3 Contoh Landasan Teori Laporan Praktikum dan Latar Belakangnya

Diposting pada

Contoh Landasan Teori Laporan Praktikum dan Latar Belakangnya

Laporan praktikum bisa dikatakan sebagai serangkaian bentuk kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa ataupun mahasiswa dalam melakukan percobaan, dimana dalam prosesnya sendiri haruslah membuktikan hipotesis atau konsep yang telah dipelajari dengan mengamati proses dan hasil percobaan di laboratorium.

Meski demikian, dalam membuat hipotesisnya kepenulisan untuk praktikum bisanya mencantumkan landasan teori ataupun latar belakang yang semuanya berada dalam BAB 1 Pendahuluan, penjelasan ini tentusaja berbeda ketika membuat karya tulis ilmiah ataupun membuat arti makalah yang bisanya berada dalam BAB 2.

Landasan Teori Laporan dan Latar Belakang Praktikum

Penulisan khusus pada landasan teori dan latar belakang praktikum dibuat untuk menyusun teks laporan percobaan yang dilakukan eksperimenter di dalam laboratorium atau ruangan tertentu. Dalam tekniknya khususnya pada bagian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) seperti fisika, kimia, biologi, ataupun pertanian semuanya membutuhkan eksperimen.

Hal ini wajar mengingat metode penelitian eksperimen menjadi komponen utama dari karakteristik karya ilmiah, sehingga dapat dipergunakan untuk menguji teori dan hipotesis tentang bagaimana proses alat dan bahan bekerja di bawah kondisi tertentu. Misalnya saja apakah proses rekayasa tertentu dapat menghasilkan senyawa kimia yang diinginkan.

Contoh Landasan Teori Laporan Praktikum dan Latar Belakang

Sebagai penjelasan yang lebih lengkap. Berikut ini adalah metode dalam kepenulisan landasan teori dalam laporan praktikum beserta dengan latar belakang yang dibuat.

  1. Landasan Teori Laporan Praktikum

Untuk landasan teori dalam jenis praktikum. Bisa ditulis seperti ini;

Contoh Landasan Teori Laporan Praktikum

Pengendalian nabati adalah pengendalian dengan menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan. Pestisida nabati dapat dibuat dari ekstrak tumbuhan, baik gulma maupun non gulma (Rachmawaty, 2009).

Gulma adalah sebutan bagi tumbuhan yang tumbuh secara liar dan tidak diinginkan pada pengelolaan tanaman budidaya. Gulma memiliki banyak jenis. Masing-masing jenis gulma memiliki spesifikasi yang unik dan dapat tumbuh di area tertentu. Selama ini gulma dipandang sebagai tumbuhan yang tidak memiliki manfaat dan seringkali dibuang begitu saja.

Namun dari berbagai penelitian yang telah dilakukan ternyata cukup banyak gulma yang memiliki manfaat bagi manusia daripada sekedar sebagai tanaman pengganggu yang tidak diinginkan keberadaannya. Beberapa jenis gulma merupakan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai ekstrak pestisida nabati. Salah satunya yaitu gulma siam atau Chromolaena odorata (Thamrin, 2005).

Pestisida nabati adalah solusi terbaik untuk mengendalikan penyakit tumbuhan secara mudah dan murah. Pestisida nabati juga aman bagi keselamatan lingkungan (ekosistem). Ekstrak pestisida nabati dapat dibuat sendiri oleh petani dengan peralatan yang sederhana. Hal tersebut sangat memungkinkan untuk dibuat secara perorangan. Teknik yang umum digunakan untuk membuat pestisida nabati yaitu teknik merendam, mengekstrak dan merebus bagian tertentu dari tanaman yang memiliki kemampuan menghambat perkembangan patogen penyakit tumbuhan.

Contoh Landasan Teori Laporan Praktikum

Landasan Teori

Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan  organisme penganggu tanaman yang merugikan kepentingan manusia. Pestisida dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain herbisida, insektisida, rodentisida, akarisida, fungisida, nematisida dan bakterisida. Adanya jenis-jenis pestisida tersebut, maka penggunaan pestisida harus tepat sasaran agar memenuhi lima tepat pengaplikasian pestisida yang terdiri dari tepat sasaran, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat jenis (Triharso, 2004).

Pestisida sintetik yaitu pestisida yang bahan aktifnya dibuat menggunakan senyawa kimia sintetik. Pestisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas serangga yang mengganggu tanaman. Pengenalan pestisida sintetik ini sangat penting karena penggunaan tidak dapat digunakan secara sembarangan, apabila digunakan secara sembarangan dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan pestisida sintetik harus memerhatikan informasi atau keterangan penting pada label (Djojosumarto, 2008).

Label pestisida umumnya berisi nama dagang, bahan aktif, berat kemasan, formulasi, warna, bentuk pestisida, dosis dan lain-lain. Sebelum menggunakan pestisida kita harus memahami semua informasi tentang pestisida tersebut, sehingga kita mampu menggunakan pestisida secara baik dan benar. Setelah mengetahui tentang pestisida sintetik, langsung dilakukan pengujian pestisida sintetik tersebut terhadap patogen tanaman. Pengujian tersebut dilakukan secara in vitro menggunakan media PSA dan dilakukan dalam cawan petri.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan pestisida sintetik dalam menghambat perkembangan patogen tanaman dan mengetahui besar konsentrasi pestisida sintetik untuk menghambat patogen tanaman.

  1. Latar Belakang Laporan Praktikum

Sedangkan untuk kepenulisan latar belakang yang ada dalam praktikum. Misalnya saja;

Contoh Landasan Teori Laporan Praktikum

Lampung adalah provinsi dengan potensi pertanian yang cukup tinggi. Tanaman tanaman pertanian yang ada di Lampung pun mampu masuk dalam tanaman penambah devisa. Selain itu, mayoritas wilayah Lampung masih berupa pedesaan dengan profesi penduduk sebagai petani.

Profesi penduduk Lampung yang mayoritas petani memberikan keuntungan tersendiri bagi wilayah Lampung. Hal tersebut terjadi karena profesi yang ada mampu mendukung potensi pertanian yang dimiliki Lampung itu sendiri. Jika potensi pertanian terdukung, maka tidak mustahil jika Lampung akan memiliki komoditas ekspor yang banyak dan mampu meningkatkan perekonomian Lampung.

Proses budidaya tanaman yang memiliki target ekspor, tentu memiliki kendala dalam hal pembudidayaannya. Kendala tersebut berupa hama dan penyakit yang umumnya menyerang tanaman penting di Lampung. Hama dan penyakit tersebut sangat penting untuk dikendalikan agar tidak merusak tanaman dan merugikan perekonomian. Tanaman-tanaman yang terserang itu sendiri sangat beragam. Mulai dari tanaman perkebunan, pangan maupun hortikultura. Jika tanaman penting di Lampung terserang hama dan penyakit, maka hal tersebut mampu menyebabkan kendala pemenuhan kebutuhan ekspor. Apabila kegiatan ekspor terhambat, maka laju perekonomian juga terhambat.

Berdasasrkan adanya uraian diatas, maka sangat dibutuhkan praktikum “Pengenalan Gejala Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung”. Praktikum ini mampu memberikan pengetahuan tentang jenis penyakit yang menyerang tanaman penting di Lampung,  gejala penyebab dan cara pengendalian, serta bentuk (wujud) penyakit secara makroskopis ataupun mikroskopis.

Sehingga kita mampu mengidentifikasi penyakit (patogen) yang menyerang dan menentukan tindakan pengendalian agar penyakit tidak semakin merusak dan merugikan.

Itulah tadi artikel yang bisa dibagikan pada semua kalangan berkaitan dengan contoh penulisan landasan teori dalam laporan praktikum beserta dengan pembuatan latar belakangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *