3 Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Paradigmanya

Diposting pada

3 Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Paradigmanya

Setiap arti penelitian memiliki peranan penting dalam kamajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Penelitian ini sendiri memerlukan metode dan teknik analisis data terkait metode yang dipergunakan tersebut. Tentusaja semua ini dilakukan dalam upaya memberikan dorongan terhadap hasil penelitian agar relevan.

Upaya menciptakan ciri hasil penelitian yang baik tentusaja tidak terlepas daripada paradigma yang dilakukan oleh peneliti. Adapun jenis metode penelitian berdasarkan padigmanya tersebut dibentuk sebagai langkah utama dalam menyikapi hasil pengamatan yang dilakukan.

Penelitian

Penelitian adalah upaya menciptakan penemuan baru dari objek dan subjek riset yang ditentukan. Upaya ini bisa ditinjau dari keinginan peneliti yang merujuk pada paradigma riset. Pandangan terkait paradigma dilakukan sebagai langkah utama yang memberikan implikasi bagi kehidupan.

Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Paradigma

Paradigma penelitian bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu:

  1. Pragmatisme

Pragmatisme adalah ideologi filosofis yang pada dasarnya lebih praktis daripada idealis. Untuk pragmatis, mungkin ada berbagai atau banyak cara untuk sampai pada realitas. Penjelasan ini bisa melalui cara subjektif atau obyektif, dan di waktu lain mungkin memerlukan kombinasi teknik subjektif dan objektif.

Pragmatis percaya bahwa kenyataan terus-menerus dinegosiasikan ulang, diperdebatkan, ditafsirkan, dan oleh karena itu metode terbaik untuk digunakan adalah yang memecahkan rumusan masalah.

  1. Konstruktivisme dan Interpretivisme

Konstruktivis percaya bahwa tidak ada realitas atau kebenaran tunggal, dan oleh karena itu realitas perlu ditafsirkan, dan oleh karena itu mereka lebih cenderung menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendapatkan berbagai realitas tersebut.

Pendekatan ini mempertimbangkan sifat masyarakat yang dinamis dan terus berubah dan memahami bahwa mungkin ada beberapa interpretasi dari suatu peristiwa, yang dibentuk oleh perspektif penelitian sejarah atau penelitian sosial individu. Situasi seperti itu perlu diperiksa melalui mata peserta daripada peneliti.

  1. Positivisme

Dalam arti luas, positivisme adalah ideologi filosofis yang menganut pengetahuan ‘faktual’ yang diperoleh melalui pengukuran dan observasi. Menurut Creswell, itu menunjukkan gagasan bahwa pengetahuan ilmiah diperoleh dari akumulasi data yang diperoleh tanpa teori dan bebas nilai dari observasi.

Penjelasan ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang tidak dapat diamati dan dengan demikian dalam beberapa cara diukur (yang dikuantifikasi), tidak penting atau tidak penting.

Disis lain knight dan Turnbull (2008 berpendapat bahwa positivisme menganggap semua pengetahuan terkait dengan bentuk observasi verifikasi dan secara metodologis didasarkan pada eksperimen ilmiah. Orang dapat berargumen bahwa manajemen konstruksi sebagai disiplin ilmu didasarkan pada sains. Namun, operasinya berputar di sekitar manusia, dan dalam istilah yang lebih luas juga didorong oleh manusia.

Contoh Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Paradigma

Adapun untuk contoh penelitian jikalau ditinjau dari paradigmanya. Misalnya saja;

  1. Penelitian Kesehatan

Departemen Kesehatan dalam merencanakan program pencegahan HIV dan AIDS mungkin harus menanyakan beberapa pertanyaan berikut sebelum menyetujui dan meluncurkan program. Departemen Kesehatan mungkin memiliki sekumpulan bukti yang membantu dalam menemukan jawaban atas beberapa pertanyaan ini sementara yang lain mungkin memerlukan penelitian.

Berikut beberapa contoh pertanyaan yang akan dibantu oleh penelitian untuk dijawab dalam pekerjaan pengembangan masyarakat:

  1. Apakah layak untuk memulai proyek baru? Misalnya, Departemen Pertanian mungkin ingin melakukan studi tentang kebun pangan berkelanjutan di daerah rawan kekeringan.
  2. Apa dampak proyek atau program terhadap komunitas? Misalnya, organisasi berbasis komunitas mungkin ingin mengukur dampak program kesadaran lingkungannya pada komunitas lokal.
  3. Intervensi lain apa yang dibutuhkan untuk memperbaiki situasi? Misalnya, seorang warga negara mungkin telah memulai program pengentasan kemiskinan yang tidak memberikan dampak yang diinginkan. Ia perlu menemukan cara lain untuk mempengaruhi kemiskinan.
  4. Penelitian dapat memainkan peran penting dalam memenangkan dukungan untuk suatu program atau tujuan (kadang-kadang disebut advokasi.) Penelitian membantu membuat kasus melalui penguatan argumen, memberikan informasi, dan menguraikan manfaat biaya.

Nah, itulah saja artikel yang bisa kami kemukakan pada segenap pembaca berkenaan dengan klasifikasi penelitian jikalau dilihat berdasarkan paradigma beserta dengan contohnya. Semoga memberikan wawasan bagi semua kalangan yang membutuhkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *