Pengertian Teknik Sampling, Jenis, dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian Teknik Sampling

Sampling sangat membantu dalam penelitian. Ini adalah salah satu faktor terpenting yang menentukan keakuratan hasil penelitian / survei Anda. Jika ada yang salah dengan sampel Anda maka akan langsung tercermin dalam hasil akhir. Ada banyak teknik yang membantu kita mengumpulkan sampel tergantung kebutuhan dan situasi.  Pengambilan sampel dapat dilakukan baik secara probabilitas atau non-probabilitas. Ini adalah keputusan desain penelitian yang penting, dan yang akan tergantung pada faktor-faktor seperti apakah teori di balik penelitian, apakah positivis atau idealis, apakah metode kualitatif atau kuantitatif digunakan dan lain-lain.

Perhatikan bahwa kedua metode ini tidak saling eksklusif, dan mungkin digunakan untuk tujuan yang berbeda pada titik yang berbeda dalam penelitian, misalnya purposive sampling untuk mengetahui sikap kunci, diikuti oleh pendekatan acak yang lebih umum. Untuk memperjelas pemahaman kita tentang teknik sampling, artikel ini akan mengulas tentang pengertian teknik sampling, jenis, dan contohnya.

Teknik sampling

Teknik sampling dapat didefinisikan sebagai teknik atau metode untuk memilih dan mengambil unsur-unsur atau anggota-anggota dari populasi untuk digunakan sebagai sampel secara representatif.

Dalam studi statistik, metode pengambilan sampel merujuk pada bagaimana kita memilih anggota dari populasi yang akan di dalam penelitian. Jika sampel tidak dipilih secara acak, mungkin akan bias dalam beberapa cara dan data mungkin tidak mewakili populasi.

Dengan kata lain, pengambilan sampel merupakan pemilihan subset (sampel statistik) individu dari dalam populasi statistik untuk memperkirakan karakteristik seluruh populasi. Dua keuntungan pengambilan sampel adalah biaya yang lebih rendah dan pengumpulan data yang lebih cepat daripada mengukur seluruh populasi.

Pengertian Sampling

Teknik pencuplikan, teknik pengambilan contoh, atau teknik sampling ialah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan prosedur sistematis dalam pengambilan sebagian anggota populasi untuk keperluan pendugaan (estimasi).

Jika pengambilan sampel dilakukan dengan teknik yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel bisa digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampel mencakup tahap-tahap yang berurutan, yaitu:

  1. Memberi batasan populasi yang hendak diamati
  2. Menentukan bingkai sampel, yakni kumpulan semua item atau peristiwa yang mungkin
  3. Menentukan metode sampling yang tepat
  4. Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
  5. Melakukan pengecekan ulang proses sampling

Pengertian Teknik Sampling Menurut Para Ahli

Adapun definisi teknik sampling menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;

Sugiyono (2001: 56)

Teknik sampling merupakan serangkaian teknik yang biasanya dipergunakan untuk pengambilan sampel dalam sebuah penelitian.

Margono (2004)

Teknik sampling dapat didefinisikan sebagai cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan menjadi sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.

Glossary Of Statistic Terms

Teknik pengambilan sampel adalah nama atau identifikasi lain dari proses spesifik dimana entitas sampel telah dipilih.

Explorable

Teknik sampling statistik adalah strategi yang diterapkan oleh para peneliti selama proses sampling statistik. Proses ini dilakukan ketika para peneliti bertujuan untuk menarik kesimpulan untuk seluruh populasi setelah melakukan studi pada sampel yang diambil dari populasi yang sama.

Jenis Teknik Sampling

Teknik sampling banyak menggunakan teori probabilitas sehingga berdasarkan tekniknya dapat dikategorikan menjadi dua yaitu probability sampling dan non-probability sampling.

Perbedaannya kedua hal tersebut didasarkan pada apakah pemilihan sampel didasarkan pada pengacakan atau tidak. Dengan pengacakan, setiap elemen mendapat kesempatan yang sama untuk diambil dan menjadi bagian dari sampel untuk dipelajari.

Probability Sampling

Probability sampling merupakan teknik sampling yang didasarkan pada fakta bahwa setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Misalnya, jika Anda memiliki populasi 100 orang, setiap orang akan memiliki peluang 1 dari 100 dipilih. Probability sampling memberi Anda peluang terbaik untuk membuat sampel yang benar-benar mewakili populasi.

Ada beragam metode probability sampling dengan turunan dan variasi masing-masing,  tapi yang paling banyak digunakan yaitu sebagai berikut:

Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Sampling acak sederhana yaitu metode pengambilan sampel dari populiasi secara acak berdasarkan frekuensi probabilitas semua anggota populasi. Ini adalah bentuk yang paling mudah dari probability sampling. Yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah memastikan bahwa semua anggota populasi termasuk dalam daftar dan kemudian secara acak memilih jumlah sampel yang diinginkan.

Sampling Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Sampling acak sistematis yaitu metode pengambilan sampel yang melibatkan aturan populasi dalam urutan sistematika tertentu. Probabilitas pengambilan sampel tidak sama terlepas dari kesamaan frekuensi setiap anggota populasi.

Sampling Acak Stratifikasi (Stratified Random Sampling)

Sampling Acak Stratifikasi juga dikenal sebagai proportional random sampling. Ini adalah teknik pengambilan sampel probabilitas di mana subjek pada awalnya dikelompokkan ke dalam klasifikasi yang berbeda seperti usia, status sosial ekonomi atau jenis kelamin.

Kemudian, peneliti secara acak memilih daftar akhir subyek dari strata yang berbeda. Penting untuk dicatat bahwa semua strata tidak boleh tumpang tindih.

Para peneliti biasanya menggunakan stratified random sampling jika mereka ingin mempelajari subkelompok tertentu dalam populasi. Ini juga lebih disukai daripada pengambilan sampel acak sederhana karena menjamin hasil statistik yang lebih tepat.

Sampling Rumpun (Cluster Sampling)

Sampling Rumpun yaitu metode pengambilan sampel dengan membagi populasi ke dalam kelompok kewilayahan kemudian memilih wakil dari tiap-tiap kelompok. Pengambilan sampel cluster dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

  • Cluster Sampling Satu Tahap, yaitu seluruh cluster dipilih secara acak untuk pengambilan sampel.
  • Cluster Sampling Dua Tahap, yaitu di sini pertama-tama kita secara acak memilih kelompok dan kemudian dari kelompok yang dipilih, kita secara acak memilih elemen untuk pengambilan sampel.

Sampling Bertahap (Multistage Sampling)

Sampling bertahap yaitu metode pengambilan sampel melibatkan kombinasi dua atau lebih teknik pengambilan sampel yang disebutkan di atas. Hal ini dilakukan karena  dalam sebagian besar penelitian kompleks yang dilakukan di lapangan atau di laboratorium, tidak cocok untuk hanya menggunakan satu jenis sampel probabilitas.

Sehingga sebagian besar penelitian dilakukan dalam tahap yang berbeda dengan setiap tahap menerapkan teknik pengambilan sampel acak yang berbeda. Misalnya, pada tahap pertama menggunakan metode stratified sampling, kemudian pada tahap kedua menggunakan metode simple random sampling dan seterusnya sampai mencapai sampel yang diinginkan.

Non-Probability Sampling

Non-probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki peluang nol. Itu artinya bahwa pengambilan sampel didasarkan pada kriteria tertentu seperti status, kuantitas, kesukarelaan dan sebagainya.

Ada beragam metode non-probability sampling dengan turunan dan variasinya, tapi yang paling banyak digunakan yaitu sebagai berikut:

Sampling Kuota (Quota Sampling)

Sampling kuota hampir mirip dengan stratified sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada proporsi ciri-ciri tertentu untuk menghindari bias, atau dengan kata lain pengambilan sampel ini tergantung dari beberapa standar yang telah ditentukan sebelumnya.

Ini memilih sampel yang representatif dari populasi. Proporsi karakteristik / sifat dalam sampel harus sama dengan populasi. Elemen dipilih sampai proporsi yang tepat dari jenis data tertentu diperoleh atau data yang cukup dalam berbagai kategori dikumpulkan.

Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)

Sampling kebetulan yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bisa dijadikan sebagai sampel jika orang yang kebetulan ditemui tersebut dipandang cocok sebagai sumber data. Dengan menggunakan teknik ini, pengambilan sampel tidak ditentukan terlebih dahulu.

Sampling Purposif (Purposive or Judgemental Sampling)

Sampling purposive yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada seleksi khusus atau kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti siapa yang akan dijadikan sebagai informan, atau dengan kata lain pengambilan sampel ini didasarkan pada tujuan studi. Hanya elemen-elemen itu yang akan dipilih dari populasi yang paling cocok untuk tujuan penelitian.

Sampling Sukarela (Voluntary Sampling)

Pengambilan sampel sukarela yaitu pengambilan sampe yang didasarkan atas kerelaan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Metode ini paling banyak digunakan dalam jajak pendapat.

Sampling Bola Salju (Snowball Sampling)/ Sampling Referensi

Pengambilan sampel bola salju yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada penelusuran sampel sebelumnya. Teknik ini digunakan dalam situasi di mana populasi sama sekali tidak diketahui dan langka.

Teknik ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan dari respoonden pertama yang dipilih untuk merekomendasikan responden lain yang sesuai dengan deskripsi sampel yang dibutuhkan.

Contoh Teknik Sampling

Berikut ini contoh teknik sampling, antara lain adalah sebagai berikut;

Random Sampling

Misalnya seleksi acak 20 siswa dari kelas 50 siswa. Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Di sini probabilitas seleksi adalah 1/50.

Systematic Random Sampling

Misalnya memilih 20 sampel dari populasi yang berisi 100 elemen, yaitu: (1) susun sampling frame: (2) tetapkan nilai k = 5; (3) tentukan sampel pertama secara random, misal diperoleh 6; (4) tentukan sampel berikutnya adalah 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41, 46, 51, 56, 61, 66, 71, 76, 81, 86, 91, 96, dan 1.

Stratified Random Sampling

Misalnya memilih sampel yang akan dilakukan terhadap peserta kelas metodologi penelitian sosial yang secara keseluruhan berjumlah 80 orang.

Informasi tambahan bagi peneliti yaitu bahwa dari 80 orang tersebut 60 orang diantaranya adalah perempuan dan sisanya laki-laki. Apabila peneliti menganggap informasi ini penting untuk analisa, maka stratified sampling lebih cocok digunakan untuk memilih sampel.

Cluster sampling

Misalnya pemilihan sampel pegawai pada suatu departemen yang pegawainya tersebar pada berbagai unit kerja yang juga tersebar secara geografis.

Dalam kasus ini, peneliti bisa menjadikan unit kerja sebagai cluster dan selanjutnya secara acak memilih beberapa unit kerja sebagai sampel. Pada tiap-tiap unit kerja yang terpilih tersebut kemudian seluruh pegawai dijadikan sampel  penelitian.

Multi-Stage Sampling

Dalam terknik ini populasi dibagi menjadi beberapa kelompok dan kemudian kelompok ini dibagi lagi dan dikelompokkan ke dalam berbagai sub kelompok (strata) berdasarkan kesamaan. Satu atau lebih cluster dapat dipilih secara acak dari setiap strata. Proses ini berlanjut sampai cluster tidak dapat dibagi lagi.

Misalnya negara dapat dibagi menjadi negara, kota, perkotaan dan pedesaan dan semua wilayah dengan karakteristik yang sama dapat digabung bersama untuk membentuk strata.

Quota Sampling

Misalnya jika dalam suatu populasi terdapat 45% wanita dan 55% pria, maka sampel yang diambil harus mencerminkan persentase pria dan wanita yang sama.

Accidental Sampling

Misalnya jika populasi yang dipilih adalah setiap pegguna jalan tol, maka peneliti mengambil sampel dari orang-orang yang kebetulan melintas di jalan tersebut pada waktu pengamatan.

Purposive or Judgemental Sampling

Misalnya jika peneliti akan mengkaji tentang kriminalitas di Kota Semarang, maka peneliti dapat mengambil informan yaitu Kapolresta Semarang, seorang pelaku kriminal dan seorang korban kriminal.

Snowball Sampling

Misalnya ini digunakan dalam situasi topik yang sangat sensitif seperti HIV Aids di mana orang tidak akan secara terbuka berdiskusi dan berpartisipasi dalam survei untuk berbagi informasi tentang AIDS.

Tidak semua korban akan menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga peneliti dapat menghubungi orang yang mereka kenal atau sukarelawan untuk menghubungi korban dan mengumpulkan informasi. Membantu dalam situasi di mana kita tidak memiliki akses pada responden yang sesuai dengan karakteristik yang kita cari, dimulai dengan mencari orang lain untuk mengumpulkan informasi.

Demikianlah tadi materi lengkap yang telah kami selesaikan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian teknik sampling menurut para ahli, jenis, dan contohnya dalam penelitian. Semoga melalui bahasan ini bisa memberikan wawasan serta pengetahuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *