Pengertian Hipotesis Penelitian, Jenis, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Diposting pada

Hipotesis Penelitian

Sebelum para ilmuwan dapat mulai mengerjakan pertanyaan yang menarik minat mereka, mereka perlu merumuskan hipotesis penelitian. Ini adalah langkah penting dalam metode ilmiah karena menentukan arah penelitian. Para ilmuwan perlu meneliti karya sebelumnya di daerah tersebut dan memilih desain eksperimental yang akan digunakan untuk membantu mereka menemukan data yang mendukung atau menolak hipotesis mereka.

Hipotesis yang dipilih oleh para peneliti akan mempengaruhi desain penelitian atau eksperimen yang mereka lakukan, dan akan mengarahkan cara hasil penelitian dikomunikasikan melalui laporan hasil penelitian. Mereka juga dapat mendorong penelitian lebih lanjut dengan menetapkan garis dasar penelitian dan mempersempit daftar variabel yang mungkin memengaruhi suatu hubungan. Secara sederhana hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara untuk masalah penelitian yang diajukan sehingga dapat diuji. Untuk memperjelas pemahaman kita tentang hipotesis penelitian, artikel ini akan mengulas tentang pengertian hipotesis penelitian, jenis, manfaat, dan cara membuatnya.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian (H1) adalah pernyataan yang dibuat oleh para peneliti ketika mereka berspekulasi pada hasil penelitian atau eksperimen. Setiap desain eksperimental yang benar harus memiliki pernyataan ini sebagai inti dari strukturnya, sebagai tujuan akhir dari setiap eksperimen.

Hipotesis dihasilkan melalui sejumlah cara, tetapi biasanya merupakan hasil dari proses penalaran induktif di mana pengamatan mengarah pada pembentukan teori. Para ilmuwan kemudian menggunakan sejumlah besar metode deduktif untuk sampai pada hipotesis yang dapat diuji, dapat dipalsukan, dan realistis.

Prekursor hipotesis adalah masalah penelitian, biasanya dibingkai dalam bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan apa, atau mengapa, sesuatu terjadi.

Hipotesis penelitian adalah mengurai masalah menjadi sesuatu yang dapat diuji dan dimanipulasi. Para ilmuwan harus menghasilkan hipotesis yang realistis dan dapat diuji di mana hipotesis tersebut dapat membangun eksperimen.

Hipotesis harus dapat diuji, dengan mempertimbangkan pengetahuan dan teknik terkini, dan realistis. Jika peneliti tidak memiliki anggaran multi-juta dolar, maka tidak ada gunanya menghasilkan hipotesis yang rumit. Hipotesis harus dapat diverifikasi dengan cara statistik dan analitis, untuk memungkinkan. verifikasi.

Faktanya, sebuah hipotesis tidak pernah terbukti, dan lebih baik menggunakan istilah ‘didukung’ atau ‘diverifikasi’. Ini berarti bahwa penelitian menunjukkan bahwa bukti mendukung hipotesis dan penelitian lebih lanjut dibangun di atasnya

Hipotesis penelitian, yang tahan uji waktu, akhirnya menjadi teori, seperti Relativitas Umum Einstein. Bahkan saat itu, seperti halnya Hukum Newton, hukum itu masih bisa diadaptasi.

Pengertian Hipotesis Penelitian

Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hypo yang berarti “di bawah” dan thesis yang berarti “pendirian/pendapat/kepastian”, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakanjawaban sementara terhadap suatu masalah yang sifatnya masih praduga karena harus dibuktikan terlebih dahulu.

The American Heritage Dictionary mendefinisikan hipotesis sebagai, “penjelasan sementara untuk pengamatan, fenomena, atau masalah ilmiah yang dapat diuji dengan penyelidikan lebih lanjut.” Ini berarti hipotesis adalah batu loncatan menuju teori yang akan dibuktikan.

Agar suatu hipotesis dapat dianggap sebagai hipotesis ilmiah, hipotesis harus dibuktikan melalui metode ilmiah. Seperti hal lain dalam hidup, ada banyak jalan yang harus diambil untuk mencapai akhir yang sama.

Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Para Ahli

Adapun definisi hipotesis penelitian menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;

Suharsimi Arikunto

Hipotesis adalah  jawaban yang masih bersifat sementara terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data-data yang terkumpul.

Kerlinger (1973)

Hipotesis merupakan pernyataan serangkaian dugaan yang didasarkan pada hubungan antara dua variabel atau lebih.

Zikmund (1997)

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai proposisi atau dugaan yang belum terbukti, atau masih bersifat tentative atau sementara untuk menjelaskan fakta atau fenomena, serta kemungkinan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Suryabrata (2000)

Hipotesis adalah deduksi dari teori ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai hasil observasi untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif).

Sudjana (2005)

Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan.

Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007)

Hipotesis merupakan pernyataan atau tuduhan bahwa sementara masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus diuji secara empiris.

Sugiyono (2009)

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dikatakan sementara sebab jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.

Dantes (2012)

Hipotesis merupakan praduga atau asumsi yang harus diuji melalui data atau fakta yang diperoleh dengan jalan penelitian.

Jenis Hipotesis Penelitian

Terdapat bermacam-macam jenis hipotesis, diantaranya yaitu adalah sebagai berikut;

Hipotesis Berdasarkan pada Kategori Rumusannya

Berdasarkan kategori rumusannya, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

Hipotesis nihil (Ho)

Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Misalnya yaitu Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP.

Hipotesis alternatif (Ha)

Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Misalnya yaitu Ada hubungan antara lama belajar dengan prestasi belajar siswa SMP.

Hipotesis alternatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

  • Hipotesisi Terarah (Directional Hypotheses)

Hipotesis terarah yaitu hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel bebas memang sudah diprediksi memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.

Misalnya yaitu;

Siswa yang diajar dengan metode inkuiri memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode curah pendapat.
  • Hipotesis Tak Terarah (Non-Directional Hypotheses)

Hipotesis tak terarah yaitu hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel bebas akan memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.

Fraenkel dan Wallen (1990:42) mengemukakan bahwa hipotesis tak terarah tersebut menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan dilakukan. Misalnya yaitu Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode mengajar inkuiri dan ceramah terhadap prestasi belajar siswa.

Hipotesis Berdasarkan Sifat Variabel Yang Akan Diuji

Berdasarka sifat variabel yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

Hipotesis tentang hubungan

Yaitu hipotesis yang menyatakan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu ke penelitian korelasional. Hubungan antara variabel tersebut bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu:

  • Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik

Misalnya yaitu Hubungan antara kemampuan fisika dengan kimia.Nilai fisika  memiliki hubungan yang sejajar dengan nilai kimia, tetapi ini bukan merupakan sebab akibat dan timbal balik. Nilai fisika yang tinggi tidak menyebabkan nilai kimia yang tinggi, begitu pula sebaliknya.

Keduanya memiliki hubungan yang kemungkinan disebabkan oleh faktor lain, misalnya yaitu kebiasaan berpikir logik (tentang ke IPA-an), sehingga mengakibatkan adanya hubungan antara keduanya.

  • Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik

Misalnya yaitu Hubungan antara tingkat kekayaan dengan kelancaran berusaha. Semakin tinggi tingkat kekayaan, maka tingkat kelancaran usaha juga semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.

  • Hubungan yang menunjuk pada sebab-akibat, tetapi tidak timbal balik

Misalnya yaitu Hubungan antara waktu Proses Belajar Mengajar dengan tingkat kejenuhan siswa. Semakin lama waktu PBM berlangsung, maka siswa akan semakin jenuh terhadap pelajaran yang disampaikan.

Hipotesis tentang perbedaan

Yaitu hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan dalam variabel penelitian tertentu pada kelompok yang berbeda. Hipotesis tentang perbedaan mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.

Misalnya yaitu;

Ada perbedaan antara pretasi belajar siswa SMA antara yang diajar dengan metode ceramah dan tanya jawab dan metode diskusi (penelitian eksperimen).

Contoh lain misalnya;

Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang berada di kota dan di desa (penelitian komparatif).

Hipotesis Berdasarkan Keluasan atau Lingkup Variabel Yang Diuji

Berdasarka keluasan atau lingkup variabel yang diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

  • Hipotesis mayor

Yaitu hipotesis yang mencakup kaitan semua variabel dan semua objek penelitian. Misalnya yaitu “Terdapat hubungan antara kondisi sosial-ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP”.

  • Hipotesis minor

Yaitu hipotesis yang terdiri atas bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis mayor). Misalnya yaitu Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi  belajar siswa SMA; Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA; Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA.

Manfaat Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan salah satu elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Pandangan yang mendukung pernyataan tersebut untuk menunjukkan manfaat atau kegunaan hipotesis, diantaranya yaitu:

  1. Hipotesis sebagai alat kerja teoritis. Hipotesis bisa dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah yang akan diteliti. Sebagai contoh, misal penyebab dan konsekuensi dari konflik bisa dijelaskan melalui teori konflik.
  2. Hipotesis bisa diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidaknya suatu teori.
  3. Hipotesis sebagai alat untuk memajukan pengetahuan. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salah dalam cara bebas dari nilai-nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.

Cara Membuat Hipotesis Penelitian

Proses pembentukan hipotesis adalah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan secara sadar, hati-hati, dan diarahkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah salah satu proposisi yang dapat diuji secara langsung.

Seringkali, salah satu bagian tersulit dalam mendesain dan menulis makalah penelitian adalah menulis hipotesis. Seluruh percobaan seringkali berputar-putar di sekitar hipotesis penelitian (H1) dan hipotesis nol (H0), sehingga membuat kesalahan di sini dapat merusak seluruh desain.

Berikut ini beberapa kiat dalam menulis hipotesis penelitian yang baik, antara lain:

  1. Buatlah daftar pertanyaan terlebih dahulu. Sebelum membuat hipotesis, Anda harus mengidentifikasi dengan jelas pertanyaan yang ingin Anda pelajari.
  2. Hipotesis adalah pernyataan, bukan pertanyaan. Hipotesis Anda bukanlah pertanyaan ilmiah dalam proyek penelitian Anda. Hipotesis adalah prediksi yang berdasar pada teori.
  3. Jelaskan Hipotesis Anda. Hipotesis yang baik ditulis dalam bahasa yang jelas dan sederhana. Membaca hipotesis Anda harus memberi tahu seorang pembimbing dengan tepat apa yang Anda pikir akan terjadi ketika Anda memulai proyek penelitian Anda.
  4. Ingat variabel-variabel yang Anda gunakan. Hipotesis yang baik mendefinisikan variabel dalam istilah yang mudah diukur, seperti siapa partisipannya, perubahan apa selama pengujian, dan apa dampak perubahan itu.
  5. Pastikan hipotesis Anda “dapat diuji.” Untuk membuktikan atau menyangkal hipotesis Anda, Anda harus dapat melakukan percobaan dan melakukan pengukuran atau pengamatan untuk melihat bagaimana dua hal (variabel Anda) saling terkait. Anda juga harus dapat mengulangi percobaan berulang kali, jika perlu.
  6. Untuk membuat hipotesis yang “dapat diuji”, pastikan Anda telah melakukan semua hal ini.
  7. Pikirkan eksperimen apa yang perlu Anda lakukan untuk melakukan tes atau uji variabel.
  8. Mengidentifikasi variabel dalam proyek penelitian.
  9. Mengemukakan dengan jelas variabel independen dan dependen dalam pernyataan hipotesis. (Ini membantu memastikan bahwa pernyataan Anda cukup spesifik).
  10. Lakukan penelitian Anda. Anda mungkin menemukan banyak penelitian yang serupa dengan studi kasus yang telah Anda dilakukan. Apa yang Anda pelajari dari penelitian dan data yang tersedia dapat membantu Anda membentuk proyek dan hipotesis Anda.
  11. Jangan menggigit lebih dari yang bisa Anda kunyah! Menjawab beberapa pertanyaan ilmiah dapat melibatkan lebih dari satu percobaan, masing-masing dengan hipotesisnya sendiri. Pastikan hipotesis Anda adalah pernyataan spesifik yang berkaitan dengan satu percobaan.

Nah, demikianlah serangkaian artikel yang telah kami bagikan terkait dengan pengertian hipotesis penelitian menurut para ahli, jenis, manfaat, contoh, dan cara membuatnya. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan pembaca sekalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *