2 Contoh BAB 4 Hasil dan Pembahasan Skripsi dan Laporan Penelitian

Diposting pada

Contoh BAB 4 Hasil dan Pembahasan Skripsi dan Laporan Penelitian

Hasil dan pembahasan dalam setiap jenis karya ilmiah yang dibuat oleh seseorang baik untuk skripsi, tesis, desertasi, laporan penelitian, laporan praktikum, jenis makalah, dan lainnya. Isi bagian biasanya berada dalam BAB 4. Alasannya karena kepenulisan kerangka bab IV sendiri dilakukan untuk memperjelas temuan penelitian sekaligus telaah riset yang akan dilakukan.

Oleh karena itulah, pantas jikalau cara termudah dalam membuat bagian BAB penelitian ini ialah dengan membatasi rumusan masalah sehingga pembahasan dapat dilakukan secara mendalam dan terarah, sebaiknya jumlah masalah yang dikemukakan banyak, maka literatur kajian dan hubungan dengan hasil penelitian haruslah dibuat selengkap mungkin.

BAB 4 Hasil dan Pembahasan

BAB 4 yang biasanya ditulis dangan huruf romawi IV sejatinya berisi tentang hasil temuan penelitian dan pembahasannya yang berusaha dijabaran seorang peneliti sesuai dengan topik penelitian, tentusaja hal ini sangat dipengaruhi oleh adanya gaya penulisan terhadap pendekatan penelitian yang dipergunakan.

Contoh BAB IV Hasil dan Pembahasan Penelitian

Adapun sebagai penjelasan lebih lanjut, berikut ini adalah bagian dari adanya contoh kepenulisan bagian hasil dan pembahasan penelitian.

  1. Skripsi

Bab 4 hasil penelitian dan pembahasan dalam kepenulisan skripsi biasanya berisi rangkaian kajian tentang temuan penelitian dan ulasan yang diperlukan dalam menelaah subjek penelitian dan objek penelitiannya. Prihal ini sistematika sebagai berikut;

BAB IV Hasil dan Pembahasan Skripsi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Setelah dilakukan penelitian uji filtrasi air gambut dengan alat filtrasi cangkang telur.

Tabel 4.1 Hasil Uji Kejernihan Air Gambut

Sampel Air Sungai Sebelum di filtrasi dengan filtrasi cangkang telur Setelah di filtrasi dengan filtrasi cangkang telur
Sample 1 Kekuningan dan keruh Tidak berwarna dan Jernih
Sample 2 Kekuningan dan keruh Tidak berwarna dan jernih
Sample 3 Kekuningan pekat dan keruh Tidak berwarna dan agak jernih

Tabel di atas menunjukkan pada sampel 1 dan 2 sebelum dilakukan uji filtrasi berwarna kekuningan dan keruh namun setelah dilakukan uji filtrasi dengan cangkang telur tidak berwarna dan jernih, sedangkan pada sampel 3 agak keruh.

Tabel 4.2 Hasil Uji pH Air Gambut

Sampel Air Sungai Sebelum di filtrasi dengan filtrasi cangkang telur Setelah di filtrasi dengan filtrasi cangkang telur
Sample 1 5 7
Sample 2 6 7
Sample 3 5 7

Tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan pH pada setiap sampel. Pada sampel 1 yang semula pH 5 menjadi pH 7, sampel 2 yang semula pH 6 menjadi pH 7, dan sampel 3 yang semula pH 5 menjadi pH 7

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, limbah cangkang telur (gallus-gallus) dapat menjernihkan air gambut dan dapat meningkatkan pH air gambut yang mula-mula memiliki ph asam menjadi ph netral yaitu 7 yang diukur dengan menggunakan alat pH indikator universal.

Pada saat proses penjernihan air didapatkan pada sampel 1 air gambut berwarna kekuningan dan keruh namun setelah difiltrasi cangkang telur air menjadi tidak berwarna dan jernih, pada sampel 2 kadar air gambut kekuningan dan setelah difiltrasi cangkang telur tingkat kejernihan air menjadi jernih, pada sample 3 kadar air gambut kuning pekat dan setelah difiltrassi cangkang telur tingkat kejernihan air menjadi agak jernih dan untuk pH air gambut pada sampel 1 sebelum difiltrasi pH air 5 setelah difiltrasi pH air menjadi 7, pada sampel 2 sebelum difiltrasi pH air umtuk sampel ke 2 yang mula mula 6 setelah difiltrasi menjadi pH 7, pada sampel 3 sebelum difiltrasi pH air sampel ke 3 yang mula mula 5 dan setelah difiltrasi menjadi 7.

Kejernihan pada air di sebabkan oleh adanya komponen-komponen pada media filtrasi diantaranya yaitu cangkang telur, arang, pasir, ijuk, dan batu kerikil. Partikel cangkang telur dapat digunakan sebagai alternatif penyerap limbah cair industri yang mengandung larutan Fe dengan efisiensi tertinggi cangkang telur dalam mengadsopsi ion Fe yaitu 99,82% (Asip, 2008).

Arang (karbon aktif) merupakan suatu meterial yang memiliki pori pori sangat banyak dan luas. Karbon aktif berkerja dengan cara penyerapan atau absorpsi. Sehingga pada saat air gambut mengalir pada karbon aktif tersebut maka bahan ini mampu menyerap beberapa kandungan pada air gambut. Maka dapat menjernihkan air gambut dan menghilangkan bau dari air gambut. (Putri, 2016) Kandungan dalam pasir salah satunya adalah mineral kuarsa yang mengandung silika (SiO2), oleh karena itu sering di sebut pasir silika. Memiliki kekerasan 7 skala Mohs, berat jenis 2,65 , titik lebur 1715 C, bentuk kristal hexagonal, konduktivitas panas 12100 C.

Pasir silika sangat efektif dalam menyaring lumpur dan bahan pengotor air lainnya (Mugiyantoro, 2017) kemudian ijuk berperan untuk menyaring partikel yang lolos dari lapisan sebelumnya dan dapat meratakan air yang mengalir. Serta batu krikil sebagai bahan penyaring dan membantu aerasi oksigen.

Peningkatan pH pada air gambut disebabkan oleh kandungan kalsium karbonat dalam cangkang telur sekitar 87% – 97% (Lucio, 2018). Kalsium karbonat ini bersifat basa yang dapat menaikkan pH pada air gambut. Hampir secara keseluruhan cangkang telur ayam jenis mengandung kalsium karbonat (Satriani, 2016).

Berdasarkan kandungan kalsium karbonat yang dimiliki oleh cangkang telur ayam, apabila cangkang telur ayam ini dimanfaatkan untuk media filtrasi maka air yang diolah dapat menghasilkan air yang bersifat basa, untuk itu media filtrasi dari cangkang telur ayam dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas air gambut yang bersifat asam (Syam, 2016).

  1. Laporan Penelitian

Pembuatan bagian isi untuk kepenulisan BAB IV dalam laporan penelitian biasanya dilakukan setelah project riset selesai untuk dilakukan. Bagian ini menggunakanakn sistematika sebagai berikut;

BAB IV Hasil dan Pembahasan Laporan Penelitian

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Cara pembuatan briket kombinasi briket kelapa sawit dan sabut kelapa sebagai berikut;

  1. Persiapkan satu buah pelepah kelapa sawit. Pisahkan pelepah kelapa sawit dari kulit, daun dan lidinya. Jemur 2 sampai 3 hari hingga kering lalu potong-potong pelepah kelapa sawit tersebut berukuran sekitar 5 cm.
  2. Siapkan juga lima buah sabut kelapa lalu potong – potong sabut kelapa tersebut berukuran sekitar 5 cm.
  3. Lakukan karbonasi pelepah dan sabut tersebut dengan cara siapkan kompor dan panaskan panci lalu masukkan pelepah dan sabut yang telah dipotong-potong tadi. Diamkan sekitar selama satu jam hingga pelepah dan sabut kelapa berubah warna menjadi hitam arang lalu tiriskan dan diamkan sampai suhu panas menurun.
  4. Tumbuk arang, pelepah, dan sabut lalu saring untuk mendapatkan butiran yang halus
  5. Timbang butiran arang pelapah dan sabut yang halus tadi dan kita ambil sebanyak 1 kg.
  6. Rebus air sebanyak 100 ml lalu lalu tepung kanji sebanyak 200 mg, aduk hingga rata dan tunggu hingga tepung dan air mengental.
  7. Masukkan campuran tepung kanji yang telah mengental ke dalam butiran campuran arang pelepah dan sabut lalu aduk hingga rata.
  8. Siapkan potongan pipa 4 inch setinggi 5 cm lalu masukkan campuran tepung kanji dan butiran arang pelapah dan sabut tersebut. Tekan dan padatkan lalu keluarkan hingga berbentuk tabung yang padat hingga menjadi briket
  9. Keringkan briket 2 sampai dengan 3 hari untuk mendapatkan berat kering kering terbaik hingga kualitas briket layak digunakan menjadi bahan bakar.

PEMBAHASAN

Hasil pembuatan briket bahwa kami mencampurkan 30 % perekat yaitu 300 gram dan ukuran serbuk briket yang sudah di hancurkan dari proses karbonasi berupa partikel yang kecil dan halus untuk memudahkan dalam proses pencampuran.

Dari hasil pengamatan laporan penelitian kami dapat diketahui bahwa semakin banyak konsentrasi perekat dengan yang sedikit menghasilkan daya rekat semakin kecil sehingga briket mudah rapuh terhadap benturan dan pembakaran. Hal ini disebabkan oleh adanya daya ikat dari perekat sehingga semakin banyak perekat maka briket yang dijatuhkan akan mengalami kerontokan.

Hal ini dikarenakan ukuran partikel yang lebih kecil akan menghasilkan rongga yang lebih kecil pula sehingga kerapatan partikel briket akan semakin besar dan kualitas briket semakin bagus karena tidak mudah rontok/hancur. Bila dilihat dari diameternya, briket pada ukuran besar tidak mengalami perubahan kerapatan atau agak rapuh. Hal tersebut menunjukkan bahwa briket yang dihasilkan telah mengalami kestabilan diameter.

Kestabilan ukuran terjadi dikarenakan ikatan antara partikel yang satu dengan yang lainnya saling mengikat akibat dari pemadatan yang diberikan dan Jenis perekat tapioka merupakan perekat terbaik dibandingkan dengan 3 perekat lainnya (tepung terigu, molasses silikat) karena mempunyai nilai kalor tinggi, shatter index dan stability yang optimal.

Semakin besar % konsentrasi perekat yang digunakan dalam campuran maka didapatkan nilai kalor yang tinggi dan ketahanan briket yang terbaik. Ukuran mesh yang semakin besar (partikel semakin kecil) membuat ketahanan briket dan ukuran (diameter serta panjang briket) semakin baik.

Demikinalah artikel yang bisa kami bagikan pada semua kalangan berkenaan dengan adanya contoh kepenulisan BAB 4 yang berisi hasil dan pembahasan dalam skripsi, laporan penelitian, dan karya tulis ilmiah. Semoga saja bisa memberikan wawasan bagi kalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *