Contoh Makalah Prakarya

Diposting pada

Contoh Makalah Prakarya

Pada hakekatnya salah satu pokok dalam proses penulisan dan penyelesaian makalah adalah untuk menyakinkan pembaca bahwa topik penelitian ataupun tema penulisan senantisa dilakukan dengan mempergunakan penalaran logis dan sistematis, sehingga pembaca dalam hal ini mengerti tentang maksud tulisan dibuat.

Disisi lain, untuk jenis makalah yang biasanya dibuat ialah makalah prakarya, dimana tema dalam pembuatan makalah ini bisa tentang pengolahan makanan, kerajinan berbasis media campuran, peningkatan kewirausahaan, dan lain sebagainya.

Makalah Prakarya

Makalah prakarya adalah sebuah rangkuman kepenulisan ilmiah yang diajdikan sarana pembelajaran dalam menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan untuk memecahkan suatu rumusan masalah.

Oleh karena itu, penyusunan prakarya dalam makalah memenuhi kaidah yang berlaku, dimana salah satunya menjelaskan tentang produk yang dibuat guna mengatasi permasalahan tertentu melalui sebuah proof of concept atau sebuah prototipe terkait desain karya yang akan dihasilkan.

Contoh Makalah Prakarya

Sebagai penjelasan lebih mendalam, maka berikut ini merupakan salah satu contoh penulisan dan pembuatan makalah prakarya yang mengkat topik tentang;

Debu Herbarium Warna Sebagai Media Edukasi

Maka, struktur kepenulisan yang bisa dilakukan. Sebagai berikut;

Makalah Prakarya

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permasalahan lingkungan yang umum terjadi di perkotaan adalah masalah daun kering yang tidak baik untuk dipandang masih sedikit yang mengelolahnya sehingga tidak bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan perkotaan. Makassar merupakan kota metropolitan yang menuju kota dunia ternyata memiliki banyak tumpukan sampah yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Sampah adalah sesuatu yang sudah sangat familiar pada mata, telinga, dan hidung kita. Sampah merupakan barang atau benda yang dibuang karena dianggap sudah tidak terpakai atau bahkan dianggap tidak dapat dimanfaatkan lagi. Semakin banyak penduduk di Indonesia, semakin banyak juga tumpukan sampah yang menyerupai gunung di berbagai tempat.

Dalam dunia pendidikan, kreativitas merupakan salah satu modal yang harus dimiliki mahasiswa untuk menjalani kehidupannya, khususnya kehidupan yang akan datang, agar mereka bisa hidup mandiri dan bisa berkompetensi. Dedaunan kering merupakan sampah yang paling sering dijumpai di masyarakat. Biasanya dijumpai di pinggir jalan raya atau di depan rumah warga. Kebanyakan dari daun tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik, banyak yang membuangnya bahkan membakarnya. Dikarenakan kurangnya pemanfaatan dedaunan kering, penulis menghasilkan sebuah inovasi sebagai peluang usaha yaitu menciptakan lukisan dengan menggunakan dedaunan kering.

Biasanya daun kering di sekitar kita sering dianggap sebagai sampah yang hanya bisa dibakar dan dibuang, namun sebenarnya daun kering bisa dimanfaatkan dan berubah menjadi salah satu karya seni bernilai ekonomis tinggi, salah satunya adalah lukisan. Dalam pembuatan lukisan dari daun kering ini sangatlah mudah.

Langkah awal yang harus dilakukan adalah memilah-milah dedaun kering yang ada, dan sebaiknya memilih daun yang berjatuhan di tanah, mulai dari yang berwarna kuning sampai cokelat yang dipastikan harus benar-benar kering. Daun yang masih berwarna hijau atau daun yang belum gugur juga bisa digunakan, tetapi jika menggunakan daun yang yang belum gugur dikhawatirkan akan merusak lingkungan, selain itu produk yang dihasilkan pun kurang begitu memuaskan serta banyak memakan waktu dalam proses pengeringan daun yang harus dilakukan melalui beberapa bertahapan yang lumayan rumit.

Anak berkebutuhan khusus atau anak penyandang cacat memiliki kelainan dalam hal fisik, mental, atau sosial. Sebagai individu yang memiliki kekurangan maka mereka pada umumnya sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Pandangan masyarakat yang kurang positif juga justru menambah beban permasalahan bagi para penyandang cacat. Sebenarnya dengan keterbatasanketerbatasan yang ada pada mereka harus disikapi secara positif agar mereka dapat dikembangkan seoptimal mungkin potensinya dan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi keluarga, lingkungan, masyarakat, serta pembangunan bangsa (Jahidin, 2010).

Banyak kendala yang dihadapi anak Slb beberapa kendalanya yaitu Kendala senantiasa kita temui dan kita hadapi dalam perjalanannya hingga sekarang, walaupun kita sadar bahwa pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pada hakekatnya sama dengan pelayanan pendidikan pada umumnya. Akan tetapi ini menjadi kenyataan. Kendala dari sisi anak, belum semua anak dapat mengikuti program pendidikan khusus karena berbagai sebab. Kendala dari sisi tenaga guru, entah karena apa, dari dahulu hingga sekarang jumlah tenaga guru belum mencukupi.
Masih minimnya publikasi dan sosialisasi, sehingga adakalanya masyarakat kurang mengetahui keberadaan TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB di daerahnya, serta minimnya dukungan stikholder yang ada. Kendala dari sisi pembinaan yaitu menulis membaca dan mengambar oleh karena itu dengan melakukan pendekatan metode pembelajarn anak Slb semakin tertarik untuk mengoreskan debu yang anak slb inginkan, goresan debu tersebut berasal dari daun kering yang berserahkan dimana-mana.

Proses pembakaran (incinerate), merupakan teknik pengolahan sampah yang dapat mengubah sampah menjadi bentuk gas dan debu, sehingga volumenya dapat berkurang hingga 90-95%. Merupakan teknik yang efektif untuk membuat media edukasi ini, sehingga Goresan debu herbarium warna menjadi media dari sampah daun kering. Pengolahan menjadi debu herbarium yang memiliki warna sehingga anak SLB semakin tertarik untuk belajar dan bisa mengenal warna secara mendalam, dengan muatan pelajaran membaca, menulis menggambar dan menenal warna.Goresan debu herbarium warna mampu menjadikan anak SLB mengenal warna secara mendalam. Mampu mengurangi volume sampah daun kering yang berlebihan, dan menjadikan sampah sebagai media pendidikan yang bermutu bagi bangsa Indonesia. Melihat dari latar belakang masalah tersebut, penulis mnulisakan tentang makalah “Goresan debu herbarium warna sebagai media edukasi untuk meningkatkan minat belajar pada anak SLB YPP Bajeng Raya Gowa.”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah dalam sebagai berikut:

  1. Bagaimana penerapan goresan debu herbarium warna sebagai media edukasi
    untuk meningkatkan minat belajar pada anak SLB YPP Bajeng Raya Gowa?
  2. Apa manfaat goresan debu herbarium warna sebagai media edukasi untuk
    meningkatkan minat belajar pada anak SLB YPP Bajeng Raya Gowa?

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan di atas adalah sebagai berikut;

  1. Untuk mengetahui penerapan goresan debu herbarium warna sebagai media edukasi untuk meningkatkan minat belajar pada anak SLB YPP Bajeng Raya Gowa.
  2. Untuk mengetahui manfaat goresan debu herbarium warna sebagai media edukasi untuk meningkatkan minat belajar pada anak SLB YPP Bajeng Raya Gowa

BAB II PEMBAHASAN

Langkah-Langkah Pembuatan Debu Herbarium Warna sebagai Media Edukasi pada Anak SLB. YPP Bajeng Raya Gowa

Pembuatan debu herbarium warna sangat mudah karena bahan yang digunakan berasal dari bahan alami yaitu sampah daun kering yang didaur ulang kembali menjadi debu herbarium warna sebagai media edukasi, maka
alat dan bahan-bahan yang digunakan adalah sbb :

  1. Drum besar
  2. Korek api
  3. Saringan
  4. Kaca
  5. Senter kecil
  6. Pewarna
  7. Toples
  8. Sampah daun kering
  9. Baskom besar
  10. Plastik besar

Adapun langkah-langkah pembuatan debu herbarium warna antara lain sebagai berikut;

  1. Kumpulkan semua daun-daunan kering pada satu wadah yang telah disediakan sehingga tidak berserakan.
  2. Kemudian, mengambil korek api lalu dibakar hingga menjadi abu dalam drum besar
  3. Setelah itu, menyiapkan pengayak untuk mengayak debu dari daun kering agar lebih halus
  4. Lalu siapkan pewarna untuk mewarnai debu yang telah diayak
  5. Setelah diwarnai, lalu didiamkan beberapa jam agar tidak lengket.
  6. Menyiapkan toples untuk menyimpan debu herbarium yang telah diwarnai agar tidak tercampur dengan warna lain.
  7. Lalu sediakan kaca bening sebagai medianya dan senter kecil sebagai penerang pada saat debu herbarium warna ditabur diatas kaca tersebut setelah disiapkan alat-alat yang digunakan maka media siap pakai, Setelah itu anak SLB bisa menulis, menggambar, membaca, dan mengenal warna sesuai dengan kesukaannya anak SLB.

Penerapan Goresan Debu Herbarium Warna sebagai Media Edukasi pada Anak SLB. YPP Bajeng Raya Gowa

Observasi ke sekolah

Teknik observasi adalah metode mengumpulkan data dengan mengamati langsung di lapangan. Proses ini berlangsung dengan pengamatan yang meliputi melihat, merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian. Observasi bisa dikatakan merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan juga observasi partisipan, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat langsung dalam interaksi dengan objek atau siswa SLB. Sehingga mampu melihat gambaran umum yang ada pada anak SLB.

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan dalam pembangunan nasional berupa mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Dalam tahap ini bisa memberikan pemahaman lebih tentang sesuatu yang akan dicapai kedepannya.

Kerjasama dengan pihak sekolah SLB YPP Bajeng Raya

Pada saat melakukan observasi dan juga penerapan media pembelajaran dilakukan berbagai kerjasama antara berbagai pihak sekolah terutama kepala sekolah yang akan diberitahukan terlebih dahulu untuk bisa melakukan observasi dan juga penerapan media pembelajaran, terutama kerjasama antara guru-guru yang siap untuk membantu anak SLB belajar menulis, membaca, mengambar dan mengenal warna karena tanpa bantuan guru-guru kami mahasiswa bukan siapa-siapa, oleh karena itu dengan menjalin kerjasama yang baik akan menghasilkan sesuatu yang luar bisa dengan menerapkan media pembelajaran ini akan semakin menarik anak SLB untuk terus belajar tanpa membosankan guru harus memperhatikan hal ini dengan pendekatan yang diterapkan diharapkan siswa SLB Ypp Bajeng Raya Gowa bisa lebih baik lagi dalam proses belajar mengajar.

Setelah melakukan observasi awal maka yang berikutnya dilakukan adalah melakukan penerapan atau penelitian di sekolah dengan membawa media yang akan diterapkan pada materi membaca, menulis, mengambar dan mengenal warna. Goresan debu yang akan diterapkan yaitu mengenal huruf-huruf abjad bagi anak SLB yang belum mengetahui menulis dan juga akan diajarkan membaca, mengambar, dengan adanya goresan debu herbarium anak SLB juga bisa mengenal warna karena debu daun kering tersebut akan diwarnai.

Sesuai dengan peryantaan Woody (Danim 2002) penelitian merupakan metode untuk mengetahui kebenaran awal dan berpikir kritis. Sehingga pemecahan masalah di sekolah luar biasa baik yang bersifat khusus maupun yang bersifat umum.

Manfaat Debu Herbarium Warna Sebagai Media Edukasi Pada Anak SLB.YPP Bajeng Raya Gowa

Debu herbarium warna merupakan hasil pembakaran sampah daun kering berwarna sebagai media edukasi yang dapat memberikan banyak manfaat bagi anak SLB dalam meningkatkan minat belajar mereka untuk berkreasi melalui gambar sehingga dapat mengenal huruf maupun warna dan mampu bersaing dengan anak yang yang memiliki kesempurnaan seperti anak-anak yang lain pada umumnya. Adapun manfaat debu herbarium warna sebagi media edukasi pada anak SLB.YPP Bajeng Raya Gowa adalah sbb:

  • Mengajak anak SLB cinta lingkungan

Mengajak anak cinta lingkungan khususnya pada anak SLB secara tidak langsung telah menanamkan rasa cinta dan pentingnya menghargai lingkungan hidup. Kebiasaan ramah lingkungan yang ditanamkan sejak dini diharapkan dapat menjadi gaya hidup anak di usia dewasa. Salah satu cara yang dilkukan untuk mengajak dan menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan kepada anak-anak adalah melakukan daur ulang sampah daun kering yang dibiar berserakan tanpa ada sentuhan tangan dari manusia menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai.

  • Mengajarkan anak SLB menjadi anak yang kreatif dan inovatif

Mengajarkan anak SLB menjadi anak yang kreatif dan inovatif adalah salah satu cara mejak mereka untuk lebih semangat dalam belajar dari kekurangan yang mereka miliki yang merupakan salah satu pengahambatsemangat belajar mereka, jadi langkah yang dilakukan untuk mengajak mereka menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif adalah membaca dan menggambar untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki.

  • Mengenalkan macam-macam warna kepada anak SLB

Debu herbarium warna adalah solusi cerdas untuk mengenalkan warna kepada anak SLB dengan mengolah sampah daun kering melalui pembakaran sehingga menghasilkan debu kemudian diwarnai dengan berbagai warna sebagai media edukasi dalam meningkatkan minat belajar mereka, dengan mengajak menggambar, menulis dan membaca.

BAB III PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan uraian yang telah di sajikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa debu bukanlah sebuah sembarang media yang seperti sebelumnya tergeletak dan ditiup angin lalu hilang. Tapi sekarang debu bisa menjadi sebuah media pembelajaran yang efektif. Proses komunikasi yang dilakukan pun dapat menjadi lebih lancar dan keselarasan penafsiran makna dapat lebih mudah dicapai dalam berinteraksi dengan anak SLB. Debu herbarium warna yang bermanfaat bagi anak SLB sebagai media untuk mereka belajar menggambar, membaca, dan menulis serta dapat mengenal warna melalui media edukasi ini. Dengan adanya media untuk para generasi muda yang memiliki kebutuhan khusus sudah tentu mampu juga memberikan kontribusi seperti halnya dengan anak-anak sebaya mereka yang normal.

Pikiran, perasaan, perhatian dan sikap peserta didik dalam pembelajaran dapat dirangsang dengan menggunakan media pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Efektifitas dapat diartikan sejauh mana hal-hal yang direncanakan dapat terlaksana. Media pembelajaran yang dapat dimanipulasikan dan dapat digunakan mempengaruhi pikiran, perasaan, perhatian dan sikap peserta didik, sehingga mempermudah terjadinya proses pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat berpengaruh terhadap efektivitas dan minat belajar anak SLB.

Saran

  1. Dukungan penuh dari pihak instansi maupun masyarakat agar lebih memperhatikan anak-anak yang memiliki kondisi fisik terbelakang.
  2. Diharapkan adanya pembekalan pengetahuan dari masa dini.
  3. Lahirnya para pelajar penerus bangsa yang berguna bagi Indonesia
  4. Usaha-usaha untuk mewujudkan media pembelajaran untuk anak SLB perlu mendapat perhatian serius dari para penyelenggara pendidikan
  5. Terciptanya media pembelajaran di dunia pendidikan yang efektif, efisien dan berkelanjutan.

Nah, demikinalah saja artikel yang bisa diberikan pada semua pembaca berkenaan dengan pengertian dan contoh makalah prakarya. Semoga saja bisa berguna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *