Pengertian Penelitian Longitudinal, Ciri, Jenis, dan 3 Contohnya

Diposting pada

Pengertian Penelitian Longitudinal, Ciri, Jenis, dan 3 Contohnya

Pada hakekatnya metode penelitian longitudinal dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu yang lama. Dimana untuk jenis pendekatan penelitian ini merupakan kebalikan dari penelitian cross sectional yang merupakan salah satu bentuk penelitian sosial dengan melibatkan lebih dari satu kasus dalam sekali olah, serta melibatkan beberapa variabel untuk melihat pola hubungannya.

Tetapi yang pasti, untuk beberapa contoh penelitian longitudinal sebagian besar berasal dari bidang medis dan bidang lain seperti psikologi atau sosiologi. Dimana studi longitudinal sering menggunakan survei untuk teknik pengumpulan data yang bersifat kualitatif atau kuantitatif. Selain itu, dalam studi longitudinal, pembuat survei tidak mengganggu peserta survei. Sebaliknya, pembuat survei membagikan kuesioner dari waktu ke waktu untuk mengamati perubahan peserta, perilaku, atau sikap.

Penelitian Longitudinal

Longitudinal pada dasarnya jenis studi penelitian korelasional yang melibatkan pengamatan terhadap suatu variabel penelitian selama periode waktu yang lama. Penelitian ini longitudinal dapat berlangsung selama beberapa minggu, bulan, atau bahkan tahun. Dalam beberapa kasus, studi longitudinal bahkan dapat berlangsung selama beberapa dekade.

Pengertian Penelitian Longitudinal

Penelitian longitudinal adalah riset korelasional dimana peneliti mengamati dan mengumpulkan data pada sejumlah variabel tanpa berusaha mempengaruhi variabel tersebut. Dalam studi longitudinal, oleh karena itulah si peneliti berulangkali haruslah memeriksa individu yang sama untuk mendeteksi setiap perubahan yang mungkin terjadi selama periode waktu tertentu.

Disisi lain, perlu iketahui bahwa studi longitudinal terpanjang adalah yang dilakukan oleh Harvard Study of Adult Development yang telah mengumpulkan data tentang kesehatan fisik dan mental sekelompok pria Boston selama lebih dari 80 tahun.

Pengertian Penelitian Longitudinal Menurut Para Ahli

Adapun definisi penelitian longitudinal menurut para ahli, antara lain:

  1. Ployhart dan Vandenberg (2010), Penelitian longitudinal adalah sebagai penelitian yang menekankan studi perubahan dan berisi minimal tiga pengamatan berulang (meskipun lebih dari tiga lebih baik) pada setidaknya salah satu konstruksi substantif yang menarik.
  2. Audrey McKinlay (2011), Definisi penelitian longitudinal yaitu riset mengacu pada analisis data yang dikumpulkan pada banyak titik waktu. Dengan menggunakan penelitian longitudinal, memungkinkan peneliti untuk memeriksa perubahan dari waktu ke waktu.

Ciri Penelitian Longitudinal

Penelitian longitudinal memiliki beberapa karakteristik, diantaranya yaitu:

  1. Membutuhkan buaya yang relatif besar, Biaya yang dibutuhkan dalam penelitian longitudinal relative besar karena waktu pengamatannya pun lama, sehingga biaya operasional penelitian tentunya juga lebih besar dibandingkan penelitian yang dilakukan dalam waktu singkat seperti dalam contoh penelitian cross sectional.
  2. Melibatkan populasi di wilayah tertentu, Penelitian longitudinal melibatkan populasi yang mendiami suatu wilayah tertentu dengan ciri dan karakteristik populasi atau kasus yang diamati adalah sama.
  3. Berpusat pada perubahan variabel yang diamati dari waktu ke waktu – Penelitian longitudinal berpusat pada perubahan yang terjadi pada variabel penelitian yang diamati dari waktu ke waktu. Atau dengan kata lain, data yang dikumpulkan sama tetapi pada periode waktu yang berbeda.

Jenis Penelitian Longitudinal

Ada tiga macam studi longitudinal, yaitu:

  1. Studi Panel

Survei panel melibatkan sampel orang dari populasi yang lebih signifikan dan dilakukan pada interval tertentu untuk jangka waktu yang lebih lama. Salah satu karakteristik penting studi panel adalah peneliti mengumpulkan data dari sampel yang sama pada waktu yang berbeda. Sebagian besar studi panel dirancang untuk analisis kuantitatif, meskipun studi panel juga dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan analisis kualitatif.

  1. Studi Kohort

Studi kohort menggunakan sampel kelompok (sekelompok orang yang biasanya mengalami peristiwa yang sama pada titik waktu tertentu). Peneliti medis cenderung melakukan studi kohort. Beberapa mungkin menganggap uji klinis serupa dengan studi kohort. Dalam studi kohort, peneliti hanya mengamati partisipan tanpa intervensi, tidak seperti uji klinis di mana partisipan menjalani uji tertentu.

  1. Studi Retrospektif

Studi retrospektif menggunakan data yang sudah ada, dikumpulkan selama penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan metodologi dan variabel serupa. Saat melakukan studi retrospektif, peneliti menggunakan database administrasi, rekam medis yang sudah ada sebelumnya, atau wawancara satu-satu.

Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Longitudinal

Dengan melakukan studi longitudinal, terdapat beberapa keuntungan dan kerugian yang dapat senantisa bisa diperoleh.

Kelebihan

Diantaranya yaitu:

  1. Validasi yang lebih besar, Agar studi jangka panjang berhasil, tujuan dan aturan harus ditetapkan sejak awal. Karena ini adalah studi jangka panjang, keasliannya diverifikasi terlebih dahulu, yang membuat hasilnya memiliki tingkat validitas yang tinggi.
  2. Data unik, Sebagian besar studi penelitian mengumpulkan data jangka pendek untuk menentukan sebab dan akibat dari apa yang sedang diselidiki. Survei longitudinal mengikuti prinsip yang sama tetapi periode pengumpulan datanya berbeda. Hubungan jangka panjang tidak dapat ditemukan dalam penyelidikan jangka pendek, tapi hubungan jangka pendek dapat dipantau dalam penyelidikan jangka panjang.
  3. Dapat mengidentifikasi tren, Baik dalam kedokteran, psikologi, atau sosiologi, desain studi longitudinal jangka panjang memungkinkan ditemukannya tren dan hubungan dalam data yang dikumpulkan secara real time. Data sebelumnya dapat diterapkan untuk mengetahui hasil di masa mendatang dan memungkinkan dihasilkannya penemuan yang hebat.
  4. Survei longitudinal bersifat fleksibel, Meskipun studi longitudinal dapat dibuat untuk mempelajari titik data tertentu, data yang dikumpulkan dapat menunjukkan pola atau hubungan tak terduga yang dapat menjadi signifikan. Karena ini merupakan studi jangka panjang, maka peneliti memiliki fleksibilitas yang tidak mungkin dilakukan dengan format penelitian lain.
Kekurangan

Yakni;

  1. Membutuhkan waktu yang lama, Penelitian longitudinal membutuhkan waktu yang lama. Atau dengan kata lain, pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian longitudinal bisa memakan waktu lebih dari satu periodisasi waktu pengamatan.

Contoh Penelitian Longitudinal

Sebagai pembahsan lebih lanjut. Berikut ini untuk beberapa contoh studi longitudinal dalam beberapa disiplin ilmu diantaranya yaitu sebagai berikut:

  1. Psikologi

Misalnya saja tentang adanya riset dalam disiplin ilmu psikologi yang mengakat topik penelitian tentang;

Kembar identik

Sebuah penelitian dilakukan untuk memahami persamaan atau perbedaan antara kembar identik yang dibesarkan bersama dengan kembar identik yang tidak dibesarkan bersama. Studi ini dilakukan dengan mengamati beberapa variabel, tapi konstantanya adalah bahwa semua partisipan memiliki kembar identik.

Dalam hal ini, peneliti ingin mengamati partisipan dari masa kanak-kanak hingga dewasa, untuk memahami bagaimana tumbuh di lingkungan yang berbeda memengaruhi sifat, kebiasaan, dan kepribadian.

Selama bertahun-tahun, para peneliti dapat melihat kedua pasangan kembar saat mereka menjalani hidup tanpa intervensi. Karena partisipan memiliki gen yang sama, diasumsikan bahwa setiap perbedaan disebabkan oleh faktor lingkungan, tapi hanya studi yang cermat yang dapat menyimpulkan asumsi tersebut.

  1. Kesehatan

Prihal ini ialah riset dengan menggunakan metode longitudinal dengan mengkat tema tentang;

Olahraga dan kesehatan kognitif

Misalnya, sekelompok peneliti tertarik mempelajari bagaimana olahraga selama paruh baya dapat memengaruhi kesehatan kognitif seiring bertambahnya usia. Para peneliti berhipotesis bahwa orang yang lebih bugar secara fisik di usia 40-an dan 50-an akan cenderung mengalami penurunan kognitif di usia 70-an dan 80-an.

Para peneliti merekrut sekelompok partisipan yang berusia pertengahan 40-an hingga awal 50-an. Mereka mengumpulkan data yang berkaitan dengan seberapa bugar secara fisik para partisipan, seberapa sering mereka berolahraga, dan seberapa baik prestasi mereka dalam tes kinerja kognitif. Secara berkala selama penelitian, para peneliti mengumpulkan jenis data yang sama dari para partisipan untuk melacak tingkat aktivitas dan kinerja mental.

  1. Gizi

Selanjutnya contoh penggunaan longitudinal dalam gizi. Misalnya saja tema tentang;

Gizi buruk dan penuaan

Penelitian longitudinal dapat dilakukan untuk menguji efek gizi buruk di awal kehidupan terhadap penuaan. Data dapat dikumpulkan dari sekelompok individu muda dengan gizi buruk yang kemudian dapat diikuti dari waktu ke waktu.

Dalam contoh ini, salah satu keuntungan menggunakan desain longitudinal adalah memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi perubahan apa yang disebabkan oleh penuaan dibandingkan dengan perubahan yang disebabkan oleh faktor lain seperti kebiasaan individu yaitu, merokok.

Kesimpulan

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa studi longitudinal dapat digunakan untuk menemukan hubungan antar variabel yang tidak terkait dengan berbagai variabel latar belakang. Dimana untuk teknik penelitian observasional ini melibatkan kegiatan mempelajari kelompok individu yang sama dalam waktu yang lama.

Oleh karena itulah langkah pertama dilakukan dengan data dikumpulkan pada awal penelitian, dan kemudian dikumpulkan berulang kali selama penelitian berlangsung. Melakukan hal tersebut memungkinkan peneliti untuk mengamati bagaimana variabel dapat berubah dari waktu ke waktu.

Tetapi yang pasti, studi longitudinal biasanya bersifat observasional, dan merupakan jenis penelitian korelasional. Penelitian longitudinal sering kali dikontraskan dengan penelitian cross-sectional. Sementara penelitian longitudinal melibatkan pengumpulan data selama periode waktu yang lama, penelitian cross-sectional melibatkan pengumpulan data pada satu titik waktu.

Itulah tadi artikel yang bisa diberikan pada semua pembaca berkenaan dengan pengertian penelitian longitudinal menurut para ahli, ciri, kelebihan, kekurangan, jenis metode, dan contohnya yang biasa dipergunakan. Semoga memberikan wawasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *