Pengertian Penelitian Deskriptif, Macam, Ciri, dan Cara Menulisnya

Diposting pada

Pengertian Penelitian Deskriptif, Macam, Ciri, dan Cara Menulisnya

Penelitian deskriptif kerapkali dipergunakan dalam mengukur sebuah karakteristik suatu populasi atau fenomena yang sedang menjadi objek penelitian. Prihal ini tentusaja deskripsif tidak menjawab pertanyaan tentang bagaimana/kapan/mengapa karakteristik terjadi. Akan tetapi memberikan ulasan terkait pertanyaan “apa”. Seperti apa karakteristik populasi atau situasi yang sedang dipelajari?. Apa karakteristik yang digunakan untuk menggambarkan situasi atau populasi biasanya semacam skema kategoris yang juga dikenal sebagai kategori deskriptif.

Adapun sebagai contohnya misalnya daftar tabel periodik mengkategorikan elemen. Disini sangatlah jelas bahwa para ilmuwan menggunakan pengetahuan tentang sifat elektron, proton, dan neutron untuk menyusun skema kategorikal ini. Sehingga sampai sekaranglah tersusun tabel periodik. Tetapi yang pasti untuk memaparkannya dibutuhkan penelitian deskriptif untuk hasil penelitian yang lebih baik lagi.

Penelitian Deskriptif

Biasanya penggunaan riset deskriptif berfokus pada penjelasan tentang penggambaran sifat segmen demografis, tanpa berfokus pada “mengapa” fenomena tertentu terjadi. Dengan kata itulah setidaknya proses penggambaran subjek penelitian, tanpa mencakup “mengapa” itu terjadi.

Sehingga secara singkat dalam hal ini deskriptif menjadi metode penelitian yang menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang diteliti. Metodologi ini lebih berfokus pada “apa” subjek penelitian daripada “mengapa” subjek penelitian.

Pengertian Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah arti penelitian yang dipergunakan untuk menggambarkan serangkaian situasi, subjek, perilaku, atau fenomena terkait dengan pertanyaan tentang siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana terkait dengan rumusan masalah penelitian tertentu.

Pengertian Penelitian Deskriptif Menurut Para Ahli

Adapun definisi penelitian deskriptif menurut para ahli, antara lain;

  1. Etna Widodo dan Mukhtar (2000)

Penelitian deskriptif ialah jenis metode penelitian yang digunakan untuk memperjelas gejala sosial melalui berbagai variabel penelitian yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Dalam tulisannya, belaiu menambahkan bahwa penelitian deskriptif tidak memerlukan hipotesis, lantaran pengujian serta penulisannya baru akan dilakukan setelah terjun di lapangan.

  1. Sukmadinata (2006)

Penelitian deskriptif ialah karakteristik penelitian yang mengungkapkan secara spesifik berbagai fenomena sosial dan alam yang ada di dalam kehidupan masyarakat. Spesifik yang dimaksud dalam hal ini adalah lebih dekat pada hubungan, dampak, dan cara penyelesainnya yang diungkapkan.

  1. Hidayat (2010)

Penelitian deskriptif ialah sebuah penelitian yang lebih luas dalam penggunaan data-datanya. Maksud “luas” dalam hal ini artinya lebih condong pada analisa yang panjang dari ujung awal sampai akhir. Penyelesaian dalam metode penelitian deskriptif inilah yang menyebabkan seseorang harus mempunyai komitmen yang kuat dari teori sampai ketika terjun di lapangan.

  1. Punaji (2010)

Pengertian penelitian deskriptif ialah metode riset yang bertujuan untuk menjelaskan secara spesifik periwtiwa sosial dan alam. Kespesifikan pengunaan teori inilah menyebabkan alasan bahwa penelitian deskriptif dapat menggunakan data berupa angka-angka yang ada dalam penelitian kuantitatif dan kata-kata (teori) yang lebih condong dalam penelitian kualitatatif.

Macam Penelitian Deskriptif

Terdapat beberapa desain penelitian deskriptif berdasarkan metode yang digunakan, antara lain:

  1. Studi Kasus

Metode studi kasus adalah kajian mendalam tentang suatu fenomena, seorang individu atau sekelompok kecil individu. Ini memungkinakan peneliti terlibat maupun tidak terlibat interaksi dengan subyek yang diteliti. Metode riset ini digunakan untuk menganalisis tren/kecenderungan, fenomena atau kondisi tertentu. Di sini peneliti seharusnya mempersempit subjek penelitian umum dan berkonsentrasi pada ‘kasus’ yang dipilih secara strategis alih-alih subjek uji yang dipilih secara acak.

Studi kasus mengarah pada hipotesis dan memperluas ruang lingkup lebih lanjut untuk mempelajari suatu fenomena. Namun, studi kasus tidak boleh digunakan untuk menentukan sebab dan akibat karena tidak memiliki kapasitas untuk membuat prediksi yang akurat karena mungkin ada bias pada bagian peneliti.

Alasan lain mengapa studi kasus bukan cara yang akurat untuk melakukan penelitian deskriptif adalah karena mungkin ada responden atipikal dalam penelitian dan menggambarkan mereka mengarah pada generalisasi yang buruk dan menjauh dari validitas eksternal.

  1. Metode Observasional

Metode observasional adalah metode paling efektif untuk melakukan penelitian deskriptif. Observasi kuantitatif dan observasi kualitatif digunakan dalam metode penelitian ini.

Observasi kuantitatif adalah pengumpulan data objektif yang terutama difokuskan pada angka dan nilai. Hasil pengamatan kuantitatif diperoleh dengan menggunakan metode analisis statistik dan numerik. Ini menyiratkan pengamatan terhadap entitas apa pun yang dapat dikaitkan dengan nilai numerik seperti usia, bentuk, berat, volume, skala, dan lain-lain.

Observasi kualitatif tidak melibatkan pengukuran atau angka tetapi hanya memantau karakteristik. Dalam hal ini peneliti mengamati responden dari kejauhan. Karena responden berada di lingkungan yang nyaman, karakteristik yang diamati akan bersifat alami dan efektif.

Metode observasional digunakan untuk meninjau dan merekam tindakan dan perilaku sekelompok subjek uji di lingkungan alaminya. Metode penelitian deskriptif ini ditandai dengan partisipasi aktif peneliti dalam peristiwa yang sedang dipelajari.

Data yang dikumpulkan melalui observasi bersifat deskriptif dan dalam bentuk catatan, diasimilasi dalam jangka waktu lama, atau rekaman perilaku dan komunikasi anggota kelompok. Faktor penting yang perlu diingat adalah bahwa peneliti tidak boleh mempengaruhi perilaku para subjek uji dengan cara apa pun.

  1. Survei

Dalam metode survei peneliti berinteraksi dengan subjek uji dengan mengumpulkan informasi melalui penggunaan survei atau kuesioner, atau jajak pendapat. Agar penelitian survei dapat mengumpulkan data berkualitas baik, ia harus memiliki pertanyaan survei yang baik, yang harus merupakan campuran yang seimbang antara pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.

Metode survei dapat dilakukan secara online atau offline yang menjadikannya pilihan untuk penelitian deskriptif di mana ukuran sampel sangat besar.

Survei biasanya digunakan oleh otoritas pemerintah di tingkat lokal maupun nasional untuk mengumpulkan informasi demografis penting. Ini mudah untuk dirancang dan biaya yang dibutuhkan bervariasi sesuai dengan skala penelitian.

Ciri Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif memiliki beberapa ciri yang membedakannya dari jenis penelitian lainnya, antara lain:

  1. Dalam desain penelitian kuantitatif, penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel utama subjek studi, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status marital, sosial ekonomi, dan lain-lain yang sesuai tujuan penelitian.
  2. Dalam penelitian deskriptif murni tidak diperlukan kelompok kontrol sebagai pembanding sebab yang dicari adalah prevalensi fenomena tertentu, atau untuk mendapatkan gambaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan suatu fenomena.
  3. Terdapat hubungan sebab-akibat hanya merupakan perkiraan yang didasarkan atas tabel silang yang disajikan.
  4. Hasil penelitian hanya disajikan sesuai dengan data yang didapatkan tanpa dilakukan analisis yang mendalam. Penyajian data hasil penelitian bisa berupa tabel distribusi frekuensi, tabel silang dan grafik. Perhitungan yang dilakukan hanya berupa persentase, proporsi, rata-rata, rate, rasio, simpangan baku, dan sesuai dengan skala ukuran data yang diperoleh.
  5. Penelitian deskriptif sebagai penelitian pendahuluan yang digunakan bersama-sama dengan hampir semua jenis penelitian, misalnya dalam pennetuan kriteria subjek studi.
  6. Pengumpulan data dilakukan dalam satu saat atau satu periode tertentu dan setiap subjek studi selama penelitian hanya diamati satu kali.
  7. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional berupa sampling survay atau data sekunder dari rekam medis.
  8. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada wilayah terbatas seperti desa atau kecamatan atau meliputi wilayah yang besar seperti negara, misalnya survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI).

Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Deskriptif

Disisi lain, untuk penggunaan penelitian deskriptif memiliki sejumlah keunggulan dan juga kekurangan. Penjelasannya;

Keunggulan

Antara lain:

  1. Efektif untuk menganalisis topik dan masalah yang tidak dikuantifikasi
  2. Kemungkinan untuk mengamati fenomena di lingkungan alami yang sepenuhnya alami dan tidak berubah
  3. Kesempatan untuk mengintegrasikan metode pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif
  4. Tidak memakan waktu dibandingkan eksperimen kuantitatif

Kelemahan

Antara lain:

  1. Studi deskriptif tidak dapat menguji atau memverifikasi masalah penelitian secara statistik
  2. Hasil penelitian dapat mencerminkan tingkat bias tertentu karena tidak adanya tes statistik
  3. Sebagian besar penelitian deskriptif tidak ‘dapat diulang’ karena sifat pengamatan mereka
  4. Studi deskriptif tidak membantu dalam mengidentifikasi penyebab di balik fenomena yang dijelaskan

Tujuan Penelitian Deskriptif

Sedangkan untuk tujuan dari penelitian deskriptif, yakni;

  1. Menjelaskan Secara Gambang Permasalahan dengan Penelitian

Penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk menyoroti permasalahan melalui proses pengumpulan data yang memungkinkan mereka untuk menggambarkan situasi lebih lengkap daripada yang mungkin dilakukan tanpa menggunakan metode ini.

Sehingga pada intinya, studi deskriptif digunakan untuk menggambarkan berbagai aspek fenomena. Dalam formatnya yang populer, penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik dan/atau perilaku populasi sampel.

  1. Mengubungkan Data Kualitatif dan Kuantatif

Tujuan lainnya dalam mempergunakan metode ini ialah untuk menggumpulan berbagai jenis data penelitian. Alasannya karena penelitian ini berusaha untuk mengumpulkan informasi kuantitatif yang dapat digunakan untuk menganalisis secara statistik subjek tertentu. Deskripsi penelitian digunakan untuk mengamati dan menggambarkan subjek penelitian atau masalah tanpa mempengaruhi atau memanipulasi variabel dengan cara apa pun.

Oleh karena itu, studi ini benar-benar korelasional atau observasional, dan bukan eksperimental. Jenis penelitian ini bersifat konklusif, bukan eksplorasi. Oleh karena itu, penelitian deskriptif tidak berusaha untuk menjawab “mengapa” dan tidak digunakan untuk menemukan kesimpulan, membuat prediksi atau membangun hubungan sebab akibat.

Studi deskriptif terkait erat dengan studi observasional, tetapi mereka tidak terbatas dengan metode pengumpulan data observasi. Studi kasus dan survei juga dapat ditetapkan sebagai metode pengumpulan data populer yang digunakan dengan studi deskriptif.

  1. Menjelasakan Permasalahan dalam Ilmu Sosial

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelasan secara ilmiah permasalahn dalam ilmu sosial. Seperti sosiologi, psikologi dan penelitian pendidikan. Alasannya karena mampu memberikan kumpulan data yang kaya, yang sering membawa pada pengetahuan baru atau kesadaran yang mungkin tidak diketahui atau ditemui.

Sehingga riset berguna ketika mengumpulkan informasi dengan gangguan pada subjek atau ketika tidak mungkin untuk menguji dan mengukur sejumlah besar sampel. Penelitian ini memungkinkan para peneliti untuk mengamati perilaku alami tanpa memengaruhi mereka dengan cara apa pun.

Cara Menuliskan Penelitian Deskriptif

Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan penelitian deskriptif, antara lain:

  1. Melakukan identifikasi terhadap adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.
  2. Melakukan pembatasan dan perumusan permasalahan secara jelas.
  3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
  4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji.
  5. Menyusun kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan/atau hipotesis penelitian.
  6. Menentukan desain metode penelitian yang akan digunakan. Dalam hal ini mencakup penentuan populasi, sampel, teknik sampling, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
  7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan melakukan analisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
  8. Membuat laporan penelitian.

Contoh Penelitian Deskriptif

Adapun secara singkat untuk contoh yang berhubungan dengan judul penelitian deskriptif. Misalnya saja;

  1. Penelitian Terjadinya Konflik di Lampung dengan Metode Kualitatif

Prihal ini proses penjelasan tentang terjadinya konflik yang ada di Provinsi Lampung bisa mempergunakan penelitian deskriptif kualitatif tentusaja dengan terlebih dahulu menelaah proses terjadinya konflik, dampak konflik, dan upaya dalam penyelesaiannya.

Kesimpulan

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa untuk struktur desain penelitian yang paling umum digunakan adalah gaya deskriptif. Sebagaimana dipahami oleh namanya, informasi yang dipertimbangkan untuk penelitian, serta penyajian hasil akan bersifat deskriptif.

Oleh karena itulah sebagian besar riset ini dipergunakan dalam bidang ilmu sosial dan humaniora, seperti manajemen, psikologi, pendidikan, antropologi, ilmu politik, bahasa, dan lain-lain. Sehingga penelitian deskriptif tidak cocok dengan definisi metodologi penelitian kuantitatif atau kualitatif, tetapi sebaliknya dapat memanfaatkan unsur-unsur keduanya, seringkali dalam penelitian yang sama.

Demikianlah serangkaian artikel yang memberikan bahwasan secara lengkap terkait dengan pengertian penelitian deskriptif menurut para ahli, macam, ciri, contoh, dan cara menuliskannya. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan serta pengetahuan mendalam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *