10 Cara Membuat Identifikasi Masalah Yang Baik dan Benar

Diposting pada

Cara Membuat Identifikasi Masalah

Berbagai macam masalah penelitian adalah serangkaian pernyataan tentang bidang yang menjadi perhatian, kondisi yang harus diperbaiki, kesulitan untuk dihilangkan, atau pertanyaan mengganggu yang ada dalam literatur ilmiah, dalam landasan teori serta praktik yang menunjukkan perlunya pemahaman yang bermakna dan disengaja. Dalam beberapa disiplin ilmu sosial identifikasi masalah penelitian biasanya diajukan dalam bentuk pertanyaan yang ditungkan dalam skripsi, karya tulis ilmiah, tesis, makalah, dan lain sebagainya.

Mengidentifikasi masalah dilakukan untuk dipelajari dan dapat menjadi tantangan. Hal ini tentusaja bukan karena kurangnya masalah yang dapat diselidiki, tetapi karena mengejar tujuan untuk merumuskan pernyataan masalah yang relevan secara sosial dan dapat diteliti yang unik dan tidak hanya menduplikasi pekerjaan orang lain. Untuk melakukan identifikasi masalah dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif, terdapat beberapa hal perlu kita lakukan diantaranya yaitu harus dapat memahami teori, fakta, dan ide dalam bidang yang telah diteliti.

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah penelitian adalah prosedur yang dijalankan dengan langkah pertama dan terpenting yang harus dilakukan oleh setiap peneliti. Kadang-kadang rumusan menjadi agak sulit bagi peneliti yang tidak berpengalaman ataupun pemula dalam penelitian untuk membuat konsep karakteristik masalah penelitian.

Cara Membuat Identifikasi Masalah

Secara singkat prosedur yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk melakukan identifikasi suatu masalah yaitu sebagai berikut;

  1. Harus dapat memahami teori, fakta, dan ide dalam bidang yang telah diteliti. Peneliti diharuskan mengetahui penelitian dalam bidang tersebut. Hal itu dapat didapatkan melalui review literatur.
  2. Pengetahuan baru yang berkaitan dengan minat peneliti bisa diperoleh melalui jurnal internasional, majalah, dan buku-buku baru.
  3. Survei sasaran untuk penelitian lebih lanjut yang diberikan di akhir laporan penelitian dan tinjauan proyek penelitian.
  4. Situasi kehidupan, hubungan yang dibangun oleh penelitian terkait dan implikasi progresif karena adanya kemajuan teknologi.
  5. Masalah keingintahuan peneliti dan minat alami peneliti

Untuk memfasilitasi bagaimana peneliti dapat memilih masalah untuk membangun studi penelitian, pertimbangkan tiga sumber inspirasi yang luas, diantaranya yaitu:

  1. Deduksi dari Teori

Hal ini berkaitan dengan deduksi yang dibuat dari filosofi sosial atau generalisasi yang terkandung dalam kehidupan masyarakat yang akrab dengan peneliti. Deduksi ini dari perilaku manusia (human behavior) kemudian dicocokkan/disesuaikan dalam kerangka referensi empiris melalui penelitian.

Dari sebuah teori, peneliti dapat merumuskan masalah penelitian atau hipotesis yang menyatakan temuan yang diharapkan dalam situasi empiris tertentu.

  1. Perspektif Interdisipliner

Mengidentifikasi masalah yang menjadi dasar studi penelitian dapat berasal dari gerakan akademis dan pengetahuan yang berasal dari disiplin ilmu di luar bidang studi utama peneliti. Tinjauan literatur terkait harus mencakup pemeriksaan penelitian dari disiplin ilmu terkait, yang dapat memaparkan peneliti pada jalan baru eksplorasi dan teknik analisis data.

Pendekatan interdisipliner untuk memilih masalah penelitian menawarkan kesempatan untuk membangun pemahaman yang lebih komprehensif tentang masalah yang sangat kompleks daripada yang mungkin diberikan oleh disiplin ilmu apa pun.

  1. Mewawancarai Praktisi

Identifikasi masalah tentang topik penelitian tertentu dapat muncul dari diskusi formal atau informal dengan praktisi yang memberikan wawasan tentang arah baru untuk penelitian di masa mendatang dan bagaimana membuat temuan penelitian semakin relevan dengan praktik.

Diskusi dengan para ahli di lapangan, seperti, guru, pekerja sosial, penyedia layanan kesehatan, dan lain-lain. Menawarkan kesempatan untuk mengidentifikasi masalah praktis, “pekerjaan nyata” yang mungkin dipahami atau diabaikan dalam lingkaran akademis.

Pendekatan ini juga memberikan beberapa pengetahuan praktis yang dapat membantu dalam proses perancangan dan pelaksanaan studi peneliti.

  1. Pengalaman Pribadi

Pengalaman sehari-hari peneliti dapat menimbulkan masalah yang berharga untuk diselidiki. Peneliti perlu memikirkan secara kritis tentang pengalamannya sendiri atau frustrasi dengan masalah yang dihadapi masyarakat, komunitas, atau di lingkungan yang menjadi objek penelitian.

Contoh Identifikasi Masalah Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Misalnya saja dari pengamatan yang disengaja terhadap hubungan tertentu yang tidak memiliki penjelasan yang jelas atau menyaksikan suatu peristiwa yang tampak berbahaya bagi seseorang atau kelompok atau yang tidak biasa.

  1. Literatur yang Relevan

Pemilihan masalah penelitian sering kali dapat berasal dari tinjauan ekstensif dan menyeluruh atas penelitian terkait yang terkait dengan keseluruhan bidang minat peneliti. Hal ini dapat mengungkapkan di mana kesenjangan masih ada dalam pemahaman peneliti tentang suatu topik.

Penelitian dapat dilakukan untuk:

  1. Mengisi kesenjangan pengetahuan
  2. Mengevaluasi apakah contoh metodologi penelitian yang digunakan dalam studi sebelumnya dapat diadaptasi untuk memecahkan masalah lain
  3. Menentukan apakah penelitian serupa dapat dilakukan di bidang subjek yang berbeda atau diterapkan pada sampel penelitian yang berbeda (yaitu, kelompok orang yang berbeda).

Selain itu, peneliti sering menyimpulkan studi mereka dengan mencatat implikasi untuk penelitian lebih lanjut; ini juga bisa menjadi sumber masalah yang berharga untuk diselidiki.

Teknik Membuat Identifikasi Masalah yang Benar

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti dalam melakukan identifikasi masalah, yaitu:

  1. Pernyataan Masalah Secara Umum

Pada tahap ini, peneliti perlu mengartikan permasalah secara umum. Misalnya saja;

Apakah berita yang negatif lebih menarik minat orang apabila dibandingkan dengan berita yang positif?

Selanjutnya permasalahan dipersempit dengan memikirkan kembali permasalah (pertimbangkan kelayakan masalah), sehingga menjadi;

Apakah berita yang negatif seperti korupsi, perampokan, pembunuhan dapat menarik minat orang lebih dari pada berita yang positif seperti pertumbuhan ekonomi negara?” Lalu, bagaimanakah cara mendefinisikan secara umumnya?

Yang perlu dilakukan dari proses identifikasi masalah ini adalah mempelajari terlebih dahulu subjek terkait secara menyeluruh, lakukan survei pendahuluan.

  1. Memahami Sifat Permasalahan

Cara yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk memahami sifat permasalahan penelitian yaitu melalui diskusi. Peneliti perlu melakukan diskusi dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan yang baik tentang masalah tersebut.

  1. Survei Literatur yang Tersedia

Peneliti perlu melakukan bentuk survei terhadap semua penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya terkait dengan permasalahan yang akan dikaji. Hal itu dapat membantu untuk:

  1. Mempersempit masalah
  2. Mengidentifikasi kesenjangan penelitian
  3. Memberikan ide-ide baru di bidang terkait
  4. Membantu untuk menentukan desain penelitian.
  1. Mengembangkan Ide-Ide Melalui Diskusi

Melalui diskusi akan dihadilkan informasi yang bermanfaat, berbagai ide baru dapat dikembangkan melalui kegiatan semacam ini. Para peneliti harus dapat mendiskusikan masalahnya dengan rekannya dan orang lain yang memiliki pengetahuan yang cukup di bidang yang sama atau dalam mengatasi masalah sama.

  1. Memulihkan Masalah Penelitian

Langkah terakhir yang harus dilakukan peneliti adalah menyusun kembali rumusan masalah penelitian menjadi istilah operasional. Misalnya, pernyataan penelitian awal, yaitu;

Mengapa produktivitas di negara Jepang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan India?

Selanjutnya, apabila permasalahan penelitian sudah dipahami, literatur yang dibutuhkan telah tersedia dan diskusi tentang masalah telah dilakukan. Maka, pertanyaannya dapat diulang kembali, yaitu:

Faktor-faktor apa saja yang bertanggung jawab terhadap produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi dari industri manufaktur di Jepang pada tahun 1971 hingga 1980 apabila dibandingkan dengan industri manufaktur di India?

Nah, itulah tadi artikel yang bisa kami uraikan pada segenap pembaca berkenaan dengan cara membuat identifikasi masalah yang bisa dipergunakan dalam penulisan karya ilmiah, seperti skripsi, karya tulis ilmiah, makalah, essay, dan lain sebagainya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *