fenomena itu.
  4. Memiliki teori membantu peneliti mengidentifikasi batasan generalisasi tersebut. Kerangka kerja teoritis menetapkan variabel kunci mana yang memengaruhi fenomena yang diteliti dan menyoroti kebutuhan untuk memeriksa bagaimana variabel kunci itu mungkin berbeda dan dalam kondisi apa.
  5. Berdasarkan sifat aplikatifnya, teori yang baik dalam ilmu-ilmu sosial bernilai karena justru memenuhi satu tujuan utama: untuk menjelaskan makna, sifat, dan tantangan yang terkait dengan suatu fenomena, sering dialami tetapi tidak dijelaskan di dunia tempat kita hidup, sehingga kita dapat menggunakan pengetahuan dan pemahaman itu untuk bertindak dengan cara yang lebih terinformasi dan efektif.

Cara  Menuliskan Landasan Teori

Dalam penulisan landasan teori terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu;

  1. Nama pencetus teori
  2. Tahun dan tempat pertama kali
  3. Uraian ilmiah teori
  4. Relevansi teori tersebut dengan upaya peneliti untuk mencapai tujuan atau target penelitian

Selain itu, dalam menyusun landasan teori ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan oleh seorang peneliti, diantaranya yaitu:

  1. Dalam menyusun landasan teori sebaiknya menggunakan acuan yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti dan acuan-acuan yang berisikan hasil penelitian sebelumnya (bisa disajikan pada Bab II atau dibuatkan sub bab sendiri).
  2. Cara penulisan dari subbab-subbab yang lain harus tetap memiliki hubungan yang jelas serta memperhatikan aturan pada penulisan pustaka.
  3. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka perlu memenuhi prinsip kemutakhiran dan keterkaitan dengan masalah penelitian.

Apabila menggunakan literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku yang edisi terbaru, sedangkan apabila referensi sudah tidak diterbitkan lagi, maka referensi yang digunakan adalah yang terbitan terakhir.

Untuk yang menggunakan jurnal internasional maupun jurnal nasional sebagai referensi, pembatasan tahun penerbitan tidak berlaku.

  1. Semakin banyaknya sumber bacaan membuat kualitas penelitian semakin baik, terlebih sumber bacaan yang terdiri atas teks book atau sumber lainnya misal dari jurnal, koran, artikel dari majalah, internet dan yang lainnya.
  2. Podoman kerangka teori tersebut berlaku untuk jenis penelitian apapun.
  3. Teori bukanlah sebuah pendapat pribadi (kecuali pendapat itu telah tertulis dalam buku).
  4. Untuk penelitian korelasional, pada bagian akhir kerangka teori disajikan model teori, model konsep (jika diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri, sedangkan untuk penelitian studi kasus cukup dengan menyusun model teori dan juga memberikan keterangan.

Contoh Landasan Teori

Untuk contoh pembuatan sekaligus penulisan landasan teori penelitian. Misalnya saja;

  1. Pendidikan dan Korupsi

Prihal ini misalnya saja riset tentang maraknya korupsi yang menjadi bagian daripada masalah sosial di Indonesia. Dengan konsep pendekatan pendidikan, diharapkan menjadi solusi atas permasalahn yang terjadi.

Penulisan Landasan Teori Penelitian

Internalisasi Ajaran Ki Hajar Dewantara dalam Dana Pendidikan

Internalisasi ajara Ki Hajar Dewantara yang dimaksud adalah memberlakukan sistem biaya sendiri karena itu akan membuat hasil pendidikan semakin berarti terhadap penuntasan korupsi. Seharusnya kita tidak menerima subsidi dari pemerintah, dari orang atau badan lain yang dapat membatasi kebebasan kemerdekaan itu. Kalau kita menerima subsidi, sekalipun dengan diberi kemerdekaan dalam berbagai hal yang termuat dalam ordonasi subsidi, setidak-tidaknya  kita berhutang budi kepada yang memberi subsidi dan hal itu cukup membahayakan. Sistem biaya sendiri ini akan mengakibatkan penghasilan guru-guru hanya sekedarnya dan sekolah juga akan seadanya sehingga tidak akan menimbulkan kesenjangan sosial (Dewantara; 1977).

Sistem biaya sendiri sudah pernah diberlakukan oleh Ki Hajar Dawantara yakni pada Sekolah Taman Siswa. Di sekolah Taman Siswa, guru iklas memberikan materi tanpa diberi upah karena guru memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi dan memiliki jiwa tanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa. Dana yang diperoleh dari Taman Siswa ini berasal dari pembayaran siswa dari golangan orang mampu atau berasal dari sumbangan dana yang sifatnya iklas dan tidak mengikat (Dewantara; 1997).

Oleh karenanya apabila pemerintah masih menggelontorkan bantuan dana seharusnya lebih diefesiensikan terhadap program bantuan, kerana itu akan membuat pemerintah lebih fokus pada pendistribusian agar sampai pada siswa dan pembangunan infrastruktur.

Sebab dewasa ini yang terjadi pemerintah malah fokus dengan banyaknya program sehingga minimnya pengawasan terlebih banyaknya program disertai peraturan terhadap sekolah yang mendapat bantuan. Misalnya saja jenis bantuan yang cukup banyak disoroti oleh masyarakat adalah program bantuan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).

Dari penjelasan yang dikemukakan. Dapatlah dikatakan bahwa pemodelan landasan teori yang dimaksud adalah kerangka pemikiran seorang penulis dalam penelitian yang dilakukan. Kerangka tersebut dapat berupa kerangka ahli yang telah ada, ataupun kerangka berdasarkan teori pendukung yang telah ada. Kerangka teori yang telah disajikan dalam suatu skema, perlu dijabarkan jika dianggap perlu memberi sebuah batasan, maka asumsi-asumsi perlu dicantumkan.

Prihal ini yang pasti, untuk penelitian kuantitatif, peneliti seringkali menguji berbagai teori untuk menjawab rumusan masalahnya. Sedangkan dalam penelitian kualitataif, penggunaan teorinya lebih bervariasi. Sedangkan dalam penelitian metode campuran, peneliti bisa saja menguji atau justru membuat teori. Oleh karena itu, dibutuhkan landasan teori yang kuat untuk dapat menampung atau mendukung teori studi penelitian.

Disisi lainnya. Penyusunan landasan teori yang baik dan benar dalam sebuah penelitian menjadi hal yang  penting sebab landasan teori menjadi sebuah pondasi serta landasan dalam penelitian tersebut.

Sehingga atas dasar inilah landasan teori juga dapat didefinisikan sebagai teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen penelitian. Dimana teori yang digunakan oleh peneliti bukan hanya sekedar pendapat dari peneliti lain, tetapi teori tersebut benar-benar telah teruji kebenarannya.

Itulah tadi serangkaian artikel yang memberikan penjelasan serta pengulasan secara lengkap kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian landasan teori menurut para ahli, macam, tujuan, cara menuliskan, dan contohnya. Semoga materi ini memberikan wawasan dan pengetahuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *