4 Struktur Esai dan Contohnya

Diposting pada

Struktur Esai dan Contohnya

Dalam dunia kepenulisan, tentu saja tidak akan asing dengan yang namanya karya tulis. Karya tulis ilmiah tentu saja akan menjadi hal yang sangat penting bagi para siswa bahkan mahasiswa untuk dapat memahaminya. Ada banyak sekali karya ilmiah yang dapat dibuat dan juga dibaca bagi setiap kalangan. Misalnya saja, karya tulis ilmiah, puisi, cerpen, arti artikel, ataupun juga esai.

Sebagai salah satu dari banyak tulisan tersebut, yang paling banyak dicari, dibuat dan dinikmati para pembaca adalah essay yang notabene memiliki struktur kepenulisan sehingga menjadi ciri keilmiahan. Oleh karena itulah artikel ini akan memberikan penjelasannya.

Esai

Esai adalah karya tulis dalam bentuk opini atau pendapat seseorang terhadap sebuah permasalahan yang sedang banyak dibicarakan atau menarik perhatian untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itulah essai yang tegabung dalam jenis karya ilmiah ini didalam memaparkan mengenai rumusan masalah tertentu dari sudut pandang penulis yang disertai dengan data yang valid atau benar.

Struktur Esai

Secara seksama untuk struktur dalam kepenulisan essai terbagi menjadi berbagai jenis. Yaitu;

  1. Pendahuluan

Pendahuluan esai adalah struktur awal yang membangun kerangka dari sebuah esai. Pendahuluan berupa latar belakang esai pada umumnya telah berisi mengenai tema dari topik esai yang akan dibahas. Unsur yang ada di dalam pendahuluan esai yaitu latar belakang dan pendapat dari seorang penulis tentang tema yang akan penulis bahas.

Pendahuluan esai ini juga dapat dijadikan alat untuk mengantarkan pembaca dalam memahami topik yang akan dibahas.

  1. Pembahasan

Pembahasan esai adalah isi yang menjelaskan mengenai topik yang dibahas di dalam esai secara lebih detail. Di dalam bagian pembahasan esai, penulis akan menjabarkan argumennya secara kronologis atau berurutan mengenai pokok bahasan atau topik yang di bahas..

  1. Penutup

Penutup esai adalah bagian yang ada di akhir bagi sebuah esai. Bagian penutup esai ini berisi tentang kesimpulan yang berupa kalimat rangkuman dari pembahasan topik esai secara singkat dan padat dari pokok bahasan yang di bahas.

Contoh Esai

Dalam upaya memberikan pemahaman yang mendetail maka berikut ini dapat menjadi contoh pedoman dalam pembuatan essay jika ditinjau dari struktur kepenulisannya.  Adapun topik yang diangkat dalam essay ini ialah “Implementasi Pembangkit Energi Terbarukan Terapung Pada Pulau Kecil Untuk Mewujudkan Indonesia Bebas Krisis Listrik” karya Fauzi, Akhmat (2016)

Tulisan Berdasarkan Struktur Kepenulisannya
  1. Bagian Pendahuluan

Menginjak 18 tahun reformasi di Indonesia, kondisi desa di pulau-pulau kecil masih mencerminkan ketimpangan pembangunan terutama dalam segi pasokan energi listrik. Sampai saat ini pemenuhan listrik di pulau Jawa dan kotakota besar masih jauh lebih baik dibanding dengan pemenuhan energi listrik di pulau-pulau kecil. Tengok saja keadaan desa Batu Belubang yang terletak paling ujung sebelah utara Pulau Lingga, Riau. Pasokan listrik di sana hanya berlangsung selama lima jam sehari. Mulai dari pukul 18.00 WIB hingga 23.00 WIB.

Kebutuhan listrik pun masih dipasok menggunakan genset. Padahal tidak jarang harga solar yang dijual di pulau-pulau kecil sangat mahal akibat jarak pulau yang jauh. Jadi jangan heran jika biaya listrik di pulau Lingga sangat mahal. Biaya listrik untuk lampu saja bisa dikenakan hingga Rp 40.000 (haluankepri, 2016).

Keterbatasan listrik yang menimpa masyarakat desa Batu Belubang jelas telah membuat aktivitas penduduk di sana menjadi terbatas. Ketika kegelapan malam tiba, mereka tidak bisa menjalankan pekerjaan mereka dengan baik karena gelap.

Mereka pun lebih banyak mengandalkan cempor atau lilin sebagai bantuan cahaya daripada menggunakan lampu dengan biaya listrik yang mahal. Bukan hanya itu, masyarakat desa yang kebanyakan nelayan tidak bisa membuat es karena kapasitas listrik yang tidak cukup.

Padahal sebagai bahan pengawet ikan agar tidak membusuk, keberadaan es batu sangat penting. Tanpa es batu, nelayan bisa sampai tidak melaut. Untuk mencegah hal itu, banyak nelayan yang terpaksa membeli es di pulau besar/pusat yang jaraknya cukup jauh.

Minimnya listrik di desa Batu Belubang, pulau Lingga merupakan satu contoh kecil kondisi masyarakat desa pulau-pulau kecil. Masih banyak pulaupulau kecil di Indonesia yang bernasib serupa. Mereka dipaksa hidup dengan keterbatasan listrik bahkan tanpa listrik sama sekali. Padahal sebagai modal pembangunan, kebutuhan listrik jelas sangat penting.

Keberadaan listrik akan berpengaruh besar pada perkembangan perekonomian penduduk pulau-pulau kecil ke depan. Tanpa pasokan listrik yang memadai, berbagai potensi ekonomi pulau, seperti pariwisata, akan sulit dikembangkan. Suatu hal yang sangat disayangkan mengingat banyak pulau-pulau kecil di Indonesia yang memiliki pantai pasir putih dan air laut jernih.

Tidak sedikit pula pulau yang memiliki ombak pantai yang bagus digunakan untuk berselancar. Maka dari itu, krisis listrik yang masih menimpa pulau-pulau kecil harus segera diatasi. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun pembangkit listrik berbasis energi terbarukan di pulau-pulau kecil. Pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan didasarkan fakta bahwa pulau-pulau kecil di Indonesia sesungguhnya memiliki segudang sumberdaya alam yang dapat dijadikan sumber energi terbarukan.

Wilayah tepi laut, misalnya, memiliki rata-rata kecepatan angin antara 30-40 mil/jam. Bahkan pada saat musim angin Utara, kecepatan angin bisa mencapai di atas 50 mil/jam (BPS, 2013). Besar potensi energi gelombang laut di tepi laut juga besar. Menurut World Energy Council (WEC), potensi energi gelombang laut di Indonesia mencapai antara 80-90 kW/m sepanjang laut Sumatra hingga laut Papua dan sekitar 10 kW/m pada wilayah laut Kalimantan dan Maluku.

Selain itu, sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Ratarata lama penyinaran matahari sekitar 6-7 jam per hari dengan suhu udara maksimal hingga 34oC (BPPT, 2014).

Melimpahnya sumber energi terbarukan yang berada di pulau kecil Indonesia ini bisa dimanfaatkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya bersama dengan pembangkit listrik tenaga angin dan gelombang di laut.

Sehingga saat langit medung atau malam tiba, pembangkit listrik akan digerakkan oleh turbin angin dan turbin arus laut. Sebaliknya, ketika kecepatan angin dan gelombang laut sedang rendah, panel-panel sel surya penangkap sinar matahari bisa terus memasok listrik. Dari sinilah penulis menggagas pembangkit listrik terapung berdasarkan konsep energi hibrida terbarukan.

  1. Bagian Isi/Pembahasan

Sesuai namanya, pembangkit energi terbarukan terapung merupakan pembangkit listrik hibrida yang berada di atas permukaan laut. Pembangkit listrik ini menggabungkan konsep pembangkit listrik tenaga angin, surya dan gelombang  laut. Bentuk pembangkit energi terbarukan terapung dapat dilihat pada gambar di
bawah.

Pembangkit energi terbarukan terapung sendiri dibangun dibangun di atas platform mengambang. Platform memiliki lambung apung yang cukup membuat struktur untuk mengapung seperti kapal, tetapi juga cukup kuat untuk menjaga struktur tetap tegak dan stabil.

Platform memiliki bentuk segienam. Platform ini ditambatkan dengan kombinasi tali rantai dan tali poliester. Jumlah platform yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan listrik yang diinginkan. Untuk kebutuhan listrik yang besar dapat digunakan multi platform.

Di atas platform dibangun pembangkit listrik tenaga surya yang terdiri dari panel surya. Panel surya menghasilkan listrik dengan memanfaatkan energi sinar matahari. Jumlah panel surya yang dipasang pada satu platform sebanyak 126 buah dengan daya 100 WP. Perkiraan listrik yang dihasilkan panel surya sehari
sebesar 20-25 kW.

Selain panel surya, pada bagian atas platform juga dibangun turbin angin dengan daya 5 kW sebanyak tujuh buah untuk menangkap energi angin di laut dan mengubahnya menjadi listrik. Sementara pada bagian bawah platform dipasang turbin arus laut dengan daya 5 kW sebanyak enam buah untuk menangkap energi gelombang laut. Total energi listrik yang diperoleh dari dari turbin angin dan arus laut diperkirakan mencapai 13-39 kW.

Listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik akan diatur oleh alat kontrol. Tatkala arus listrik yang dihasilkan berlebih maka arus akan disimpan dalam bank baterai yang terdiri dari kapasitor. Aliran listrik juga dibatasi pemakaiannya agar tidak berlebihan dengan memasang energy-limiter. Inverter ditambahkan pula dalam desain pembangunan pembangkit energi terbarukan terapung sebagai alat untuk mengubah arus DC yang dihasilkan menjadi arus AC.

Energi listrik kemudian disebarkan ke rumah penduduk pulau kecil melalui jaringan distribusi listrik AC baik tegangan rendah 200 volt maupun tegangan menengah 20 kilovolt. Setiap penggunaan listrik nantinya akan terekam dalam sistem data yang terhubung komputer.

  1. Bagian Akhir/Penutup

Pemanfaatan sumber energi yang terbarukan di pulau kecil merupakan suatu hal yang harus terus dikembangkan. Indonesia perlu aktif dan bekerja keras dalam mengoptimalkan potensi energi di pulau. Pemerintah dapat menyediakan tim ke pulau yang mengalami krisis listrik untuk mengayomi masyarakat dalam  membangun pembangkit energi terbarukan terapung.

Tim tadi bisa memberikan pelatihan dan penyuluhan pada masyarakat untuk mengembangkan potensi energi di pulau. Namun kemauan pemerintah saja tidak cukup, masyarakat khususnya dosen dan mahasiswa juga harus ikut berperan.

Mereka dapat berkontribusi dalam hal penelitian. Sementara pemerintah berperan pada masalah pendanaan. Melalui kerja sama masyarakat dan pemerintah, bukan tidak mungkin krisis energi listrik
akan berakhir.

Dari penjelasan dan contoh struktur kepenulisan esai yang telah dikemukakan, barangkali sedikit berbeda tergantung pada jenis esai yang sedang dibuat dalam akademik. Akan tetapi pada dasarnya, apa yang termasuk dalam tubuh tergantung pada jenis esai ilmiah yang sedang diselesaikan.

Yang pasti, harus diingat bahwa setiap bagian dari esai Anda membawa argumen, pendapat, sudut pandang, informasi, atau ide yang berbeda. Esai lima bagian ini ideal untuk menulis esai argumentatif, kritis, persuasif, dan ekspositori.

Itulah tadi artikel yang bisa kami berikan pada segenap pembaca. Berkenaan dengan struktur kepenulisan esai ilmiah dan contohnya yang ada. Semoga melalui artikel ini memberikan edukasi serta referensi bagi kalian yang membutuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *