14 Kelebihan dan Kekurangan Metode Cross Sectional

Diposting pada

Kelebihan dan Kekurangan Metode Cross Sectional

Penelitian cross sectional atau biasanya disebut juga metode studi cross sectional pada hakekatnya menjadi bagian daripada studi observasional. Artinya dalam hal ini si peneliti mencatat informasi tentang subjek penelitian tanpa memanipulasi lingkungan penelitian yang ada.

Penggunaan berbagai metode cross sectional sendiri memiliki sejumlah kelebihan dan juga kekurangnnya. Diantaranya seperti paling cocok dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif tetapi disisi lain untuk hasil penelitian yang baik diperlukan wawancara dengan jumlah populasi yang ada.

Cross Sectional

Cross sectional adalah jenis metode penelitian observasional yang dilakukan dengan menganalisis sejumlah data dari variabel penelitian yang dikumpulkan pada satu titik waktu tertentu di seluruh populasisampel, dan subjek yang telah ditentukan sebelumnya.

Jenis penelitian ini biasanya disebut juga dengan analisis cross sectional, studi transversal, atau studi prevalensi. Meski demikian arti penelitian cross sectional tidak melibatkan pelaksanaan eksperimen, dimana si peneliti sering menggunakannya untuk memahami hasil dalam ilmu fisik dan sosial, serta banyak industri bisnis. Meskipun yang dipergunakannya dalam penelitian epidemiologi.

Kelebihan dan Kekurangan Cross Sectional

Penggunaan studi cross sectional memiliki sejumlah keunggulan dan juga kelemahan. Penjelasan lengkapnya sebagai berikut;

Kelebihan

Yaitu;

  1. Metode studi yang terjangkau

Studi cross sectional jauh lebih murah untuk dilakukan daripada opsi lain yang tersedia bagi peneliti, karena tidak diperlukan tindak lanjut dengan jenis penelitian ini.

Setelah informasi dikumpulkan dari seluruh kelompok studi, informasi tersebut dapat dianalisis karena hanya referensi waktu tunggal yang dipertimbangkan, sehingga memungkinkan untuk menghasilkan informasi yang berguna tanpa investasi awal yang berpotensi menimbulkan risiko. 

  1. Memberikan kontrol yang baik atas proses pengukuran

Seperti studi lainnya, studi cross-sectional hanya sebaik proses pengukuran yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi.

Alasannya karena tidak ada pertimbangan jangka panjang dalam penelitian ini, peneliti memiliki kontrol yang lebih baik atas proses penetapan. Data yang diperoleh dalam penelitian dapat dengan mudah diukur dan diterapkan pada kelompok populasi karena pengendalian lebih mudah dilaksanakan.

  1. Menawarkan kelengkapan dengan poin data utama

Meskipun jenis studi apa pun dapat kehilangan poin data utama, risiko kehilangan tersebut dalam studi cross-sectional jauh lebih kecil.

Peneliti mampu memaksimalkan kelengkapan poin data utama mereka karena mereka melihat seluruh kelompok populasi dalam satu titik waktu tertentu. Hal itu menyebabkan lebih sedikit kesalahan, karena data tidak dikumpulkan beberapa kali, melainkan semua dikumpulkan hanya dalam sekali waktu. 

  1. Memungkinkan siapa saja untuk menganalisis data untuk menarik kesimpulan

Informasi yang diperoleh melalui studi cross sectional cocok untuk analisis data sekunder. Hal ini berarti peneliti dapat mengumpulkan data untuk tujuan mereka sendiri, kemudian peneliti lain dapat menggunakan data yang sama untuk tujuan yang berbeda.

Hal tersebut memungkinkan informasi yang dikumpulkan tentang kelompok populasi umum memiliki kegunaan yang berkelanjutan, yang memaksimalkan nilai investasi dari titik-titik data yang dikumpulkan.

  1. Studi cross-sectional memberi peneliti akses ke berbagai hasil dan eksposur

Studi cross-sectional memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari berbagai hasil dan eksposur secara bersamaan.

Hal ini memungkinkan beberapa variabel untuk diakses secara bersamaan, yang meningkatkan akurasi penilaian pada beban titik data dalam kelompok populasi tertentu. Ketika ada tingkat akurasi yang lebih tinggi, maka alokasi sumber daya menjadi lebih akurat. 

  1. Menawarkan informasi untuk analisis deskriptif

Studi cross-sectional berguna ketika hipotesis umum harus dibuat untuk situasi yang dihadapi kelompok populasi. Penelitian ini memberikan deskripsi yang lebih baik untuk titik-titik data yang ada, sehingga memungkinkan informasi tersebut mengarah pada solusi yang mungkin belum pernah dipertimbangkan sebelumnya.

  1. Memberikan landasan untuk peluang penelitian di masa depan

Meskipun studi cross sectional tidak melihat alasan mengapa peristiwa tertentu terjadi dalam suatu kelompok populasi, hal ini dapat memberikan landasan bagi studi selanjutnya untuk mengkaji permasalahan tersebut.

Dimana untuk jenis penelitian cross sectional dirancang untuk menemukan petunjuk tentang kelompok populasi yang kemudian dapat membantu jenis penelitian lain untuk dapat menentukan mengapa suatu fenomena dapat terjadi.

Kekurangan

Yakni;

  1. Hanya efektif jika mewakili seluruh populasi

Studi cross sectional yang tepat harus mewakili seluruh populasi yang diteliti. Jika representasi tersebut tidak ada, maka temuan dari penelitian tidak akan valid.

Beberapa peneliti mungkin ragu untuk menjangkau kelompok tertentu, seperti tunawisma atau orang-orang di penjara, hal itu akan menyebabkan generalisasi tentang kelompok populasi sulit untuk dibuat karena informasinya tidak lengkap. 

  1. Diperlukan ukuran sampel yang lebih besar untuk memberikan akurasi

Karena seluruh kelompok populasi sedang dipelajari sekaligus, ukuran sampel yang lebih besar biasanya diperlukan dalam studi cross sectional dibandingkan dengan jenis studi lainnya.

Alasannya jika sampel kecil diambil, maka risiko kesalahan meningkat drastis karena hasilnya bisa jadi karena kebetulan saja. Karena ukuran sampel yang lebih besar diperlukan, maka ada pertimbangan biaya yang harus diperhitungkan juga oleh peneliti.

  1. Memungkinkan bias yang dapat mempengaruhi hasil

Ketika ada kelompok populasi yang tidak merespon ketika studi cross-sectional dilakukan maka hal itu dapat menyebabkan bias saat hasil diukur. Kondisi yang demikian sangat problematis jika karakteristik mereka yang tidak merespon berbeda dengan mereka yang merespon dalam konteks kelompok populasi umum yang dipelajari.

Oleh sebab itu, mencoba menarik arti kesimpulan dari jenis data dengan kondisi yang seperti itu hampir tidak berguna. Kesalahan klasifikasi informasi juga dapat menyebabkan bias dalam jenis studicross sectional

  1. Tidak menawarkan kendali atas pilihan atau tujuan

Ketika informasi dari studi cross sectional digunakan untuk analisis data sekunder, bias peneliti dapat mempengaruhi data tanpa disadari ketika studi sekunder dilakukan. Tidak ada kendali atas bagaimana data dikumpulkan saat mengaksesnya dengan cara sekunder.

Oleh karena itu, informasi tentang metode pengumpulan informasi, tujuan pengumpulan data, dan pilihan yang dibuat harus disertakan selama transfer ke analisis data sekunder agar informasi tersebut berguna.

  1. Studi cross-sectional tidak menawarkan data tentang hubungan kasual

Studi cross sectional dirancang untuk memberikan data berkorelasi yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan tentang kelompok populasi.

Jika ada hubungan kasual dalam populasi, maka studi cross sectional tidak dapat memberikan informasi apa pun tentang hubungan tersebut, tapi hanya dapat membuat para peneliti melihat bahwa hubungan itu ada untuk beberapa alasan.

  1. Dibutuhkan kelompok populasi tertentu agar berhasil

Kecuali jika kelompok populasinya cukup besar, dengan definisi yang tepat, informasi yang dikumpulkan melalui studi cross sectional mungkin tidak dapat diandalkan. Kerugian ini sering muncul ketika peneliti memeriksa titik-titik informasi keterpaparan atau hasil langka dalam kelompok populasi.

  1. Tidak dapat mengukur insiden

Kelemahan lainnya dalam penggunaan metode studi cross sectional dapat membatasi ketersediaan hasil bagi peneliti, alasannya karena studi ini tidak selalu dapat menentukan mengapa peristiwa tertentu terjadi dalam populasi.

Contoh Cross Sectional

Pelengkap dari artikel ini, maka berikut ini merupakan beberapa contoh metode cross sectional. Misalnya saja;

  1. Judul Penelitian

Penelitian cross sectional adalah metode penelitian observasional yang proses pengumpulan datanya dilakukan sekaligus pada kondisi waktu tertentu. Adaun untuk salah satu contoh judul penelitian cross sectional misalnya saja topik penelitian yang berjudul;

Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Oleh (Ratih Suci Wijaya)

  1. Data

Data cross section dan contohnya menjadi penting untuk diberikan kepada semua pembaca. Alasannya karena jenis data penelitian berbeda dengan riset yang menggukan penelitian kualitatif ataupun kuantitatif. Untuk contohnya misalnya saja;

Ketika seorang peneliti ingin mengukur tingkat obesitas pada populasi. Maka seyogyanya seorang penelitian bisa membuat sampel dari 1.000 orang secara acak dari jumlah populasi melalui usia responden penelitian, berat badan, tinggi badan, dan menghitung % dari sampel penelitian yang dikategorikan sebagai obesitas.

Itulah saja artikel penjelasan yang bisa kami kemukakan pada semua pembaca berkenaan dengan kelebihan studi cross sectional dan kekurangan metode cross sectional beserta dengan contohnya dalam penelitian. Semoga memberikan wawasan untuk kalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *