4 Perbedaan Penelitian Korelasi dan Eksperimen

Diposting pada

Perbedaan Penelitian Korelasi dan Eksperimen

Memahami dan mempergunakan penelitian korelasional dan non korelasional yang dikenal dengan nama lain eksperimental menjadi sangat penting diketahui oleh seseorang manakala jenis metode penelitian khususnya dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Hal ini lantaran untuk penggunaan riset korelasional seorang peneliti tidak memiliki kendali atas variabel penelitian.

Berbeda dengan penelitian eksperimental. Dimana si peneliti memiliki pengendalian atas pengamatan variabel penelitian untuk menghubungkan pola statistik dan statistika tanpa memperkenalkan katalis. Selain itu, informasi yang diterima dari penelitian korelasional terbatas, yakni penelitian korelasional hanya menunjukkan hubungan antar variabel dan tidak sama dengan penyebab.

Penelitian Korelasi dan Eksperimen

Penjelasan terkait dengan definisi penelitian korelasi dan eksperimen. Yakni;

Penelitian Korelasi

Penelitian korelasional termasuk dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berupaya menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.

Penelitian Eksperimen

Pengertian penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang disusun secara sistematis untuk memberikan hubungan objek penelitian dengan variabel penelitian, sehingga contoh metodologi penelitian ilmiah ini memiliki penjelasan terkait dengan fenomena sebab dan akibat.

Perbedaan Metode Penelitian Korelasi dan Eksperimen

Adapun untuk perbedaan yang ada dalam metode penelitian korelasi dan penelitian eksperimen. Antara lain sebagai berikut;

  1. Metodologi

Perbedaan utama antara penelitian korelasional dan penelitian eksperimental adalah penggunaan metodologi. Dimana dalam penelitian korelasional, si peneliti mencari pola statistik yang menghubungkan 2 variabel yang terjadi secara alami, sedangkan dalam penelitian eksperimental, seorang peneliti memperkenalkan katalis dan memantau pengaruhnya terhadap variabel.

  1. Observasi

Dalam penelitian korelasional, peneliti secara pasif mengamati fenomena dan mengukur hubungan apa pun yang terjadi di antara objek penelitian. Akan tetapi dalam penelitian eksperimental seorang peneliti secara aktif mengamati fenomena setelah memicu perubahan perilaku variabel.

  1. Hubungan Sebab dan Akibat

Dalam penelitian eksperimental, seorang peneliti memperkenalkan katalis dan memantau pengaruhnya terhadap variabel, yaitu sebab dan akibat. Dalam penelitian korelasional, peneliti tidak tertarik pada sebab dan akibat sebagaimana berlaku; melainkan, ia mengidentifikasi pola statistik berulang yang menghubungkan variabel-variabel dalam penelitian.

  1. Jumlah Variabel

Perbedaan lainnya antara dua metode penelitian ini terkait dengan variable penelitian. Dimana dalam eksperimental melayani jumlah variabel yang tidak terbatas lantaran bisanya metodologi penelitian ini dilakukan dalam laboratorum.

Sedangkan dalam penelitian korelasional hanya melayani 2 variabel yang saling berkaitan dan dalam satu sumber penelitian yang dipergunakan.

Kesimpulan

Dari penjelasan yang telah dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa penelitian korelasional adalah jenis penelitian non eksperimental di mana peneliti mengukur dua variabel dan menilai hubungan statistik (yaitu, korelasi) di antara objek penelitian dengan jumlah terbatas.

Maka melalui penelitian korelasional, seseorang dapat dengan mudah menentukan hubungan statistik antara 2 variabel. Selain itu, melakukan penelitian korelasional lebih sedikit memakan waktu dan lebih murah daripada penelitian eksperimental. Hal ini tentusaja menjadi keuntungan yang kuat ketika bekerja dengan jumlah peneliti yang sedikit dan pendanaan minimal atau ketika menjaga jumlah variabel dalam penelitian sangat rendah.

Akan tetapi, penelitian korelasional juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya yaitu penelitian korelasional bersifat terbatas karena hanya dapat digunakan untuk menentukan hubungan statistik antara 2 variabel. Itu tidak dapat digunakan untuk membangun hubungan antara lebih dari 2 variabel.

Penelitian korelasional tidak memperhitungkan sebab dan akibat antara 2 variabel karena tidak menyoroti yang mana dari 2 variabel yang bertanggung jawab untuk pola statistik yang diamati. Sebagai contoh, menemukan bahwa pendidikan berkorelasi positif dengan vegetarisme tidak menjelaskan apakah dididik mengarah ke vegetarian atau apakah vegetarianisme mengarah ke lebih banyak pendidikan.

Alasan untuk keduanya dapat diasumsikan, tetapi sampai penelitian lebih lanjut dilakukan, penyebab tidak dapat ditentukan. Juga, yang ketiga, variabel yang tidak diketahui mungkin menyebabkan keduanya. Misalnya, tinggal di negara bagian detroit dapat mengarah pada pendidikan dan vegetarisme.

Itulah tadi artikel yang bisa kami berikan pada segenap pembaca berkenaan dengan perbedaan metode penelitian korelasi dan penelitian eksperimen. Semoga saja bisa memberikan edukasi bagi segenap pembaca yang saat ini sedang membutuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *