3 Contoh Penulisan Identitas Informan dalam Laporan Penelitian

Diposting pada

3 Contoh Penulisan Identitas Informan dalam Laporan Penelitian

Informan yang juga dikenal dengan informer merupakan keterangan atas peran seseorang dalam memberikan informasi tentang topik penelitian tertentu. Sehingga keberadaanya sendiri sangatlah urgen dalam pelaksanaan riset, baik yang mempergunakan metode penelitian kualitatif ataupun kuantitatif.

Tetapi yang perlu dipahami, dalam penelitian kuantitatif penggunaan informan ini ditunjukan untuk sampel atas populasi yang ditentukan. Sedangkan dalam penelitian kualitatif pernggunaan informan kerapkali dilakukan dengan terlebih dahulu menjelaskan hasil penelitian dalam menelaah kondisi dari subjek penelitian.

Informan Penelitian

Informan dalam penulisan laporan penelitian bisanya dibuat dalam Bab IV sebelum pembahasan atas temuan penelitian. Keterangan yang menjunkan informan senantisa disusun dengan mendeskripsikan ataupun dengan membuat tabel berupa umur, pekerjaan, dan lainnya.

Contoh Penulisan Identitas Informan

Sebagai penjelasan lebih lanjut, berikut ini penjelasan serta contoh yang bisa dibuat dalam menguraikan informan untuk penelitian. Misalnya saja;

  1. Deskripsi Informan Penelitian

Berikut ini adalah nama-nama informan dari wawancara yang dilakukan oleh tim peneliti yaitu :

  1. Bapak Wariso (Supir angkot S12 trayek Ragunan-Lebak Bulus)

Bapak Wariso ini merupakan informan pertama yang diwawancarai oleh peneliti. Beliau merupakan supir angkot S12 dengan trayek Ragunan-Lebak Bulus. Selama proses wawancara Pak Wariso ini merupakan pribadi yang ramah dan sangat antusias dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

  1. Bapak Leo (Supir angkot S12 trayek Ragunan-Lebak Bulus)

Bapak Leo ini merupakan informan kedua yang diwawancarai oleh peneliti, Beliau juga merupakan supir angkot S12 dengan trayek Ragunan-Lebak Bulus, Selama proses wawancara Pak Leo ini sangat antusias dengan topik wawancara yang dilakukan oleh peneliti sehingga beliau juga sangat bersemangat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

  1. Bapak Herman (Staf Kesekretariatan Yayasan Mitra Netra)

Bapak Herman ini merupakan informan ketiga yang diwawancarai oleh peneliti, beliau adalah seorang Staf Kesekretariatan Yayasan Mitra Netra, yaitu yayasan yang meningkatkan kualitas hidup dan partisipasi tunanetra. Bapak Herman juga merupakan informan yang ramah dan antusias dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

  1. Bapak Warmin (Tukang Pijat Tunanetra)

Bapak Warmin ini adalah informan keempat yang peneliti wawancarai, beliau merupakan seorang tukang pijat tunanetra yang membuka usaha pijat di rumahnya sendiri yang berada di daerah Pondok Labu Jakarta Selatan dan juga beliau menerima pijat panggilan ke rumah pelanggan. Pada awalnya Bapak Warmin ini seperti menolak kedatangan peneliti ke rumahnya, namun pada akhirnya Bapak Warmin bersedia menerima kehadiran peneliti di rumahnya dan dengan senang hati menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peneliti berdasarkan pengalaman yang dimilikinya.

  1. Bapak Jariyat (Penjual Kerupuk Keliling Penyandang Tunanetra)

Bapak Jariyat ini merupakan informan terakhir yang diwawancarai oleh peneliti, beliau merupakan seorang penjual kerupuk yang menyandang tunanetra. Bapak Jariyat ini diwawancarai oleh peneliti di tempat biasa beliau berjualan kerupuk yaitu di daerah Cinere Jawa Barat. Beliau sangat ramah terhadap peneliti dan dengan senang hati berbagi pengalamannya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

  1. Pembuatan Identitas Informan dalam Bentuk Tabel

Disisi lain, penyusunan dalam memberikan penjelasan tentang identitas informan untuk suatu arti penelitian bisa dilakukan dalam bentuk daftar tabel. Misalnya saja;

No Kode Informan Usia Jenjang Pendidikan Keterangan
1 PSI 30 S1 Kepala Desa Sukamaju
2 SKL 20 S1 Tokoh Masyarakat
3 AMPK 30 S1 Tokoh Agama
4 SANT 23 SMA Aparatur Kampung
5 Ren 26 SMA Masyarakat Hindu

Dari penulisan untuk tabel penelitian dengan mempergunakan singkatan bisanya diperlukan untuk riset-riset sensitif, guna menyembungikan identitas informan. Misalnya prihal ini seperti penelitian tentang terorisme di perkampungan, ataupun yang lainnya.

  1. Penulisan Kriteria Informan Penelitian

Adapun untuk penulisan dalam kriteria informan bisa dilakukan dengan penyusunan sebagai berikut;

Kriteria yang menjadi informan dalam penelitian adalah:

  1. Pelaku wisata di Kota Parapat dan Kabupaten Samosir seperti pedagang, pemilik tempat penginapan atau pemilik hotel/wisma, pemilik rumah makan/warung/cafe/restoran, pengusaha souvenir, tokoh masyarakat,
    pihak dinas pariwisata.
  2. Pengunjung atau wisatawan yang dijumpai pada saat penelitian berlangsung.

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa unit analisis dalam informan penelitian adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian dengan serangkaian atas keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini setidaknya mencerminkan bahwa informan merupakan subjek yang memahami permasalahan penelitian sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian.

Oleh karena itulah dalam pemilihan informan bisanya diperlukan kriteria-kriteria terentuan agar penelitian yang dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Itulah saja artikel yang bisa dikemukakan pada semua pembaca berkenaan dengan contoh untuk penulisan dalam deskripsi atas identitas informan dalam pembuatan laporan penelitian. Semoga saja memberikan gambaran untuk kalian semuanya yang sedang membutuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *