Pengertian Skala Pengukuran, Jenis, dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian Skala Pengukuran, Jenis, dan Contohnya

Pada hakekatnya konsep yang haruslah dipahami bahwa tidak semua jenis data penelitian dibuat sama. Oleh sebab itu, akan sangat membantu apabila kita dapat  mengklasifikasikan kumpulan data berdasarkan kriteria yang berbeda. Salah satunya yaitu bisa membedakan jenis data dengan mengklasifikasikannya ke dalam empat skala pengukuran, yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio.

Dimana skala pengukuran itu sendiri bisa diartikan sebagai hubungan antara nilai-nilai yang diberikan pada atribut suatu variabel penelitian. Prihal ini misalnya jika data berbentuk nominal, maka kita tahu bahwa tidak akan menghitung rata-rata nilai atau melakukan uji-t pada data.

Skala Pengukuran

Tahapan dalam melakukan analisis statistik dan statistika terhadap data, penting untuk terlebih dahulu memahami variabel dan apa yang harus diukur menggunakan variabel tersebut. Disini ada berbagai tingkat atau skala pengukuran dalam statistik dan data yang diukur dengan menggunakan skala tersebut secara luas dapat diklasifikasikan menjadi data untuk penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.

Pengertian Skala Pengukuran

Skala pengukuran adalah serangkaian klasifikasi yang menggambarkan sifat informasi dalam nilai yang diberikan pada suatu variabel, hal ini tentusaja menghubungkan nilai-nilai yang diberikan pada suatu variabel satu sama lain, sehingga atas dasar itulah tingkat pengukuran digunakan untuk menggambarkan informasi dalam nilai-nilai.

Pengertian Skala Pengukuran Menurut Para Ahli

Adapun definisi skala pengukuran menurut para ahli, antara lain:

  1. Muhammad (2005), Skala pengukuran adalah sebagai penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel berdasarkan jenis data berdasarkan sifatnya yang melekat dalam variabel penelitian.
  2. Lukmanul Hakim (2022), Skala pengukuran adalah bagian dari adanya penentu dalam memilih metode atau rumus yang akan digunakan dalam proses riset.

Jenis Skala Pengukuran

Sedangkan untuk klasifikasi paling terkenal untuk skala pengukuran yang dapat dibedakan menjai empat tingkat, yaitu contoh nominal, ordinal, interval, dan rasio. Berikut penjelasannya:

  1. Skala Nominal

Skala nominal merupakan skala atau tingkat pengukuran terendah dari empat cara lainnya dalam mengkarakterisasi data. Data nominal berarti “hanya dalam nama”, sehingga data nominal mengacu pada data yang berkaitan dengan nama, kategori, atau label. Atau dengan kata lain, data yang diukur menggunakan skala nominal adalah kualitatif. Dalam skala pengukuran ini, kata, huruf, dan simbol alfanumerik dapat digunakan

Dalam skala nominal, angka yang diberikan untuk setiap variabel hanya digunakan untuk mengklasifikasikan variabel tersebut, tidak ada urutan yang tersirat. Misalnya, manajer investasi dapat memilih untuk menetapkan nomor 1 untuk saham berkapitalisasi kecil, nomor 2 untuk obligasi korporasi, nomor 3 untuk derivatif, dan seterusnya.

Data pada tingkat nominal bersifat kualitatif. Prihal ini misalnya saja warna mata, jawaban ya atau tidak terhadap penelitian survai, dan sereal sarapan favorit semuanya berhubungan dengan skala pengukuran nominal.

  1. Skala Ordinal

Skala ordinal menyajikan lebih banyak informasi daripada skala nominal dan, oleh karena itu, merupakan tingkat pengukuran yang lebih tinggi dibandingkan skala nominal. Dalam skala ordinal, ada hubungan yang teratur antara observasi variabel. Atau dengan kata lain, dalam pengukuran data ordinal, atribut dapat diurutkan berdasarkan peringkat.

Skala ordinal memungkinkan kita untuk mengurutkan item menggunakan nomor urut, yang  menunjukkan posisi atau peringkat item secara berurutan: Pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Tapi, kita tidak memiliki ukuran jarak, atau interval, diantara peringkat tersebut. Atau bisa dikatakan bahwa dalam hal ini jarak antar atribut tidak memiliki arti apapun.

Misalnya, daftar 500 manajer reksa dana dapat diberi peringkat dengan menetapkan nomor 1 untuk manajer berkinerja terbaik, nomor 2 untuk manajer berkinerja terbaik kedua, dan seterusnya. Dengan jenis pengukuran ini, dapat disimpulkan bahwa manajer reksa dana peringkat 1 memiliki kinerja yang lebih baik daripada manajer reksa dana peringkat 2.

  1. Skala Interval

Skala interval menyajikan lebih banyak informasi daripada skala ordinal, karena memberikan jaminan bahwa perbedaan antara nilai adalah sama. Dengan kata lain, skala data interval adalah skala ordinal tetapi dengan nilai skala ekivalen dari interval rendah hingga tinggi.

Skala data interval bisa juga diartikan sebagai skala pengukuran yang berkaitan dengan data yang dapat diurutkan, di mana perbedaan antara data tersebut masuk akal, tapi data tidak memiliki titik awal. Dengan skala interval pengukuran, kita memiliki data kuantitatif.

Skala interval memiliki tiga karakteristik utama, yaitu: (1) Nilai-nilai memiliki urutan yang berarti; (2) Jarak antara peringkat dapat diukur; (3) Tidak ada nol yang sesungguhnya atau nol alami. Karakteristik yang ketiga itulah yang sekaligus menjadi salah satu kelemahan dalam skala interval, karena nol tidak mewakili ketiadaan sesuatu dalam skala interval. Misalnya suhu -0 ° C tidak berartu bahwa tidak adanya suhu.

  1. Skala Rasio

Skala rasio adalah skala yang paling informatif, karena ini adalah tingkat pengukuran yang paling tinggi. Skala rasio memberikan peringkat, memastikan perbedaan yang sama antara nilai skala, dan memiliki titik nol yang sebenarnya. Pada dasarnya, skala rasio dapat dianggap sebagai skala nominal, ordinal, dan interval yang digabungkan menjadi satu.

Angka nol dalam skala data rasio membuat jenis pengukuran ini tidak seperti jenis pengukuran lainnya, meskipun sifat-sifatnya mirip dengan skala pengukuran interval. Dalam pengukuran dengan skala rasio, pembagian antara titik-titik pada skala memiliki jarak yang setara di antara mereka.

Oleh sebab itu, pada skala pengukuran rasio, tidak hanya jumlah dan selisih yang dapat dihitung, tetapi juga rasio. Satu pengukuran dapat dibagi dengan pengukuran bukan nol, dan angka yang bermakna akan dihasilkan.

Tujuan Skala Pengukuran

Disisi lainnya, untuk tujuan mengetahuai skala pengukuran. Antara lain;

  1. Mampu Menafsirkan Variabel Penelitian

Mengetahui skala pengukuran yang tepat menjadi hal yang penting karena akan membantu kita memutuskan bagaimana menafsirkan data dari suatu variabel penelitian. Adapun variabel penelitian yaitu besaran yang nilainya berubah di seluruh populasi dan dapat diukur. Misalnya, sampel individu yang dipekerjakan.

Variabel untuk kumpulan populasi tersebut dapat berupa industri, lokasi, jenis kelamin, usia, keterampilan, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Nilai variabel dalam sampel tersebut akan berbeda untuk setiap karyawan.

  1. Mampu untuk Memustuskan Uji Statistik

Mengetahui tingkat pengukuran juga akan membantu untuk memutuskan analisis statistik apa yang sesuai dengan nilai yang ditetapkan. Oleh karena itulah skala pengukuran suatu variabel seperti contoh yang telah disebutkan tersebut menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan.

Disini sangatlah terlihat bahwa sifat matematis suatu variabel atau dengan kata lain bagaimana suatu variabel diukur dianggap sebagai skala pengukuran.

Contoh Skala Pengukuran

Mengacu pada jenis-jenis skala pengukuran yang telah disebutkan di atas, masing-masing contoh pada skala pengukuran tersebut yaitu sebagai berikut.

  1. Contoh Skala Nominal

Contoh skala nominal misalnya:

  1. Untuk mengelompokkan orang menurut makanan favoritnya, seperti bakso, nasi goreng, soto, dan sate, maka menempatkan bakso pada urutan pertama dan sate pada urutan keempat tidak berarti yang satu lebih enak dibandingkan yang lain karena itu tergantung selera masing-masing orang.
  2. Perusahaan smartphone adalah contoh lain dari data skala nominal. Beberapa contohnya adalah Sony, Motorola, Nokia, Samsung dan Apple. Nama-nama tersebut hanyalah daftar merek dan tidak ada tingkatan yang disepakati. Beberapa orang mungkin menyukai Apple, tapi itu hanyalah pendapat yang bisa saja berbeda dengan orang lainnya.
  3. Nomor punggung para pemain bola basket adalah ukuran pada tingkat nominal. Seorang pemain dengan nomor 30 tidak berarti lebih baik dari seorang pemain dengan nomor 15, dan tentu saja tidak dua kali lipat dari nomor 15.
  1. Contoh Skala Ordinal

Contoh skala ordinal misalnya:

  1. Seorang siswa mendapat nilai tertinggi 100 di kelas. Dalam hal ini, dia akan diberi peringkat pertama. Kemudian, teman sekelas lain mendapat nilai tertinggi kedua yaitu 95; dia akan diberi peringkat kedua. Dan siswa ketiga yang mendapat nilai 90, dia akan diberi peringkat ketiga, dan seterusnya.
  2. Pada suatu survei, peneliti mengkodekan Pencapaian Pendidikan sebagai berikut:
0 Tidak Lulus SD
1 Lulus Sekolah Menengah
2 Lulusan Diploma
3 Lulusan S1
4 Lulusan S2
5 Lulusan S3

Dalam ukuran ini, angka yang lebih tinggi berarti menunjukkan pendidikan yang lebih tinggi. Tetapi apakah jarak dari 0 ke 1 sama dengan 3 ke 4? Tentu saja tidak. Interval antara nilai tidak dapat diinterpretasikan dalam ukuran ordinal.

  1. Contoh Skala Interval

Contoh skala interval misalnya:

  1. Dalam pengukuran interval jarak antar atribut memang memiliki arti. Misalnya, ketika kita mengukur suhu (dalam Fahrenheit), jarak dari 30-40 sama dengan jarak dari 70-80. Interval antar nilai tersebut dapat ditafsirkan. Oleh sebab itu, masuk akal untuk menghitung rata-rata variabel interval dalam skala pengukuran interval, tapi tidak masuk akal untuk melakukannya untuk skala ordinal. Tetapi perhatikan bahwa dalam rasio pengukuran interval tidak masuk akal atau tidak berarti bahwa (- 80) derajat dua kali lebih panas dari 40 derajat (walaupun nilai atributnya dua kali lebih besar).
  2. Skor pada Tes Bakat Skolastik Dewan Perguruan Tinggi, yang mengukur skor siswa dalam membaca, menulis, dan matematika pada skala 200 hingga 800 juga termasuk contoh skala interval.
  1. Contoh Skala Rasio

Contoh skala rasio misalnya:

  1. Pengukuran uang adalah contoh skala rasio. Seorang individu yang memiliki uang Rp 0 bisa dikatakan tidak memiliki uang. Dengan titik nol yang sebenarnya, adalah benar untuk mengatakan bahwa seseorang dengan uang Rp 100 memiliki uang dua kali lebih banyak daripada seseorang dengan Rp 50.
  2. Jarak dalam sistem pengukuran apa pun juga termasuk contoh skala rasio. Jarak memberi kita data pada tingkat rasio. Pengukuran seperti 0 kaki memang masuk akal, sebab tidak mewakili panjang. Selanjutnya, panjang 2 kaki menunjukkan jarak yang dua kali lebih panjang dibandingkan 1 kaki.

Nah, demikinalah saja artikel lengkap yang bisa kami sajikan pada semua kalangan berkenaan dengan adanya pengertian skala pengukuran menurut para ahli, macam, tujuan membuat, dan contohnya dalam penelitian ilmiah. Semoga bisa berguna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *