11 Cara Membuat Laporan Praktikum yang Baik dan Benar

Diposting pada

Cara Membuat Laporan Praktikum

Laporan praktikum bisa dikatakan sebagai serangkaian penjelasan tentang apa yang dilakukan seseorang selama observasi di laboratorium. Oleh karena itulah membuat praktikum itu sendiri dapat diselesaikan jikalau telah ditemukan hasilnya.

Disisi lain, biasanya tugas praktikum ini sendiri merupakan mata kuliah yang diperlukan sebagai bagian dari program pascasarjana ataupun sarjana, meskipun di sekolah-sekolah kegiatan praktikum sudah mulai diperkenalkan. Khususnya untuk disiplin Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Seperti biologi, kimia, fisika, matekatika, pertanian, kesehatan, dan lainnnya.

Laporan Praktikum

Laporan praktikum adalah penjelasan lengkap terkait percobaan yang telah dilakukan, sehingga cara membuat laporan praktikum dihasilkan dari rangkaian keterangan dan analisis prosedur percobaan dilakukan yang pada akhirnya menghasilkan jenis data penelitian.

Oleh karena itulah, cara kerja praktikum diambil dari laporan presentasi data yang telah terformat dan terorganisasi dengan baik.

Cara Membuat Laporan Praktikum

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun laporan praktikum. Sejatinya terbagi menjadi dua bagian penting. Yakni pada pra praktikum (sebelum praktikum dilakukan) dan pasca praktikum (setelah melakukan kegiatan praktikum. Penjelasannya;

Menyelesaikan Laporan Pra Praktikum

Prosedur dalam menyelesaikan laporan pra praktikum meliputi:

  1. Menentukan Judul Laporan

Judul laporan pada dasarnya mengacu pada nama laboratorium atau percobaan yang kita lakukan. Perlu kita ingat bahwa dalam membuat judul laporan haruslah padat dan jelas. Beberapa guru mewajibkan adanya halaman judul yang berisi:

  1. Nama laboratorium atau percobaan
  2. Nama siswa yang melakukan percobaan di laboratorium
  3. Nama pembimbing di laboratorium yang digunakan
  4. Tanggal percobaan dilakukan
Contoh Judul Praktikum

Olahan Pangan Lokal dengan Buah Sukun dengan Susu Biji Nangka dan Buah Naga

  1. Menentukan Permasalahan yang akan Diteliti

Prosedur kedua yang harus kita lakukan adalah menentukan hal yang akan kita uji coba. Langkah kedua ini sekaligus untuk menentukan tujuan praktikum, yang harus mampu menjawab “Mengapa kita melakukan percobaan tersebut?”, “Apa yang akan kita pelajari dari percobaan tersebut?”

Ketika kita menjelaskan tentang tujuan percobaan, kita harus menjelaskan hal-hal apa saja yang akan kita dapatkan dari percobaan yang akan kita lakukan dan apa saja yang ingin kita ketahui. Beberapa poin penting yang perlu kita ingat pada langkah kedua ini adalah:

  1. Bagian ini hendaknya juga memberikan BAB 1 pendahuluan terkait percobaan yang dilakukan, dengan menyertakan informasi tentang:
  1. Latar belakang yang mendukung percobaan
  2. Definisi yang penting
  3. Latar belakang teori dan sejarah percobaan
  4. Metode umum yang akan digunakan
Contoh Bagian Pendahuluan Praktikum

Latar Belakang

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida pada umumnya bersifat racun yang dapat membunuh organisme non sasaran yang berguna bagi pengendalian hama dan penyakit secara alami. Tidak hanya hama dan penyakit non sasaran yang dapat berdampak negatif tetapi juga nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur.

Oleh karena itu, perlu mengetahui sifat larutan dari pestisida itu sendiri sebelum menggunakannya. Penggunaan pestisida harus mengikuti aturan yang tertera dalam label pestisida jika tidak mengikuti peraturan yang ada maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia dan berdampak negatif bagi lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem (Arief, 1994).

Faktor utama yang dapat menyebabkan aplikasi pestisida kurang tepat dalam aplikasi pestisida adalah kalibrasi. Namun sebelum melakukan kalibrasi alat, hal yang penting yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah populasi, serangan OPT yang diperlukan pada areal tertentu. Volume semprot adalah banyaknya cairan yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan organisme pengganggu tanaman secara merata pada areal tertentu. Berbagai jenis dan tipe alat pengendalian yang digunakan saat ini sebagian besar adalah alat pengendalian untuk mengaplikasikan pestisida, dan beberapa alat yang digunakan untuk pengendalian secara fisik atau mekanik

Alat pengendalian untuk aplikasi pestisida bertujuan untuk  enghasilkan butiran-butiran cairan atau percikan-percikan (droplet) yang berasal dari cairan yang ditempatkan di dalam salah satu bagian dari alat tersebut. Cairan yang disemprotkan dapat berupa larutan, emulsi, atau suspensi.  Alat aplikasi pestisida yang efisien dapat menjamin penyebaran bahan yang rata pada sasaran tanpa pemborosan.

Selain itu pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat dan dengan jumlah tenaga kerja minimal. Fungsi utama semua jenis alat pengendalian adalah untuk membantu mengendalikan suatu organisme pengganggu tanaman sasaran sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien.

  1. Penulisan tujuan percobaan hanya dalam satu kalimat. Dimana, khususnya untuk pembuatan kalimat tujuan tersebut bisa pula dituliskan dalam bentuk kalimat tanya. Seringkali, pembimbing percobaan akan menunjukkan kepada kita tujuan percobaan.
Contoh Bagian Tujuan Praktikum
  1. Contoh penulisan tujuan percobaan dalam bentuk narasi satu kalimat misalnya: “Percobaan ini bertujuan untuk menentukan titik didih dari senyawa yang berbeda dengan menggunakan tiga sampel yang berbeda”.
  2. Contoh penulisan tujuan percobaan dalam bentuk dalam bentuk kalimat tanya misalnya: Apakah campuran cat warna merah dan biru akan membentuk warna hijau?
Penulisan Tujuan dalam Laporan Praktikum

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu :

  1. Mengetahui nilai volume semprot saat aplikasi pestisida menggunakan knapsack sprayer nozzle merah
  2. Mengetahui tujuan dilakukan kalibrasi
  3. Mengetahui faktor yang menyebabkan perbedaan nilai volume semprot setiap pengaplikasi pestisida
  1. Menentukan Hipotesis Percobaan

Hipotesis ialah hasil yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan dalam percobaan secara teoritis, atau perkiraan hasil percobaan. Pada dasarnya, hipotesis merupakan perkiraan dari hasil percobaan atau penelitian yang dilakukan dengan berdasar pada landasan teori yang kita yakini atau berdasarkan pada pengetahuan atau percobaan sebelumnya.

Kita tidak boleh membuat perkiraan hasil percobaan tanpa dasar atau landasan teori yang menjadi pendukungnya. Perlu kita ketahui bahwa, hipotesis tidak harus benar, tapi melalui percobaan kita akan mengetahui benar atau tidaknya teori yang kita jadikan landasan.

Tinjaun Pustaka dan Landasan Teori Praktikum

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Dosis, Konsentrasi, Volume Semprot, dan Bahan Penyampur Pestisida

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan pestisida antara lain:

  1. Dosis Pestisida

Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan sasaran tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu aplikasi atau lebih.

  1. Konsentrasi Pestisida

Konsentrasi penyemprotan adalah jumlah pestisida yang disemprotkan dalam satu liter air (atau bahan pengencer lainnya) untuk mengendalikan sasaran tertentu.

  1. Volume Semprot

Volume semprot adalah banyaknya larutan jadi pestisida yang digunakan untuk menyemprot sasaran tertentu per satuan luas atau per satuan individu tanaman.

  1. Bahan Penyampur

Pestisida sebagai bahan racun aktif (active ingredients) dalam formulasi biasanya dinyatakan dalam berat/volume. Bahan penyampur yang dapat digunakan adalah alkohol, minyak tanah, xyline dan air (Llyod, 1974).

Enam Tepat Aplikasi Pestisida

  1. Tepat Sasaran: Pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang tanaman.
  2. Tepat Mutu: Mutu pestisida ditentukan oleh bahan yang telah teruji. Pestisida tersebut harus terdaftar, tidak kadaluarsa, dan kemasannya tidak  rusak.
  3. Tepat Jenis: Setiap jenis pestisida hanya diperuntukan bagi OPT tertentu. Informasi tersebut tertera pada label kemasan pestisida.
  4. Tepat Waktu: Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT harus berdasarkan hasil pemantauan atau pengamatan rutin (monitoring/scouting).
  5. Tepat Dosis/Konsentrasi: Daya racun pestisida terhadap jasad sasaran ditentukan oleh dosis atau konsentrasi formulasi pestisida.
  6. Tepat Cara Penggunaan: Beberapa cara penggunaan pestisida ialah pencelupan, pengasapan, pemercikan, penyuntikan, pengolesan, penaburan, penyiraman dan penyemprotan (Rukman, 1999).
  1. Membuat Daftar Alat dan Bahan

Langkah selanjutnya ialah menuliskan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan dalam bentuk daftar yang ringkas dan jelas, serta sesuai dengan urutan penggunaannya. Kita harus mencantumkan semua alat dan bahan yang digunakan, karena melalui daftar alat dan bahan ini, siapa pun dapat mengulangi percobaan kita dan menegaskan hasil yang kita nyatakan.

  1. Menjelaskan Cara Kerja Percobaan

Selain alat dan bahan, kita juga harus menuliskan langkah-langkah percobaan yang kita lakukan sepanjang percobaan, serta pengukuran yang kita kerjakan. Cara kerja tersebut berupa prosedur langkah demi langkah di laboratorium. Sertakan pula tindakan pencegahan yang harus diambil ketika melakukan percobaan.

Beberapa poin penting yang perlu kita tuliskan dalam menjelaskan cara kerja percobaan kita yaitu:

  1. Menuliskan semua variabel percobaan secara terperinci, yang meliputi variabel bebas yaitu variabel yang akan kita ubah sepanjang percobaan; variabel terikat yaitu variabel yang berubah karena perubahan yang terjadi pada variabel bebas; dan variabel terkendali yaitu variabel yang tidak berubah sepanjang percobaan.
  2. Menuliskan cara kerja percobaan dalam bentuk paragraf, bukan dalam daftar. Bagian ini harus dituliskan sebagai penjelasan tertulis atas apa yang kita lakukan, bukan serangkaian petunjuk percobaan.
  3. Kita harus menuliskannya secara jelas dan serinci mungkin, sehingga siapa pun bisa melakukan percobaan yang sama. Kita juga harus menjelaskan langkah-langkahnya dalam kalimat yang mudah dipahami, secara terperinci. Akan tetapi, kita harus berhati-hati agar tidak terlalu banyak memberikan penjelasan, dan memberikan informasi yang tidak berkaitan dengan percobaan.
  4. Cara kerja dan daftar alat dan bahan dapat disatukan menjadi satu paragraf. Kita harus memastikan format penulisan yang lebih disukai oleh pembimbing percobaan sebelum kita menuliskan laporan.
Menyelesaikan Laporan Pasca Praktikum

Tahapan dalam proses menyelesaikan laporan pasca praktikum meliputi:

  1. Melakukan percobaan

Langkah yang satu ini adalah inti dari penyusunan laporan praktikum, karena dengan melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja, serta alat dan bahan yang telah kita siapkan, kita dapat memperoleh hasil dari percobaab kita yang selanjutnya hasil tersebut kita tuangkan atau tuliskan dalam bentuk laporan.

Akan tetapi, ingat bahwa sebelum melakukan percobaan atau praktikum, kita harus menyelesaikan seluruh langkah sebelum melakukan percobaan atau menyusun laporan pra-praktikum, seperti membuat daftar alat dan bahan, serta cara kerja, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas kepada kita terkait hal yang akan terjadi selama percobaan.

Selain itu, menuliskan hipotesis, tujuan, dan pendahuluan, akan membantu kita memahami hasil percobaan, dan tidak mengubah hipotesis kita berdasarkan hasil percobaan.

  1. Mencatat Hasil Percobaan

Bagian ini berisikan data mentah yang didapatkan selama percobaan. Kita harus mencatat data yang kita dapatkan dengan jelas dan logis. Kumpulkan dan kelompokkan data tersebut sehingga mudah dibaca dan dipahami. Beberapa poin penting yang perlu kita ingat pada bagian ini adalah:

  1. Bagian ini berisikan tabel atau grafik data, serta catatan apa pun yang kita buat ketika percobaan berlangsung. Tabel data yang kita buat harus ditandai dengan jelas, dan ingat pula untuk mencatat semua satuan pengukuran. Ketika menggunakan grafik, gunakan tanda X atau O dan janganlah menggunakan titik. Pastikan sumbu X ditandai dengan variabel percobaan.
  2. Data yang kita peroleh bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif ialah data yang dapat diamati, tapi tidak mempunyai nilai dalam bentuk numerik atau angka. Sedangkan, data kuantitatif ialah data yang dapat diukur dengan angka tertentu. Hasil data kuantitatif misalnya panjang suatu benda yang dapat dinyatakan dalam satuan sentimeter, bobot dalam gram, kecepatan dalam kilometer/jam, dan lain-lain.
  1. Menuliskan Pembahasan Hasil Percobaan yang Telah Dilakukan

Pada bagian ini, kita harus menganalisis percobaan. Terjemahkanlah hasil percobaan tersebut dengan cara menjelaskannya, menganalisis apa maksudnya, dan membandingkannya. Apabila terjadi suatu hal yang tidak terduga, maka kita harus mencoba memperkirakan apa penyebabnya.  Kita harus membuat hipotesis tentang apa yang mungkin terjadi apabila sebuah variabel dalam percobaan diubah.

  1. Menerima atau Menolak Hipotesis

Bagian ini bisanya ada pada bagian kesimpulan, kita harus menjelaskan apakah hipotesis kita benar atau salah. Gunakan data yang kita peroleh dalam percobaan untuk mendukung alasan penolakan atau penerimaan hipotesis kita.

Contoh Penulisan Kesimpulan Praktikum

BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini sebagai berikut :

  1. Volume semprot yang diperoleh oleh kelompok 3 dan 4 yaitu 1.250 liter/ha
  2. Tujuan dilakukan kalibrasi yaitu menghindari pemborosan pestisida, memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman dan memperkecil pencemaran lingkungan
  3. Volume semprot setiap pengaplikasi dapat berbeda karena beberapa faktor yaitu jenis nozzle, kecepatan berjalan pengaplikasi, lebar gawangan pengalikasi, dan tekanan yang diberikan pengaplikasi pada alat
  1. Menyertakan Kesalahan yang Terjadi 

Pada bagian ini, kita harus mencantumkan data yang salah, atau data yang ekstrem, dan tidak sesuai dengan data lainnya. Kita juga harus memberikan pembahasan yang menjadi alasan pendukung mengapa data tersebut salah. Nyatakan pula apa yang bisa kita ubah untuk memperbaiki kualitas dan ketepatan percobaan

  1. Membuat Daftar Pustaka Praktikum

Lantaran laporan praktikum mengacu pada salah satu bentuk laporan yang disusun berdasarkan kegiatan praktikum baik dilakukan pada tingkat sekolah maupun perguruan tinggi dengan sistim akademis. Maka, untuk priosedurnya diperlukan daftar pustaka, alasannya karena ini menjadi penguat atau dukungan terkait dengan penelitian yang dijalankan.

Penulisan Daftar Pustaka dalam Laporan Praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha Nasional. Surabaya.

Llyod. 1974. Studi Penerapan Rekayasa Nilai ( Value Engineering ) dalam Disain Perangkat Alat Sprayer . Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran. Bandung.

Rukman, Rahmat, dan Sugandi S. 1999. Gulma dan Teknik Pengendalian. Kanisius. Yogyakarta.

Susnihati, Nenet, H. Sumeno, dan Sudarjat. 2005. Bahan Ajar Ilmu Hama Tumbuhan. Universitas Padjajaran. Bandung.

Widia. 2004. Alat Pengendalian Gulma. Institud Pertanian Bogor. Bogor.

Dari penjelasan terbuat, dapatlah dikatakan bahwa laporan praktikum yang baik haruslah disampaikan secara lisan maupun dalam bentuk tulisan, yang biasanya berisi suatu hal atau informasi penting sebab berkaitan dengan pertanggungjawaban dari kegiatan yang telah dilakukan. Dimana untuk penulisan laporan dapat dilakukan secara terperinci atau hanya berupa ringkasan saja.

Itulah tadi artikel yang bisa disajikan pada semua kalangan berkenaan dengan cara membuat sekaligus menulis laporan praktikum yang baik dan benar beserta dengan contoh singkatnya. Semoga saja bisa memberi penjelasan bagi semuanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *