Pengertian Cross Sectional, Kelebihan, Kekurangan, dan Contohnya

Diposting pada

Cross Sectional

Studi cross sectional pada dasarnya menjadi salah satu jenis metode penelitian observasional yang sifatnya menganalisis serangkaian data variabel penelitian yang telah dikumpulkan pada satu titik waktu tertentu dari seluruh jenis populasi dan sampel, oleh karena itulah metodologi ini biasanya dikenal dengan subset yang telah ditentukan sebelumnya.

Akan tetapi yang pasti, studi cross-sectional seorang peneliti mencatat informasi yang ada dalam suatu populasi, tetapi mereka tidak memanipulasi variabel, sehingga jenis penelitian ini dapat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik yang ada dalam suatu komunitas, tetapi tidak untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antara variabel yang berbeda.

Cross Sectional

Studi cross sectional akan senantiasa melibatkan skala data dari suatu populasi pada satu titik waktu tertentu. Dimana partisipan dalam jenis penelitian ini dipilih berdasarkan variabel minat tertentu. Sehingga studi cross sectional bersifat observasional dan dikenal sebagai penelitian deskriptif, bukan kausal atau relasional, artinya peneliti tidak dapat menggunakannya untuk menentukan penyebab sesuatu.

Contoh aplikasinya seperti adanya para peneliti yang mempelajari psikologi perkembangan mungkin memilih kelompok orang yang berbeda usia tetapi menyelidikinya pada satu titik waktu. Dengan melakukan ini, perbedaan apa pun antara kelompok usia mungkin dapat dikaitkan dengan perbedaan usia daripada sesuatu yang terjadi seiring waktu.

Pengertian Cross Sectional

Studi cross sectional adalah jenis desain penelitian di mana peneliti mengumpulkan data dari banyak individu yang berbeda pada satu titik waktu, sehingga dalam penelitian crosssectional, peneliti mengamati variabel tanpa lagi dapat mempengaruhinya.

Peneliti di bidang ekonomi, psikologi, kedokteran, epidemiologi, dan ilmu sosial lainnya menggunakan studi cross-sectional dalam pekerjaan mereka. Misalnya, ahli epidemiologi yang tertarik pada prevalensi penyakit saat ini di subset tertentu dari populasi mungkin menggunakan desain cross-sectional untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang relevan.

Namun yang pasti, dalam peneltian crossectioanl senantisa mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.

Pengertian Cross Sectional Menurut Para Ahli

Adapun definisi cross sectional menurut para ahli, antara lain:

  1. Notoatmodjo (2002) , Cross sectional adalah sebagai suatu penelitian untuk mempelajari suatu dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dan dengan suatu pendekatan, observasi ataupun dengan teknik pengumpulan data pada suatu waktu tertentu (point time approach).

Ciri Cross Sectional

Beberapa karakteristik kunci dari studi cross-sectional meliputi:

  1. Penelitian berlangsung pada satu titik waktu
  2. Riset crosssectional tidak melibatkan manipulasi variabel
  3. Metode cross sectional memungkinkan peneliti untuk melihat banyak karakteristik sekaligus (usia, pendapatan, jenis kelamin, dan lain-lain)
  4. Cross sectional sering digunakan untuk melihat karakteristik yang berlaku dalam populasi tertentu
  5. Cross sectional dapat memberikan informasi tentang apa yang terjadi dalam populasi saat ini

Kelebihan dan Kekurangan Cross Sectional

Seperti desain penelitian lainnya, studi cross-sectional memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Penjelasannya sebagai berikut;

Kelebihan

Antara lain;

  1. Karena kita hanya mengumpulkan data pada satu titik waktu, studi cross-sectional relatif murah dan tidak memakan waktu dibandingkan jenis penelitian lainnya.
  2. Studi cross-sectional memungkinkan kita mengumpulkan data dari banyak subjek dan membandingkan perbedaan antar kelompok.
  3. Studi cross-sectional menangkap momen tertentu dalam waktu. Sensus nasional, misalnya, memberikan gambaran tentang kondisi negara itu saat itu.
Kekurangan

Yakni;

  1. Sulit untuk membangun hubungan sebab-akibat menggunakan studi cross-sectional, karena mereka hanya mewakili pengukuran satu kali dari dugaan sebab dan akibat.
  2. Karena studi cross-sectional hanya mempelajari satu momen dalam waktu, studi tersebut tidak dapat digunakan untuk menganalisis perilaku selama periode waktu tertentu atau menetapkan tren jangka panjang.
  3. Waktu snapshot cross-sectional mungkin tidak mewakili perilaku grup secara keseluruhan. Misalnya, bayangkan kita sedang melihat dampak psikoterapi pada penyakit seperti depresi. Jika individu yang depresi dalam sampel kita memulai terapi tidak lama sebelum pengumpulan data, maka terapi tersebut mungkin tampak menyebabkan depresi meskipun efektif dalam jangka panjang.

Contoh Cross Sectional

Data yang dikumpulkan dalam studi cross-sectional melibatkan subjek atau partisipan yang serupa di semua variabel kecuali yang sedang ditinjau. Variabel ini tetap konstan selama penelitian cross-sectional. Ini tidak seperti studi longitudinal, di mana variabel dapat berubah sepanjang penelitian. Berikut ini beberapa contoh studi cross sectional, diantaranya yaitu:

  1. Retail: Dalam retail, penelitian cross-sectional dapat dilakukan pada pria dan wanita dalam rentang usia tertentu untuk mengungkap persamaan dan perbedaan tren pengeluaran terkait gender.
  2. Bisnis: Dalam bisnis, peneliti dapat melakukan studi cross-sectional untuk memahami bagaimana orang-orang dari status sosial ekonomi yang berbeda dari satu segmen geografis menanggapi satu perubahan dalam suatu penawaran.
  3. Perawatan Kesehatan: Para ilmuwan dalam perawatan kesehatan dapat menggunakan penelitian lintas bagian untuk memahami bagaimana anak-anak usia 2-12 tahun di seluruh Amerika Serikat rentan terhadap kekurangan kalsium.
  4. Pendidikan: Sebuah studi cross-sectional di sekolah sangat membantu dalam memahami bagaimana siswa yang mendapat nilai dalam kisaran nilai tertentu dalam kursus pendahuluan yang sama bekerja dengan kurikulum baru.
  5. Psikologi: Definisi studi cross-sectional dalam psikologi adalah penelitian yang melibatkan berbagai kelompok orang yang tidak memiliki variabel minat yang sama (seperti variabel yang Anda fokuskan), tetapi berbagi variabel lain yang relevan. Ini bisa mencakup rentang usia, identitas gender, status sosial ekonomi, dan sebagainya.

Nah, itulah tadi artikel yang bisa kami kemukakan pada segenap pembaca berkenaan dengan pengertian cross sectional menurut para ahli, ciri, kelebihan, kekurangan, dan contohnya dalam penelitian. Semoga memberikan wawasan bagi semuanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *